Pengumpul Berita

Persahabatan yang Sulit Itu Baik untuk Anda

RSS Wanita - Sel, 10/10/2023 - 10:12

Artikel oleh Frances Tibayan

Bagaimana seorang perempuan Kristen mengasihi saudari seimannya yang sulit untuk dikasihinya? Euodia dan Sintikhe, misalnya, memiliki hubungan yang tegang dan cukup sulit sehingga rasul Paulus mengingatkan mereka untuk "hidup rukun dalam Tuhan" (Filipi 4:2, AYT).

Panggilan untuk berbagi kehidupan dengan keluarga gereja memberkati jiwa, tetapi juga memiliki beban yang kompleks. Allah mengharapkan kita untuk berjalan bersama dalam kasih persaudaraan (1 Tesalonika 4:9; Ibrani 13:1; 2 Petrus 1:7). Mengasihi satu sama lain adalah panggilan yang sangat tinggi -- panggilan yang mustahil untuk dilakukan seorang diri. Rencana-rencana Iblis dan kedagingan kita sendiri sering kali membuat kasih yang tulus terasa seperti mimpi di siang bolong. Sementara beberapa hubungan terasa begitu manis, menyegarkan, dan menantang, hubungan yang lain sering kali terasa sulit, membingungkan, dan bahkan menguras tenaga.

Banyak wanita yang saya kasihi yang frustrasi mengalami hubungan seperti ini di gereja mereka. Hubungan tersebut secara agresif mengganggu perasaan kita, membuat kita menjadi kritis dan terganggu. Ketika kehangatan tidak dibalas, maka perasaan diabaikan atau ketidakpedulian menggoda kita untuk membenci saudari tersebut. Kadang-kadang kita bersikap jahat satu sama lain. Kita malu karena merasa seperti ini. Kita merasa disalahpahami oleh saudari kita. Bahkan, suami, keluarga, dan teman-teman kita mungkin dapat terjebak di tengah-tengahnya.

Dengan hubungan yang menguduskan ini, Allah dengan baik hati menyingkapkan kesombongan kita, sambil mengingatkan kita akan kasih-Nya. Sangat menyedihkan melihat wanita lain yang mengalami masalah ini tidak memiliki strategi untuk menghadapinya. Berikut adalah beberapa pemikiran untuk membantu Anda mengasihi saudari seiman Anda dengan baik, dan menikmati supremasi Allah di tengah-tengah persahabatan yang rumit.

1. Mengucap syukurlah untuk saudari Anda.

Allah dengan penuh kasih memerintahkan, "Mengucap syukurlah dalam segala hal. Sebab, itulah kehendak Allah bagimu di dalam Kristus Yesus" (1 Tesalonika 5:18, AYT). Dalam segala hal? Ya, bersyukurlah kepada Allah untuk teman ini, dengan iman akan kebaikannya, bahkan ketika Anda tidak dapat melihat mengapa persahabatan ini baik untuk Anda. Yakobus memerintahkan kita untuk menganggap semua pencobaan sebagai sukacita (Yakobus 1:2-4).

Allah telah menempatkan Anda secara strategis dalam persahabatan khusus ini karena suatu alasan. Satu hal yang pasti: persahabatan ini akan memurnikan Anda dan iman Anda (1 Petrus 1:6-7). Memang menyakitkan untuk dimurnikan, tetapi hal ini penting bagi kita semua. Dan pada akhirnya, hal ini benar-benar baik bagi kita. Dengan mengembangkan sikap yang penuh syukur, kita akan ingat bahwa situasi ini bukanlah sebuah kesalahan, tetapi dimaksudkan untuk menghasilkan pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada penyataan Yesus Kristus.

Jika saudari ini adalah orang percaya, ini jelas bukan sebuah kompetisi. Bersyukurlah kepada Allah karena Dia secara aktif bekerja di dalam diri Anda berdua untuk membuat Anda semakin serupa dengan-Nya.

2. Jujurlah bahwa hubungan itu sulit.

Akui bahwa hubungan itu rumit dan sulit. Mengabaikan atau meremehkan kesulitan tidak ada gunanya bagi siapa pun. Akui saja pada diri Anda sendiri, pada Tuhan, dan pada saudari Anda. Bicaralah dengannya secara pribadi dan langsung, karena hal itu sering kali dapat menjernihkan keadaan (Matius 18:15). Ketika Anda berbicara dengannya, ingatkan dia bahwa Anda peduli dan mengasihinya. Katakan padanya bahwa memiliki hubungan ini baik untuk Anda, dan bahwa Anda ingin secara konsisten bersikap terbuka dan jujur. Hanya karena persahabatan itu sulit, bukan berarti kepahitan atau kemarahan tidak bisa dihindari. Anda masih bisa saling mengasihi satu sama lain di tengah-tengah rasa sakit dan luka.

