Roh Kudus Memimpinku Berdoa

Oleh: Dennis Walker

Pada 1984, saya menjadi pendeta untuk jemaat gereja di Dodson, Louisiana. Pada Minggu, setelah pelayanan sekolah minggu selesai, saya memutuskan untuk mengunjungi salah satu jemaat yang sakit di rumah sakit setempat, yang berjarak 12 mil ke arah utara dari tanah kelahiran saya. Sementara berada di sana, saya meminta perawat untuk memeriksa tekanan darah saya. Perawat itu memeriksanya dan menunjukkan angka di atas 104 (angka yang bawah).

Beberapa hari kemudian, saya merasakan sakit di dekat jantung saya. Saya pun pergi ke V. A. Hospital di Pineville, Louisiana, yaitu sekitar 60 mil jauhnya dari rumah saya. Setelah mendaftar di rumah sakit itu, seorang dokter menyuruh stafnya untuk memeriksa saya.

Setelah semua tes selesai dan dikumpulkan, seorang dokter memanggil saya untuk masuk ke ruangannya dan dia memberikan hasil tes tersebut. Dia menanyakan kepada saya apakah saya ingin duduk. Saya menjawab, “Tidak!” Dokter memberi tahu saya bahwa ada sumbatan (nomor 2) di jantung saya. Saat dia mengatakan hal itu, saya merasa seolah-olah kekuatan dan energi saya terkuras habis dari tubuh saya, dari atas kepala sampai ke ujung kaki saya.

Gambar: Menantikan Allah

Pada momen itu, saya mulai menekankan kenyataan bahwa saya adalah seorang Kristen dan bahwa Allah menyertai saya. Saya pun langsung mulai merasakan kekuatan saya kembali lagi, mulai dari bawah kaki dan naik ke atas. Saya secara rohani diangkat oleh Allah dan seluruh energi saya pun kembali. Dokter meminta supaya saya kembali dalam jangka waktu sekitar 2 minggu, serta supaya saya menghindari stres. Yang harus menjadi perhatian utama saya adalah untuk tidak menjadi terlalu bersemangat atau terlalu bersedih mengenai apa pun.

Sekitar pukul 12:30 malam, Roh Kudus memimpin saya untuk pergi ke gedung gereja dan berdoa. Saat saya memasuki pintu gereja, saya tidak menyalakan lampunya karena saya ingin ruangan itu tetap gelap dan sunyi. Saat saya berjalan sekitar enam kaki ke altar, saya mendengar tiga ketukan keras di bangku-bangku kayu.

Ketukan itu terdengar seperti seseorang memukul-mukul bangku dengan sebuah palu. Saya berhenti dan melihat ke sebelah kanan saya, tempat sepertinya suara itu berasal. Itu tidak membuat saya takut karena saya memiliki Roh Kudus dalam diri saya.

Saya terus menuju ke altar. Sesampainya di altar, saya berlutut di depannya dan mulai berdoa kepada Allah Bapa. Saya membuka diri di hadapan-Nya dengan iman, dan memohon agar Dia menyembuhkan dan memberkati saya dengan berkat-berkat lainnya.

Gambar: Hubungan kita dan Allah

Setelah selesai berdoa, saya bangkit berdiri dan mengusap air mata dan berbalik untuk berjalan keluar. Ketika saya sampai di tempat saya mendengar tiga ketukan keras, saya mendengar tiga ketukan yang sama seperti sebelumnya; saya pun berhenti dan melihat ke sebelah kiri dan berjalan keluar, lalu mengunci ruangan itu.

Tidak lama kemudian, di kelas seminari, saya menceritakan pengalaman saya ini kepada beberapa rekan pelayan Kristen. Seorang pendeta tua mengatakan bahwa Allah sudah menyembuhkan saya setelah ketukan ketiga, saat saya sedang keluar dari gereja.

Dia memberi tahu saya bahwa tiga ketukan itu, melambangkan tiga kesaksian di bumi, yang terdapat dalam kitab 1 Yohanes 5:6-8: (6) Dia inilah yang datang dengan air dan darah: Yesus Kristus; bukan hanya dengan air, melainkan dengan air dan darah. Rohlah yang bersaksi karena Roh itulah kebenaran. (7) Sebab, ada tiga yang bersaksi di surga: (8) Roh, air, dan darah; dan ketiganya itu adalah satu. Pendeta itu juga mengatakan kepada saya bahwa air dan darah ada dalam diri saya dan bahwa Roh membuat enam ketukan di bangku-bangku kayu itu.

Saat pendeta ini memberi tahu saya demikian, saya sangat setuju dan saya merasa dikuatkan untuk memusatkan perhatian pada apa yang telah terjadi. Saya menyimpulkan bahwa tiga ketukan juga melambangkan Tritunggal: Allah Bapa, Yesus Sang Anak, dan Roh Kudus. Tiga ketukan yang pertama adalah kesaksian untuk memberi saya jaminan bahwa Mereka ada beserta saya, dan tiga ketukan yang terakhir menyembuhkan saya seperti yang dikatakan pendeta itu kepada saya.

Dua minggu telah berlalu dan saya kembali ke V.A. Hospital untuk melakukan beberapa tes dan pemeriksaan tambahan. Saya bisa berjalan dan berlari di atas “treadmill” dengan kecepatan penuh. Saya mengenakan monitor pakaian penutup dada selama 24 jam dan menyelesaikan tes-tes yang lain. Setelah mereka mengumpulkan semua hasil tesnya, seorang dokter datang ke kamar saya dengan hasil-hasilnya. Saya bertanya kepadanya, “Apakah saya bisa lari pelan-pelan?” Lalu, dia menjawab, “Ya.” Tidak ada masalah dengan tubuh saya; dan dia mengatakan bahwa saya bisa melakukan apa pun yang saya inginkan.

Lalu, saya bertanya kepada dokter mengapa saya merasakan sakit nyeri di sekitar jantung saya? Dia mengatakan mungkin itu disebabkan oleh otot yang tegang. Dengan kata lain, mereka tidak menemukan sesuatu yang salah dengan jantung atau tubuh saya.

Gambar: Dia selalu ada

Ketika dokter meninggalkan kamar, saya pun berdoa dan bersyukur kepada Allah atas apa yang sudah Dia lakukan dengan menyembuhkan saya. Dia menyembuhkan saya tepat seperti yang dikatakan pendeta tua-tua di seminari. Setelah saya selesai berdoa dan bersyukur karena Allah menyembuhkan dan memberkati saya, dada kiri saya sebelah atas mulai bergetar.

Saya menaruh tangan kanan saya di situ untuk berusaha menghentikan getarannya, tetapi tidak bisa. Lama-kelamaan getarannya berhenti dengan sendirinya. Saya tahu bahwa Allah masih mengendalikan; dan Dia mengizinkan saya untuk menyaksikan kehadiran dan kuasa penyembuhan-Nya yang menakjubkan. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Healing from God
Alamat situs : https://healingfromgod.com/healed-blockage-heart/
Judul asli artikel : Healed From A Blockage In My Heart
Penulis artikel : Dennis Walker
Tanggal akses : 21 Mei 2018

Download Audio

“Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang benar yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh, sangat besar kuasanya.”
(Yakobus 5:16, AYT)

Kategori: 

Tinggalkan Komentar