Berserah kepada Tuhan
Oleh: Lidya Putnarubun
“TUHAN akan menjagamu dari segala kejahatan, Dia akan menjaga jiwamu. TUHAN akan menjaga kepergianmu dan kedatanganmu, dari sekarang sampai selama-lamanya!” (Mazmur 121:7-8, AYT)
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas setiap hal dan kesempatan yang boleh terjadi dalam hidup saya, khususnya dalam keluarga saya. Saya selalu mengalami hal-hal luar biasa dari Tuhan.
September 2017 menjadi bulan penuh ujian bagi saya dan kedua adik saya. Hal ini dimulai ketika mama saya dan staf kantor lainnya akan melakukan perjalanan dinas selama dua hari di pulau seberang. Perjalanan dinas ini terkait dengan bidang kelautan dan perikanan.
Saya masih ingat kejadian tiga hari sebelum keberangkatan mama saya, entah ini hanya perasaan atau firasat, saya merasa gelisah untuk hal-hal yang saya pun tidak tahu. Pada saat itu, saya beberapa kali menghubungi semua orang di rumah, dan puji Tuhan, semuanya dalam keadaan baik, seperti biasanya. Sampai suatu hari, saat keberangkatan ibu saya, saya tidur di kamar bersama kedua teman saya dan saya mengalami mimpi buruk; saya melihat sesuatu yang buruk di belakang pintu kamar. Beberapa orang mungkin berpikir hal ini sebagai halusinasi saya atau karena saya lelah, tetapi tentu tidak bagi saya. Jujur, ini kejadian pertama kalinya dalam hidup saya, saya melihat sesuatu yang tidak pernah saya lihat sebelumnya.
Yang menjadi penglihatan dan kekhawatiran saya terjawab ketika saya mendapat pesan singkat dari nomor mama saya, bahwa kapal yang mereka tumpangi tenggelam dan terjadinya pada malam hari. Kecemasan saya bertambah dan rasanya ingin pingsan. Saya tidak bisa membayangkan kehidupan tanpa sosok mama di samping saya. Saya bergegas menghubunginya, dan puji Tuhan, suara yang terdengar di balik telepon adalah suara wanita yang begitu saya kasihi dan cintai, mama saya.
Mama saya bercerita bahwa tim SAR dan jajarannya menolong mereka. Kemudian, saya bertanya tentang bagaimana mungkin tim SAR bisa datang, sedangkan saya tahu bahwa di tengah laut tentu susah sinyal, bukan? Mama saya dengan penuh kelegaan menjawab bahwa semua ini karena kemahakuasaan Tuhan. Tuhan menunjukkan kemahakuasaan dan kedaulatan-Nya bukan hanya atas hidup mama saya, tetapi juga hidup penumpang lainnya. Mama juga tidak tahu bagaimana sampai sinyal bisa muncul di handphone salah satu pegawainya, dan mereka kemudian memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta pertolongan sebelum terlambat. Dengan cepat, tim SAR datang untuk mengevakuasi setiap korban yang sedang bertahan hidup di atas lautan dengan menggunakan jeriken. Mama saya kemudian diangkut dengan menggunakan helikopter dan dibawa ke dermaga, selanjutnya tim melanjutkan evakuasi untuk korban lainnya.
Ini bukan kali pertama mama saya mengalami hal ini. Pada satu sisi, saya bisa merasakan apa yang ada dalam hatinya, saya bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan hanya dengan mendengar dia berbicara. Saya sempat putus asa karena jika bukan Tuhan yang menyertai dan menjaga kehidupan mama saya, mungkin saat ini saya hanya hidup bersama kedua adik dan papa saya.
Saya bersyukur dan berterima kasih karena saya selalu melihat dan merasakan kuasa Tuhan yang begitu nyata, khususnya Tuhan menyatakan segalanya dalam kehidupan orang tua saya. Saya juga bersyukur dilahirkan dan dididik dalam keluarga yang selalu mengajarkan saya tentang pentingnya berdoa dan pentingnya mensyukuri segala hal yang terjadi dalam hidup saya, serta selalu menyertakan Tuhan dalam setiap hal yang akan saya kerjakan dan rencanakan.
“Pertolongan kita adalah di dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi!”
(Mazmur 124:8, AYT)