Berdamailah dengan kenyataan bahwa kerumitan mungkin akan terus ada. Hubungan Anda mungkin tidak akan pernah dihiasi oleh warna-warni pelangi dan kupu-kupu yang indah, tetapi akan selalu diwarnai dengan badai yang kelam. Allah mungkin telah menetapkan bahwa hubungan ini tidak akan menjadi lebih baik sampai di surga. Namun, kedewasaan rohani Anda terletak pada pemahaman bahwa kebahagiaan tidak didasarkan pada seberapa baik persahabatan yang Anda miliki (atau tidak Anda miliki), tetapi seberapa besar Kristus dialami dan dinikmati melalui persahabatan tersebut.

Orang Kristen menikmati Kristus bahkan dalam kesedihan -- "berdukacita, tetapi selalu bersukacita" (2 Korintus 6:10) -- karena kita masih berada di dunia ini. Marilah kita berhati-hati dalam memberhalakan dan menuntut hubungan yang nyaman dari Allah yang tidak terbatas bijaksana dan baik, dan yang mengasihi kita dan mengetahui apa yang terbaik bagi kita (dan siapa yang terbaik bagi kita).

3. Berdoalah.

Tuhan peduli akan hal ini. Dia tidak mengharapkan Anda untuk sekadar tegar. Dia tahu perjuangan Anda secara pribadi, sebagaimana Dia berjalan bersama dan memuridkan kedua belas murid.

Jujurlah dalam doa-doa Anda -- ceritakan kepada-Nya di mana dan bagaimana Anda berjuang untuk mengasihi teman Anda. Mintalah kepada Tuhan untuk menolong Anda mengasihi dia -- untuk menolong Anda melihat lebih banyak tentang Kristus dan lebih sedikit tentang diri Anda sendiri. Berdoalah agar Dia memampukan Anda untuk mematikan keinginan-keinginan Anda.

Mintalah kepada Allah untuk menyingkapkan dosa-dosa Anda. Setiap orang memiliki titik-titik kelemahan (Ibrani 3:12). Periksalah hati Anda untuk mencari dosa. Bagaimana hal itu muncul dalam interaksi Anda dengan teman Anda yang satu ini? Anda mungkin harus meminta maaf kepadanya. Hal ini akan merendahkan hati Anda, tetapi kerendahan hati selalu merupakan jalan Kristen ke depan (Filipi 2:3). Sungguh suatu presentasi yang indah dari Injil: orang-orang berdosa yang bertobat dan meminta pengampunan kepada Allah dan satu sama lain. Hal ini membantu membangun kehidupan dan gereja Anda menjadi sebuah komunitas yang penuh kasih karunia dan bukan perpecahan.

4. Ambillah langkah-langkah kecil ke arahnya.

Carilah cara-cara kecil untuk meningkatkan hubungan. Jangan berpegang teguh pada persahabatan ideal Anda. Mulailah interaksi. Jangan berkecil hati ketika Anda mendapatkan sikap dingin.

Sapa dia dengan hangat setiap hari Minggu. Sangat menarik bahwa Paulus memerintahkan kita untuk saling menyapa dengan ciuman kudus (Roma 16:16; 1 Korintus 16:20; 2 Korintus 13:12; 1 Tesalonika 5:26). Ketika dosa memecah belah hubungan, sapaan sering kali menjadi hal pertama yang diabaikan. Pikirkanlah setiap sapaan sebagai langkah kecil untuk memperbaiki hubungan sejauh itu tergantung pada Anda (Roma 12:18).

5. Mintalah bantuan.

Dengan memerangi pikiran-pikiran yang tidak jelas, tidak berguna, atau berdosa, orang ketiga memberkati upaya untuk mematikan dosa dan membawa kasih ke dalam persahabatan yang sedang bermasalah.


Bersama-sama, mintalah seorang wanita yang saleh -- yang tidak takut untuk mengatakan kebenaran dalam kasih -- untuk menjadi penengah. Ketika pikiran-pikiran yang tidak sehat dan pahit membusuk, berbicara dengan seorang penengah akan membantu Anda untuk mendengarkan pikiran Anda sendiri dan mengevaluasinya. Dengan memerangi pikiran-pikiran yang tidak jelas, tidak berguna, atau berdosa, orang ketiga memberkati upaya untuk mematikan dosa dan membawa kasih ke dalam persahabatan yang sedang bermasalah. Jika perlu, libatkanlah suami Anda. Suami Anda dapat menjaga Anda agar tidak memikirkan komentar atau situasi yang tampaknya tidak masuk akal dan mengasumsikan yang terburuk.

