Perjalanan Misi di Sibolga

Oleh: Rode

Shalom! Perkenalkan nama saya Rode. Saya bersyukur diberi anugerah oleh Tuhan untuk melayani-Nya. Pelayanan yang Tuhan percayakan membuat saya terkagum-kagum akan karya Tuhan dalam hidup saya. Saya rindu dapat melayani Tuhan lebih dari yang biasa saya lakukan di gereja. Kerinduan itu muncul ketika saya mendengar cerita dari gembala di tempat saya melayani dan hamba Tuhan lainnya tentang pengalaman menarik mereka ketika memberitakan Injil di tempat yang asing dan baru bagi mereka.

Gambar: Rode

Hingga suatu saat, Tuhan mewujudkan kerinduan saya. Dia memberikan kesempatan kepada saya, melalui ajakan gembala saya, untuk melayani Dia. Saya dan beberapa rekan pelayanan diajak bergabung pada kegiatan misi gereja ke Sibolga (salah satu kota madya di Sumatra Utara) selama 3 hari 2 malam. Tanpa berpikir panjang, saya dan rekan-rekan mengiyakan ajakan tersebut. Saya mulai mempersiapkan diri untuk pelayanan tersebut. Beberapa hari sebelum keberangkatan, kami mendapatkan beberapa nasihat dan arahan sebagai bekal mental dan rohani.

Akhirnya, hari yang kami tunggu tiba. Pagi-pagi sekali, kami berangkat dengan mengendarai mobil milik salah satu jemaat yang merelakan mobilnya untuk pelayanan misi tersebut. Awal perjalanan terasa lancar dan menyenangkan. Selain merasa senang karena akan melayani, kami juga merasa bahagia karena bisa menikmati keindahan alam sepanjang perjalanan. Mendekati tempat tujuan, kami mengalami kendala karena mobil kami kesulitan untuk masuk ke daerah tersebut. Kami nekat dan memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya menyebabkan salah satu ban mobil terperosok ke selokan. Kami bersyukur karena warga sekitar langsung menolong kami sehingga mobil kami bisa diangkat, dan kami pun bisa melanjutkan perjalanan. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada warga sekitar yang telah menolong kami.

Beberapa menit kemudian, kami tiba di tempat tujuan. Awalnya, kami berpikir akan tinggal di pastori gereja. Gembala setempat mengatakan bahwa pastori masih dalam proses pembangunan sehingga kami harus tinggal di salah satu rumah jemaat. Setelah tiba di salah satu rumah jemaat, kami menyiapkan diri, dengan mandi, sebelum melakukan pelayanan pada malam harinya. Namun, kami mengalami kendala lagi. Ternyata, daerah ini mengalami kesulitan air karena adanya permasalahan yang melibatkan pemimpin setempat yang ingin menguasai PAM. Karena itu, masyarakat harus membeli air untuk minum dan mandi. Selain itu, mereka juga harus berjalan sekitar 2 kilometer untuk pergi ke sungai. Daerah itu memiliki dua sungai yang terpisah, untuk pemandian pria dan wanita. Kami bersyukur air sungainya bersih dan terjaga karena airnya berasal dari mata air yang sama.

Gambar: Mengasihi Jiwa

Pada malam hari, kami melayani jemaat yang sakit, yang mengalami persoalan keluarga, dan yang sedang bergumul dengan berbagai hal. Setelah selesai melayani, kami kembali ke rumah tempat kami menginap, dan makan malam di sana. Makanan yang mereka sediakan terkesan asing dan baru bagi kami, tetapi kami bersyukur dan menikmati makan tersebut. Setelah selesai makan, kami melanjutkan perbincangan sekitar 2 jam. Akhirnya, kami pun kelelahan dan memutuskan untuk tidur.

Keesokan paginya, kami membantu pemilik rumah menyiapkan makanan untuk sarapan. Setelah itu, kami pergi ke sungai untuk mandi dan segera bersiap-siap untuk melanjutkan pelayanan kami berikutnya, yaitu seminar pemulihan rohani. Banyak jemaat menghadiri seminar yang kami adakan tersebut dan sebagian besar dari mereka bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat. Ternyata, salah satu dari yang kami doakan adalah dukun besar di daerah tersebut. Kami tidak menyangka Tuhan memakai kami untuk segala perbuatan ajaib-Nya. Seminar ini kami selenggarakan hingga sore hari, dan setelah itu, kami membantu pemuda di situ menyiapkan hidangan untuk jemaat yang hadir. Saya kagum dengan kerajinan, keterampilan, dan kecekatan mereka dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk pelayanan. Acara pun selesai dan kami membantu mereka membersihkan gereja. Setelah itu, gembala setempat menceritakan pergumulan pelayanannya dengan menunjukkan keadaan pembangunan pastori yang berjalan lancar oleh pertolongan Tuhan.

Gambar: Mengikut Yesus

Pada malam selanjutnya, saya dan rekan-rekan tidak turut ke rumah jemaat. Hanya gembala sidang kami dan bapak pendeta setempat yang berkunjung ke rumah jemaat. Setelah mereka pulang, kami terkejut karena mereka tidak hanya pulang dengan cerita yang luar biasa, tetapi mereka juga membawa beberapa buah durian yang besar-besar dan enak. Kami senang mendengarkan cerita mengenai pelayanan mereka, tetapi kami juga merasa sedih karena keesokan harinya kami harus pulang ke kota Pematang Siantar. Selama pelayanan di sana, kami terputus dengan dunia luar karena jaringan internet masih lemah, tetapi kami bersyukur mendapatkan pengalaman berharga kala itu.

Pada pagi hari, kami bangun dan memulai Pendalaman Alkitab (PA) bersama, kemudian kami mempersiapkan segala perlengkapan untuk dibawa pulang. Sebelum pulang, ada dua rumah jemaat yang harus kami kunjungi terlebih dahulu karena mereka merindukan kami untuk datang berkunjung, sekadar berbagi kesaksian dan mendoakan mereka. Setelah pelayanan tersebut, kami pamit pulang dan saling mengucapkan salam perpisahan. Sepanjang perjalanan pulang, kami bersyukur dan memuji perbuatan Tuhan selama pelayanan kami ini. Pengalaman tersebut begitu indah karena pekerjaan Tuhan yang nyata dalam kami.

Terpujilah nama Tuhan selama-lamanya! Tuhan memberkati kita semua.

Download Audio

“Karena, jika aku memberitakan Injil, aku tidak memiliki alasan untuk bermegah karena kewajiban itu ada atasku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”
(1 Korintus 9:16, AYT)

Kategori: 

Tinggalkan Komentar