Dua Malaikat Kecil

Pada malam Natal, setelah menyelesaikan ketikan, saya berdiri dengan hati sedih di tengah kerumunan orang banyak, sambil menunggu datangnya kereta api bawah tanah. Sepanjang pagi saya bekerja sendiri karena semua teman kerja saya sudah mulai berlibur hari itu.

Orang-orang di sekeliling saya begitu bersemangat menceritakan perjalanan mereka pulang ke rumah untuk berkumpul dengan keluarganya. Beberapa orang membawa anak-anak mereka yang masih kecil. Sedangkan saya tidak memunyai rumah -- hanya tinggal di kamar sewaan -- saya tidak memunyai rencana apa-apa, tidak memunyai suami dan anak-anak, meskipun keadaan ekonomi saya semakin membaik pada usia mendekati tiga puluh tahun.

Tiba-tiba saya mendengar suara seruling yang mengalun jernih. Di dekat peron ada dua gadis kecil, yang sedang menyanyikan lagu Natal. Kedamaian yang terpancar dari kecantikan wajah mereka membuat mereka tampak seperti malaikat.

Saya memasukkan dua puluh lima sen ke dalam kotak seruling yang berisi tumpukan uang kecil. Kereta datang dan pergi, tetapi saya betah berdiam di sana, terpesona melihat orang-orang bergantian menaruh uang logam, bahkan ada yang memberi lembaran uang kertas. Hampir semua berpakaian lusuh, namun wajah mereka tampak berseri-seri penuh kebahagiaan. Mereka adalah orang-orang yang miskin, orang-orang yang sangat dikasihi Kristus. Di lorong peron bawah tanah yang dingin dan bising mereka berkumpul, tanpa saling mengenal, untuk merayakan Pesta Kasih di hari Natal yang saya lupakan karena terlalu sibuk mengasihani diri sendiri.

Akhirnya, saya mendengar gadis-gadis kecil itu memainkan lagu "Hai, Betlehem Kecil" dan saya mendapati bahwa saya masih hafal kata-kata dalam syair lagu yang sudah tidak saya nyanyikan lagi sejak kecil. "O, Anak kudus di Betlehem, turunlah untuk kami, doa kami. Hapuskanlah dosa kami dan masuklah ke dalam hati kami, lahirlah di dalam hati kami hari ini." Dan dalam sekejap mata, suasana di stasiun yang suram itu berubah. Ah, tentu saja ada pesta Natal yang dapat saya hadiri! Perjamuan kudus di gereja malam itu. Dan saya juga memunyai rumah! "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20) Dan saya juga memunyai seorang anak! Anak kudus yang dapat lahir setiap hari dalam diri saya apabila saya mau belajar mengasihi Dia dan ini jauh lebih indah daripada harapan yang dapat diperoleh dari anak dan pernikahan dunia.

Saya naik kereta api berikutnya dengan perasaan senang dan puas. Saya tahu kedua gadis tadi telah memberi hadiah Natal yang luar biasa kepada saya. Mereka telah mengembalikan Kristus ke tempat yang seharusnya di hari Natal dan di dalam hati saya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Kisah Nyata Seputar Natal
Judul buku asli : The New Guideposts Christmas Treasury
Penulis : Margaret B. Waage
Penerjemah : Ir. Ny. Christine Sujana
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1998
Halaman : 13 -- 16

Dipublikasikan di:

Kategori: 

Tinggalkan Komentar