6. Doronglah para wanita lain.

Pergumulan Anda sendiri memberikan kesempatan yang unik untuk menjadi teladan bagi orang lain. Dengan hati-hati, tanpa membuat diri Anda menjadi pahlawan dan tanpa bergosip, gunakanlah hubungan Anda untuk menyemangati saudari-saudari lain yang memiliki pergumulan yang sama. Doronglah mereka untuk bersukacita di dalam Allah, memeriksa hati mereka, dan mintalah pertolongan agar mereka juga dapat mengalami kebaikan Allah di dalam Kristus.

Meskipun kita semua memiliki hubungan yang sulit, anugerah Allah selalu cukup. Bersikaplah terutama dalam doa, strategis, dan murah hati dalam persahabatan Anda yang sulit, waspadalah terhadap sikap acuh tak acuh dan kepahitan. Bergembiralah, bersukacitalah, dan bertekunlah dalam kasih, dengan mengetahui bahwa Allah sanggup memberikan anugerah yang kita butuhkan dalam setiap hubungan. (t/Jing-jing)

Diambil dari: Nama situs : Desiring God Alamat situs : https://www.desiringgod.org/articles/difficult-friendships-are-good-for-you Judul asli artikel : Difficult Friendships Are Good for You Penulis artikel : Frances Tibayan Tanggal akses : 10 Agustus 2023

Istri yang Tidak Diinginkan Pria Mana Pun

RSS Wanita - Kam, 24/08/2023 - 07:55

Pelajaran dari Pernikahan yang Paling Sulit

Jika pernah ada pernikahan seperti demikian, itu pasti salah satu yang paling sulit dalam sejarah.

Banyak pernikahan dimulai dengan bahagia, kemudian mengalami tahun-tahun penuh kesengsaraan (bahkan mungkin dalam hitungan bulan), tetapi ini berbeda. Pernikahan ini bukan ditentukan untuk menjadi bencana; itu sendiri merupakan tragedi sebelum gaun itu menyentuh pelaminan. Seluruh kota tahu gadis seperti apa dia. Banyak pria yang tahu secara langsung. Saat mempelai pria mengucapkan sumpahnya, "Aku mengasihimu dalam suka maupun duka ..." ide yang lebih buruk, bahkan di altar, tampak seperti pernyataan remeh yang mengerikan. Dan, ide yang lebih baik, seperti fantasi naif.

Saat ia berdiri di sana, ia tahu persis apa yang dia hadapi. Ia tahu air mata akan mengalir. Ia tahu berapa malam dia bisa tidur sendirian, bertanya-tanya di mana istrinya mungkin berada, apakah dia aman, pria macam apa yang mungkin memeluknya. Ia tahu percakapan menyiksa yang mungkin dia lakukan dengan anak-anak mereka. Ia tahu - tetapi ia tetap menikahinya. Ia mengambilnya untuk menjadi miliknya. Mengapa?

TUHAN berfirman kepada Hosea, "Pergilah, ambillah bagimu istri seorang sundal dan milikilah anak-anak dari seorang sundal, sebab negeri ini telah melakukan persundalan dengan hebat dan meninggalkan TUHAN." Karena itu, dia pergi dan mengambil Gomer, anak perempuan Diblaim. (Hosea 1:2-3, AYT)

Paradoks yang Pahit

Kita tidak tahu apakah Hosea dan Gomer melakukan upacara khas Ibrani, tetapi pernikahan mereka akan mendapat banyak perhatian. Dan, itu memang dimaksudkan demikian. Ketika keduanya menjadi satu, Allah menangkap mata orang-orang yang tidak setia yang berkeliaran.

Ketika Allah menyuruh Hosea untuk mengambil wanita tidak bermoral ini sebagai istri sahnya, ia membuat sebuah pernyataan -- pernyataan yang keras dan menyinggung. "Mengapa dia, ya Tuhan?" Hosea mungkin bertanya dengan benar. "Sebab negeri ini telah melakukan persundalan dengan hebat dan meninggalkan TUHAN." Kasih mereka terhadap-Ku telah menjadi dingin dan tidak peduli, mereka menganggap remeh gandum dan anggur dan perlindungan-Ku, dan mereka telah merangkak ke tempat tidur, lagi dan lagi, dengan para dewa dunia ini. Bukan hanya persundalan, tapi persundalan besar. Mereka menyembah dengan penuh semangat pada altar kesenangan duniawi, kelimpahan, kenyamanan, kesombongan, dan kemudian berani pulang dan memberikan kepada-Ku apa pun yang tersisa.

