Rancangan Tuhan yang Indah dalam Hidupku
Oleh: Anju S.
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)
Saya berasal dari keluarga Kristen dan tinggal di daerah yang mayoritas penduduk aslinya adalah orang Kristen, yaitu Desa Sipultak, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Tinggal dalam keluarga Kristen memang menjadi kebanggaan bagi banyak orang, khususnya umat kristiani. Namun, hal itu bukan berarti kekristenan kita hanya sebatas status sosial. Jika ditanya saya adalah orang Kristen yang bagaimana, saya bisa menjawab kalau saya orang Kristen yang rajin beribadah, mengajar sekolah minggu, dan banyak mengikuti kegiatan di gereja. Saya merasa jadi orang Kristen yang baik karena pemahaman yang saya dapat dahulu tentang kekristenan adalah ketika saya berbuat baik, saya bisa masuk surga. Ketika rajin beribadah, saya dapat masuk surga. Hal itulah yang tertanam dalam pikiran saya sejak dahulu sebelum saya belajar mengenai firman Tuhan lebih mendalam.
Saat lulus SMA, saya berkeinginan untuk kuliah. Namun, karena keadaan orang tua kurang memungkinkan, saya harus menghilangkan keinginan tersebut. Akhirnya, saya menerima tawaran dari kakak saya untuk merantau ke Jakarta dan mencari pekerjaan. Pada suatu waktu yang tidak pernah saya pikirkan, kakak saya membawa saya ke rumah keluarga yang belum terlalu saya kenal, yaitu keluarga dari mama saya. Singkat cerita, kakak saya menyampaikan keinginan saya untuk kuliah kepada keluarga dari mama saya, yaitu tante saya yang tinggalnya di Bandung. Akhirnya, pada januari 2015, saya dibawa ke Bandung dan kuliah sambil bekerja di rumah tante saya, yaitu sebagai ART. Pekerjaan saya adalah mengurus anak tante saya, membereskan rumah, mencuci pakaian, dan pekerjaan rumah lainnya. Saya menjalaninya dengan sukacita. Namun, pada saat itu, pengenalan saya akan Tuhan belum saya rasakan dan kegiatan keagamaan saya lakukan hanya sebagai rutinitas atau formalitas yang tidak bermakna.
Banyak dosa yang saya lakukan, bahkan perbuatan saya sering kali membuat hati Tuhan terluka. Saya sadar, tetapi saya tidak dengar-degaran akan suara Tuhan. Sampai di titik yang membuat saya jatuh akhirnya menyadarkan saya akan semuanya. Saya kuliah hampir 5 tahun dan tidak mendapat hasil. Bahkan, saya hanya membuang tenaga dan uang. Banyak mata kuliah yang tidak sanggup saya jalani hingga membuat saya tidak memenuhi syarat untuk tugas akhir. Ketika merasa harapan saya hilang, saya menyerah dan akhirnya kabur dari rumah tante saya tanpa memberi kabar. Peristiwa itu terjadi pada tahun 2020.
Saya kehilangan arah dan harapan. Saya kehilangan tujuan dan saya kehilangan nilai dari mata keluarga dan saudara-saudara saya. Pada saat saya menyerah, saya kembali ke kampung saya. Di sana, saya merenungkan semua hal yang sudah saya lakukan. Saya sangat bersyukur karena masih bisa merasakan penyesalan, saya masih bisa merasakan bahwa saya pantas mengalami hal tersebut. Ayat firman Tuhan dalam "Yeremia 29:11" adalah ayat yang memberikan saya gambaran sebuah harapan. Tuhan tidak pernah mendatangkan rancangan kecelakaan bagi saya, tetapi rancangan-rancangan damai sejahtera. Saya bersyukur dengan teguran kegagalan yang saya alami. Oh ya, tinggal di kampung adalah hal yang tidak saya senangi. Banyak hal yang membuat saya tidak senang, salah satunya hubungan persaudaraan orang tua yang tidak akur, bahkan sering bertengkar. Selain itu, saya juga tidak mengalami pertumbuhan rohani ketika saya berada di kampung.
Suatu ketika pendeta saya yang di Bandung menelepon saya dan menanyakan keberadaan saya. Sebab, sudah beberapa minggu saya tidak beribadah di gereja. Saya menceritakan secara singkat apa yang terjadi pada diri saya. Akhirnya, Pak pendeta tersebut menawari saya untuk kuliah di Sekolah Tinggi Teologi Baptis Bandung. Saya sangat bersukacita dan langsung menerima tawaran tersebut. Langkah ini menunjukkan betapa Tuhan Yesus sangat mengasihi saya dan memberi harapan baru dalam hidup saya. Meskipun dalam usia yang sudah matang, saya tetap bersemangat untuk memulai kembali perkuliahan saya di tempat yang baru. Saya menyadari kasih Tuhan itu tidak pernah terlambat. Saya sangat bersyukur akan hal itu.
Di Sekolah Tinggi Teologi Baptis Bandung, saya belajar mendalami firman Tuhan dan banyak mengalami proses yang Tuhan berikan. Meskipun bukan suatu hal yang mudah, pertolongan Tuhanlah yang memampukan saya untuk melewati setiap hal yang terjadi dalam hidup saya. Rancangan Tuhan itu selalu indah karena damai sejahtera-Nya tidak pernah hilang menjadi sumber pengharapan yang baru dalam hidup saya.
Tuhan Yesus adalah sumber pengharapan kita! Kiranya kesaksian saya ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Saya rindu saudara-saudara dalam Kristus dapat merasakan rancangan Tuhan yang luar biasa dalam hidup saudara-saudari. Akhir kata, Tuhan memberkati setiap proses yang kita jalani. Biarlah dengan kuasa-Nya, Ia terus memampukan kita melewati setiap proses dari-Nya. Tuhan Yesus memberkati