Tuhan Tempat Perlindungan Dan Kubu Pertahananku
Saya menerima Yesus pada tahun 2007 ketika didiagnosis menderita kanker usus besar stadium 4, yang telah menyebar hingga ke paru-paru. Saya mengundang Yesus sebagai Juru Selamat saya karena saya benar-benar membutuhkan pertolongan-Nya. Sejak itu, saya menasihati teman-teman saya yang belum percaya agar tidak seperti saya, yang berpaling kepada Yesus hanya saat membutuhkan pertolongan. Jika kita memiliki Yesus di dalam hidup kita, kita akan lebih siap menghadapi semua badai kehidupan. Akan tetapi, Allah itu baik. Dia menerima kita sebagaimana adanya kita.
Saat mengenang masa lalu, keputusan untuk berpaling kepada Tuhan merupakan keputusan terbaik yang pernah saya buat. Saya tidak dapat membayangkan apa dan bagaimana hidup saya jika Tuhan tidak bersama saya selama empat tahun terakhir. Sejak tahun 2007, saya menjalani 32 kali kemoterapi, 28 kali radioterapi, dan lebih dari 20 kali pengobatan kemoterapi, baik dalam kurun waktu seminggu ataupun dua minggu sekali. Setidaknya, saya harus menjalani satu paket kemoterapi yang terdiri atas enam kali pengobatan kemoterapi selama setahun, yang artinya setidaknya selama tiga bulan dalam setahun. Sekarang, saya sedang menjalani pengobatan kemoterapi.
Pada umumnya, pasien kanker hanya menjalani satu paket untuk enam kali pengobatan kemoterapi. Apa yang telah saya alami dan tetap saya jalani saat ini adalah melebihi jumlah itu. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Dia menopang dan menyertai saya untuk melewati fase ini.
Tidak lama setelah saya didiagnosis menderita kanker pada tahun 2007, saya menjalani operasi besar dan dirawat di ruang perawatan intensif selama enam hari. Setiap hari, saya meminta Tuhan untuk melegakan pernapasan saya dan menguatkan lengan dan kaki saya sehingga saya dapat bergerak kembali. Ketika saya dipindahkan ke bangsal perawatan umum, saya berdoa agar Tuhan memberkati saya dan semua selang diambil dari tubuh saya.
Setelah keluar dari ruang rawat, saya tetap harus kembali ke rumah sakit setiap hari untuk membalut luka bekas operasi yang besarnya kira-kira 16 inci. Ini merupakan rutinitas selama kira-kira enam puluh hari dan merupakan saat yang sangat menakutkan bagi saya. Rasa sakit selama dua minggu pertama untuk membalut luka sangat menyiksa, bahkan obat penghilang rasa sakit pun tidak menolong. Saya selalu berdoa kepada Tuhan sebelum mengganti perban. Berkat pertolongan Tuhan, rasa sakit itu dapat saya tahan.
Saya percaya Tuhan telah menyembuhkan saya. Sembilan bulan setelah operasi dan menyelesaikan paket pertama dari pengobatan kemoterapi, kondisi saya cukup membaik sehingga saya dapat kembali melakukan pekerjaan saya sebagai Asisten General Manajer. Saya mulai hidup normal, melayani di mimbar sebagai anggota paduan suara sembari menjalani pengobatan kemoterapi secara rutin.
Setiap pagi, saya bersyukur kepada Tuhan untuk hari dan anugerah kehidupan yang baru. Setiap malam, saya bersyukur kepada-Nya untuk setiap berkat yang saya terima. Ketika saya takut, saya akan merenungkan Mazmur 23, yang menyatakan, "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku."
Ketika saya menerima laporan medis yang menunjukkan kemajuan dari penyakit kanker yang saya derita, saya merenungkan Mazmur 91:1-3 yang menyatakan, "Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: 'Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.'"
Saya bersyukur kepada Tuhan untuk suami dan anggota kelompok sel yang mendukung saya. Anggota kelompok sel adalah orang-orang yang saya hubungi setelah menerima Tuhan. Mereka senantiasa mendukung, menguatkan, dan menolong saya untuk bertumbuh secara rohani. Saya sungguh diberkati karena telah dikenalkan dengan kelompok sel ini oleh Pendeta Margaret.
Ketika merefleksi perjalanan saya selama beberapa tahun yang lalu, saya sangat berterima kasih kepada Tuhan. Selain menyembuhkan saya, saya juga diberkati dengan pekerjaan yang dapat membiayai tagihan pengobatan bulanan saya yang amat mahal. Tuhan menjawab doa saya dan Dia sangat nyata dalam hidup saya. Selama saya bergantung kepada-Nya dan tidak pernah berhenti mencari-Nya, saya tahu Ia akan menunjukkan jalan-Nya bagi saya. Dia tidak menjanjikan pelayaran yang mulus kepada saya, namun Dia telah memberikan banyak janji kepada saya, yang dapat saya minta dan pegang. Allah itu baik dan Dia memiliki waktu-Nya sendiri untuk segala sesuatu. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama buletin | : | Floodgates, Edisi Mei -- Juni 2011 |
Penulis | : | Jong Ai Woon |
Penerbit | : | Damansara Utama Methodist Church, Petaling Jaya, Selangor, Malaysia |
Halaman | : | 5 |
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."
(Mazmur 23:4)