Dan, Allah telah memperingatkan mereka. Akan tetapi, mereka tidak mau mendengarkan, jadi Dia melukiskan kepada mereka suatu gambar sebagai gantinya -- gambar yang gelap, memalukan, dan menyakitkan. Dia merencanakan pernikahan yang tak seorang pun ingin menghadirinya. Dia mengangkat cermin dan membuat mereka ingin berpaling. Dia mengirim Hosea untuk mencintai dan menyukai Gomer, "istri seorang sundal." Pengantin wanita yang tidak bisa dipercaya. Paradoks yang pahit.

Jenis Pelacur yang Dia Cintai

Apa yang membuat Gomer menjadi pelacur? Kita tidak diberitahu banyak, tetapi kita bertemu dengannya melalui perzinaan umat Allah.

Israel yang keras kepala menunjukkan kepada kita bahwa Gomer adalah tipe wanita yang berkata, "Aku akan pergi kepada kekasih-kekasihku, yang memberi rotiku dan airku, bulu dombaku dan kain linenku, minyakku dan minumanku" (Hosea 2:5, AYT). Dengan kata lain, aku tidak mendapatkan apa yang kuinginkan di rumah, jadi aku akan mencari pria yang akan memberikan apa yang kuinginkan. Dia adalah tipe wanita yang mengambil apa yang diberikan suaminya dan menggunakannya untuk menarik dan menyenangkan pria lain (Hosea 2:8; lihat Yakobus 4:3). Dia adalah tipe wanita yang menghargai pria lain atas semua yang telah dilakukan suaminya untuknya (Hosea 2:12). Dia adalah tipe wanita yang tidak layak untuk pria yang baik.

Istri pelacur diterima seperti lambang kemurnian - seperti pengantin yang paling diinginkan. Malam pengampunan dan rekonsiliasi adalah sebagai malam pernikahan.


Namun, ia mencintainya. Hosea memilihnya, mencarinya, membelinya, dan mencintainya. "Oleh sebab itu aku membelinya dengan 15 syikal perak dan satu setengah homer jelai. Aku berkata kepadanya, 'Kamu harus tinggal bersamaku banyak hari. Kamu tidak menjadi sundal atau menjadi kepunyaan laki-laki lain. Demikian juga aku kepadamu'" (Hosea 3:2-3, AYT). Dapatkah kau mendengar khotbah yang telah Allah siapkan? Israel, izinkan aku menunjukkan siapa kau sebenarnya -- dan biarkan aku menunjukkan siapa aku sebenarnya. Jika bukan karena pengabdian Hosea, pernikahan mereka, seperti banyak pernikahan lainnya, hanya akan mengajarkan keduniawian, keegoisan, dan keterasingan. Itu mungkin dengan baik melukiskan Israel yang berdosa, tetapi itu akan menjadi coretan di seluruh kasih Allah.

Cinta tak henti-hentinya dari seorang suami yang setia, membuat pelacur menjadi lambang belas kasihan, dan pernikahan mereka menjadi keajaiban kasih karunia.

Pelajaran tentang Pernikahan dari Surga

Pernikahan mereka akan mengejutkan bukan terutama karena sejarah Gomer yang hina dan bobrok, tetapi karena sinar yang berbeda dan tak terduga dari matanya, mata yang merupakan bayangan dari mata surgawi yang penuh kasih. Rasakan kontras yang tiba-tiba di tengah-tengah ayat-ayat ini:

"Aku akan menghukumnya karena hari-hari perayaan Baal yang dia lakukan,
dengan membakar kurban bagi mereka,
dan menghiasi dirinya dengan anting-anting dan perhiasannya,
dan pergi mengikuti kekasih-kekasihnya
dan melupakan Aku," firman Tuhan.

Oleh sebab itu, lihatlah, Aku akan memikatnya,
dan membawanya ke dalam padang belantara,
dan berbicara dengan lembut kepadanya. (Hosea 2:13-14, AYT)

Dia berdandan untuk pria lain. Dia melepaskan cincin yang kubelikan untuknya. Ketika dia pergi, dia berjalan melewati anak-anak kami. Dan, bahkan ketika pria lain tidak menginginkannya, dia mengejarnya. Dia menghabiskan semuanya untuk memilikinya. Dan, dia melupakanku. Karena itu ... apa? Bagaimana engkau akan menyelesaikan kalimat itu setelah pengkhianatan seperti itu?

Karena itu, aku akan memikatnya. Itulah klimaks dari khotbah yang disebut pernikahan ini: Allah menginginkan istri yang tidak diinginkan pria mana pun. Setelah semua yang dia lakukan untuk membuatnya pergi, cintanya membara. Dia merayu wanita yang kebanyakan pria akan tinggalkan. Dan, dia akan memilikinya, meskipun itu akan merugikannya dengan cara yang paling buruk. Suatu hari nanti, Anaknya akan datang dan menyandang nama Tiada Belas Kasihan (Hosea 1:6), supaya kita, istri pelacur, dapat disebut kekasih.

Skandal Pertunangan

Saat Allah melihat pengantin wanita yang Dia selamatkan dari perbudakan menjerumuskan dirinya ke dalam perzinaan, Dia tahu betul bahwa suatu hari Dia akan membawanya pulang. Dia berjanji untuk menemukannya, menyelamatkannya, dan merayunya.

Aku akan menjadikanmu istri-Ku untuk selama-selamanya. Aku akan menjadikanmu istri-Ku dalam kebenaran dan keadilan, dalam kasih setia dan dalam belas kasih. Aku akan menjadikanmu istri-Ku dalam kesetiaan sehingga kamu akan mengenal TUHAN. (Hosea 2:19-20)

Dia mengulangi diri-Nya sendiri tiga kali karena Dia tahu betapa tak terbayangkan, bahkan memalukan cinta ini: "Aku akan menjadikanmu istri-Ku .... Aku akan menjadikanmu istri-Ku .... Aku akan menjadikanmu istri-Ku ...." Pengulangan itu mendorong pengharapan ke dalam semua ketakutan kita bahwa Allah mungkin tidak mengampuni kita. "Aku bisa mengampuni. ... aku akan mengampuni. ... Aku akan mencintaimu seolah-olah kamu tidak pernah pergi."

Perhatikan Dia berkata, "Aku akan menjadikanmu istri-Ku," bukan hanya, "Aku akan membawamu kembali." Ray Ortlund menekankan keajaiban cinta ini:

Misteri anugerah yang diungkapkan di sini adalah janji pembaruan kovenan -- meskipun kata pembaruan pun lemah, karena nubuat ini tidak hanya menjanjikan kebangkitan kembali pernikahan lama, tetapi juga penciptaan pernikahan baru. ... Masa lalu yang buruk akan dilupakan dan mereka akan memulai dari awal lagi, seolah-olah tidak ada yang salah. (God's Unfaithful Wife, 70)

Istri pelacur diterima seperti lambang kemurnian - seperti pengantin yang paling diinginkan. Malam pengampunan dan rekonsiliasi adalah sebagai malam pernikahan. Tidak peduli apa yang dilihatnya di cermin, matanya sekarang memberi tahu dia bahwa dia baru dan menawan, "bunga bakung di antara semak-semak berduri" (Kidung Agung 2:2). Ketika Hosea pergi ke altar dan memutuskan untuk bersuka atas istrinya yang berzina, ia mengkhotbahkan sebuah teks yang belum ditulis:

Suami-suami, kasihilah istrimu seperti Kristus mengasihi jemaat dan memberikan diri-Nya bagi jemaat, untuk menguduskan mereka dengan membersihkannya lewat pembasuhan air dengan firman. Dengan demikian, Kristus dapat mempersembahkan jemaat kepada diri-Nya dalam kemuliaan, tanpa noda, atau tanpa kerut, atau semacamnya sehingga jemaat menjadi kudus dan tidak bercela. (Efesus 5:25-27, AYT)

Konseling Pranikah Nabi

Apa arti cinta Hosea kepada Gomer bagi pernikahan hari ini? Meskipun kita bukan nabi yang diperintahkan untuk menikahi pelacur, pernikahan kita adalah kenabian dengan caranya sendiri.

Seperti cinta Hosea yang kontra budaya, setiap pernikahan Kristen yang setia melawan dan menghadapi dunia yang cinta dengan dosa. Setiap pasangan yang setia adalah kontras dengan keburukan dan kehancuran pemberontakan kita melawan Allah - dan mercusuar yang memikat lebih banyak orang berdosa untuk masuk ke dalam belas kasihan-Nya. Setiap sumpah yang dipegang, terlepas dari semua alasan untuk meninggalkan, memberi tahu seseorang bahwa Cinta sejati itu ada, bahwa pengampunan itu mungkin, bahwa ada lebih banyak hal dalam hidup daripada yang mungkin ditawarkan Setan.

Kita tidak tahu berapa banyak orang di Israel yang melihat Hosea, menyadari betapa sempitnya kehidupan duniawi mereka yang menyedihkan, dan menyelami Allah kembali. Siapa yang mungkin melihat pernikahan Anda dan diguncangkan dari cara hidup duniawi dan kosong? Siapa yang akhirnya bisa bertemu Allah karena Anda bertahan, mencintai, memaafkan, dan mengejar pasangan Anda?

Namun, jika Hosea dan Gomer mengajari kita sesuatu tentang pernikahan, itu adalah bahwa kasih Allah bersinar paling terang melalui kita pada saat pernikahan berlangsung paling sulit. Bisakah Anda bertahan untuk percaya itu? Pernikahan yang bahagia dan berkembang mungkin menyanyikan Injil dalam nada mayor yang besar dan cerah, tetapi nada minor dari pernikahan yang sulit dan penuh komitmen sering kali lebih menarik. Keindahan mereka tak terlupakan karena jauh lebih sulit untuk dijelaskan.

Aspek unik yang menantang dari pernikahan kita benar-benar dapat menjadi tahap terbesar untuk cinta sejati -- untuk menunjukkan apa artinya dipilih, diampuni, dan dihargai oleh Allah melalui Kristus. Inilah kemuliaan perjanjian pernikahan, dan pancarannya paling kuat ketika bersinar melalui kelemahan dan pergumulan pernikahan kita. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: Nama situs : Desiring God Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/a-wife-no-man-would-want Judul asli artikel : A Wife No Man Would Want Penulis artikel : Marshall Segal

Siapakah Gereja yang Teraniaya?

RSS Misi - Sen, 17/07/2023 - 15:36

Alkitab tidak menggunakan frasa "gereja yang teraniaya," tetapi berbicara banyak tentang penganiayaan terhadap umat Allah. Yesus memastikan kepada para murid-Nya bahwa mereka akan dibenci oleh karena nama-Nya (Luk. 21:17).

baca selanjutnya

Apa Kata Alkitab tentang Memberi Persembahan?

RSS Wanita - Kam, 06/07/2023 - 11:59

Apa yang Alkitab katakan tentang memberi? Dalam artikel ini, David Platt menjawab enam pertanyaan terpenting seputar memberi dalam gereja.

Apa Kata Alkitab Tentang Mengapa Kita Memberi?

Pertama, kita memberi sebagai ekspresi ibadah kepada Allah. Jemaat di Korintus diperintahkan untuk memberi "pada hari pertama setiap minggu" (1Kor. 16:2, AYT). Mereka bertemu pada hari Minggu untuk beribadah, dan Allah memerintahkan mereka untuk menyisihkan persembahan ketika mereka berkumpul. Gereja tidak menerima persembahan pada hari Minggu hanya karena itu baik. Gereja menerima persembahan pada hari Minggu karena itu telah menjadi praktik umat Allah sejak gereja pertama kali dibentuk hampir dua ribu tahun yang lalu.

Karena persembahan dilakukan setiap minggu, hal itu dapat dengan mudah menjadi rutinitas belaka. Tapi yang terjadi sebenarnya memiliki efek yang jauh lebih besar daripada itu. Dalam setiap pertemuan, gereja Tuhan berhenti sejenak untuk memberikan pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan atas harta mereka dan bahwa Dia jauh lebih berharga daripada emas atau perak. Gereja dengan senang hati memberikan harta mereka dalam penyembahan kepada Allah karena Dia lebih memuaskan dan lebih indah daripada apa pun yang dapat dibeli dengan uang.

Kedua, kita memberi sebagai luapan kasih karunia Allah. Kata yang diterjemahkan "pemberian" dalam ayat 3 adalah kata Yunani charis, yang berarti "kasih karunia." Perikop ini bukan menuntut persembahan wajib di dalam gereja, melainkan pemberian yang didorong oleh kasih karunia. Kita tidak memberi karena kita harus atau berpikir bahwa segala sesuatunya akan berjalan baik untuk kita sebagai balasannya tetapi kita memberi karena kita ingin. Kita memberi karena kita dipenuhi oleh kasih karunia yang Allah telah berikan kepada kita dalam Injil.

Apa Kata Alkitab tentang Siapa yang Memberi?

Setiap pengikut Yesus dipanggil oleh Allah untuk memberi. Paulus berkata, "... kamu masing-masing harus menyisihkan sesuatu" (ay. 2). Surat ini tidak hanya ditujukan kepada anggota gereja dengan status ekonomi atau keuangan tertentu. Itu untuk semua orang. Di gereja Korintus, anggota gereja memiliki keadaan ekonomi yang beragam, beberapa sangat miskin dan beberapa sangat kaya, namun semuanya diperintahkan untuk memberi. Demikian juga hari ini, semua orang Kristen harus memberi karena kasih karunia yang sama telah menyelamatkan kita semua, dan Tuhan yang sama memerintah atas kita semua.

Apa pun yang Allah katakan, umat-Nya melakukannya. Bagaimanapun, seorang Kristen adalah orang yang mengikuti Kristus sebagai Tuhan. Ini bukan keputusan satu kali, melainkan komitmen untuk mengikuti Kristus sepanjang hidup Anda. Segala sesuatu yang Anda miliki, termasuk harta milik Anda, rencana, impian, dan bahkan anak-anak Anda, adalah milik Yesus. Dan Dia telah memerintahkan umat-Nya untuk memberi.

Apa Kata Alkitab Tentang Dimana Kita Memberi?

Orang Kristen memberi ke dan melalui gereja lokal. Persembahan yang disebutkan dalam 1 Korintus 16 adalah untuk orang-orang kudus di Yerusalem, dan itu dikumpulkan terlebih dahulu di gereja Korintus. Setiap orang Kristen akan membawa pemberiannya ke gereja setiap minggu, dan gereja kemudian akan menyisihkan pemberian itu untuk tujuan khusus ini.

Terkadang kita memiliki gagasan bahwa kita sendirian dalam kehidupan Kristen, dan kita masing-masing dapat memberi di mana pun dan dengan cara apapun yang kita mau. Tidaklah salah, pada waktu tertentu dan untuk berbagai alasan, memberi di luar gereja. Akan tetapi, Perjanjian Baru memberikan prioritas yang jelas pada pemberian kepada gereja untuk pelayanan melalui gereja. Inilah yang kita lihat dilakukan oleh orang-orang Kristen mula-mula dalam pasal-pasal awal Kisah Para Rasul.

Mereka membawa pemberian dan persembahan mereka ke pertemuan gereja dan meletakkannya di kaki para rasul. Para pengikut Kristus ini mengumpulkan persembahan mereka untuk tujuan yang jauh lebih besar daripada yang dapat mereka capai secara individu. Kemurahan hati mereka mengobarkan persatuan di dalam gereja dan persatuan di antara gereja-gereja. Ini adalah pengingat lain bahwa Allah tidak memanggil kita untuk menjadi pemberi yang sendirian. Kita memberi bersama di gereja, dan sebagai gereja kita memutuskan bersama bagaimana uang itu digunakan.

Apa Kata Alkitab Tentang Kapan Kita Harus Memberi?

Singkatnya, kita memberi secara teratur. Ekspektasi di gereja di Korintus adalah bahwa para pengikut Kristus akan memberi "setiap minggu" (ay. 2). Nah itu bukan berarti jika Anda menerima gaji dua mingguan atau bulanan maka Anda secara alkitabiah diminta untuk menyisihkan persembahan Anda agar sesuai dengan jadwal mingguan itu. Tapi hal itu merujuk perlu adanya pola yang jelas: Alkitab mengharapkan para pengikut Kristus untuk memberi secara teratur. Kita tidak menunggu sampai kita merasakan dorongan emosional atau cek bonus mendarat di pangkuan kita, kita juga tidak memberikan sewaktu-waktu berdasarkan apakah kita merasa mampu melakukannya. Terlepas dari situasi keuangan kita, kita harus secara teratur menyisihkan sesuatu untuk dipersembahkan.

Apa Kata Alkitab tentang Berapa Banyak yang Harus Kita Berikan?

Kata "persepuluhan" berarti "sepersepuluh," dan dalam Perjanjian Lama persepuluhan diberikan untuk mendukung umat Allah, Israel (Im. 27:30; Bil. 18:21-24; Ul. 14:22-23, 28-29). Ingatlah bahwa Israel Perjanjian Lama adalah unik. Mereka bukan sekadar komunitas spiritual, seperti gereja saat ini; mereka juga negara politik, jadi sebagian dana yang mereka kumpulkan mirip dengan apa yang akan kita klasifikasikan sebagai pajak pada zaman ini.

Apa Kata Perjanjian Lama?

Saat kita memberi kepada gereja dan melalui gereja, gereja dikuatkan lebih lagi untuk menjadi seperti yang Allah rencanakan.


Jika dijumlahkan, orang Israel memberikan sekitar 20% dari pendapatan tahunan mereka, dan kemudian setiap tiga tahun mereka memberikan 10% lagi. Jadi rata-rata mencapai sekitar 23% per tahun, dan bahkan itu belum merupakan jumlah total pemberian mereka. Ada juga berbagai macam persembahan (Kel. 23:16; 35:29). Singkatnya, persepuluhan hanyalah titik awal. Itu adalah lantai (paling sedikit), bukan langit-langit (paling banyak). Dan tidak ada langit-langit (paling banyak). Memberi dalam Perjanjian Lama tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi persembahan yang bersifat wajib tanpa sukacita yang membebani umat Allah. Sebaliknya, itu adalah kesempatan untuk dengan senang hati mengakui Sang Pemberi semua pemberian yang baik.

Apa Kata Perjanjian Baru?

Dalam Perjanjian Baru, kita tidak menemukan perintah khusus untuk memberi persepuluhan. Sebaliknya, kita melihat banyak contoh memberi yang melampaui persepuluhan. Yesus berkata, "Juallah segala yang kamu miliki dan berilah kepada yang membutuhkan" (Luk. 12:33). Dia menyuruh satu orang untuk menjual semua miliknya (Luk. 18:22), dan di pasal berikutnya, seorang pengikut baru Kristus memberikan lebih dari setengah miliknya (Luk. 19:8). Dan, seperti yang telah kita lihat, gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul melakukan apa yang Yesus katakan: mereka menjual harta milik mereka dan membagikan hasilnya kepada yang membutuhkan (Kis. 2:45; 4:34-35). Berpindah dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, kita melihat pemberian yang semakin diperluas, bukan pemberian yang berkurang. Hal ini masuk akal ketika kita mengingat apa yang mendorong kita untuk memberi, yaitu limpahan kasih karunia Allah.

Mulailah dengan Perpuluhan

Jika Anda masih bertanya-tanya harus mulai dari mana, mulailah dengan memberi persepuluhan. Beberapa orang, karena kesulitan keuangan yang serius, mungkin perlu melakukannya dalam beberapa tahap dari waktu ke waktu untuk mencapai titik itu, tetapi praktik umum bagi orang Kristen setidaknya harus memulai pemberian mereka dengan persepuluhan. Persepuluhan menghormati prinsip alkitabiah, yang dijelaskan oleh Perjanjian Lama, didukung oleh Yesus, dan dipraktikkan oleh gereja mula-mula. Jangan biarkan persepuluhan menjadi garis akhir melainkan balok awal (balok yang dipasang bagi pelari untuk menahan kaki pada awal perlombaan - Red.).

Apa Kata Alkitab tentang Apa yang Terjadi Saat Kita Memberi?

Saat kita meminta nasihat keuangan, kita mencari hal yang paling terjamin. Kita ingin memastikan bahwa uang kita akan menghasilkan pengembalian yang baik. Jika Anda memberi dalam ketaatan kepada Kitab Suci, maka Anda memiliki setidaknya tiga jaminan. Pertama, memberi mengubah hati Anda. Yesus berkata, "Di tempat hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Mat. 6:21, AYT). Jika Anda membelanjakan uang Anda untuk hal-hal dunia ini, maka di situlah hati Anda akan berada. Tetapi jika Anda membelanjakan uang Anda untuk hal-hal ilahi, maka hati Anda akan bersama-Nya dan hal-hal yang menghormati Dia.

Kedua, memberi menjamin bahwa gereja akan terus bertumbuh. Saat kita memberi kepada gereja dan melalui gereja, gereja dikuatkan lebih lagi untuk menjadi seperti yang Allah rencanakan. Ketiga, memberi menjamin bahwa Allah akan dimuliakan. Bagaimana kita melawan penyembahan berhala uang dalam budaya kita dan cinta uang di hati kita? Kita memberi sebagaimana Allah telah memanggil kita untuk memberi. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: Nama situs : Radical Alamat situs : https://radical.net/article/what-does-the-bible-say-about-giving Judul asli artikel : What Does the Bible Say About Giving? Penulis artikel : David Platt

Doa Anak: 14 Cara Kreatif Membantu Anak Berbicara dengan Allah

RSS Kesaksian Doa - Kam, 11/05/2023 - 15:54

Banyak anak kecil bersemangat dan sangat senang untuk belajar berdoa. Ketika anak-anak mengenal siapa Allah dan ingin menjadi teman-Nya, mereka juga ingin berbicara dan mendengarkan Allah. Melalui doa anak, anak-anak menyadari bahwa mereka dapat datang kepada Allah dalam segala situasi. Selain itu, mereka semakin percaya kepada Allah, dan rasa percaya itu menjadi semakin dalam.

read more

18 Hal yang Harus Didoakan untuk Gereja Anda

RSS Kesaksian Doa - Kam, 11/05/2023 - 14:16

Pernahkah Anda membaca Alkitab dan memperhatikan bagaimana Paulus menaikkan doa yang begitu kaya dan dijiwai-Kerajaan untuk gereja-gereja?

read more

Tinggalkan Komentar