Tuhan Menuntunku Mengenal Pribadi-Nya
Karena dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Katolik Roma, saya dididik dengan segala tata cara mereka semenjak kecil. Sejak usia yang sangat muda, saya terbiasa mengakui dosa-dosa saya, dengan teguh percaya bahwa dosa-dosa saya diampuni pada waktu pengakuan dosa. Sering kali, beban dosa saya menjadi begitu besar sehingga setelah pengakuan dosa dan merasa bahwa dosa-dosa saya hilang, saya kemudian berharap untuk segera mati sebelum saya berbuat dosa lagi. Namun, pemikiran ini hanya sebentar karena hal itu hanya berlangsung beberapa menit sebelum saya kemudian berbuat dosa lagi, baik dalam pemikiran maupun tindakan.
Pada waktu Paskah, selama pembacaan kisah penderitaan Kristus, semua penderitaan-Nya, dan akhirnya kematian-Nya, terkadang saya berpikir, "Mengapa Dia membiarkan mereka membunuh-Nya? Mengapa Dia tidak menghindar dari situasi itu?" Karena Dia adalah Allah, Dia dapat melakukannya. Namun, saya tidak mendapat jawaban. Sering kali, saya akan berpikir, "Apa yang akan saya katakan kepada Allah ketika saya bertemu Dia dengan semua dosa saya?"
Sebagai seorang remaja, beban dosa saya sangat besar dan sangat berat bagi saya. Saya tidak tahu di mana saya akan berada dalam keabadian, dan orang-orang yang saya tanyakan memiliki kebingungan yang sama dengan saya. "Di mana jawabannya? Siapa yang memiliki jawabannya? Agama apa yang benar?" Saya bertanya. Namun, saya tidak pernah meragukan bahwa Gereja Katolik Roma adalah jalan yang benar. Hanya, saya tidak dapat menemukan kedamaian.
Setelah saya menikah, keadaannya sama. Kemudian, saya memikirkan Alkitab. Meskipun saya belum pernah melihat ke dalamnya, saya tahu isinya akan benar. Firman Allah akan memiliki jawaban untuk saya, jawaban atas pertanyaan saya. Ke mana saya pergi: ke surga? Ke neraka? Bagaimana saya dapat mengetahuinya? Jika saya menuju surga, baiklah. Akan tetapi, jika saya menuju neraka, apakah ada yang bisa saya lakukan? Dan, selama masa-masa ini, saya menjadi semakin religius.
Akhirnya, pada November 1975, saya menyuarakan keinginan saya untuk memiliki Alkitab, untuk membaca sendiri firman Tuhan. Suami saya berjanji untuk membelikan saya Alkitab sebagai hadiah Natal.
Pada 8 Desember, dua pria yang dikenal oleh suami saya datang ke rumah kami, berbicara kepada kami tentang Tuhan Yesus Kristus, dan mengatakan bahwa mereka mengetahui dengan pasti bahwa mereka akan pergi ke surga, dan itu adalah menurut Alkitab. Mereka meninggalkan kami dengan sebuah buku Injil Yohanes, menunjukkan kepada kami satu atau dua ayat dari Alkitab, dan kemudian pergi. Salah satu dari ayat-ayat itu adalah "Sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, orang yang mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku memiliki hidup kekal, dan tidak masuk ke dalam penghakiman karena ia sudah pindah dari kematian ke kehidupan" (Yohanes 5:24, AYT). Saya memikirkan betapa bahagianya orang-orang itu, yang secara pasti mengetahui tempat mereka akan menghabiskan kekekalan.
Tepat seminggu kemudian, pada 15 Desember, pada larut malam, saya duduk dan membaca buku kecil lain yang saya dapatkan, God's Way of Salvation (Jalan Keselamatan Allah - Red.). Saya memahami dari buku tersebut bahwa meskipun keselamatan itu gratis bagi saya dan tidak dapat diperoleh dengan cara apa pun, itu tentu membuat Allah membayar dengan mahal. Dia telah memberikan Anak-Nya yang terkasih untuk mati bagi dosa di salib Kalvari.
Namun, saya masih bingung bagaimana cara mendapatkan keselamatan ini. Kemudian, saya memikirkan hal-hal yang saya percayai untuk membawa saya ke surga: Agama saya, saya dorong keluar. Agama tidak dapat membantu saya. Baptisan saya, saya membuangnya. Baptisan tidak dapat memberi kedamaian kepada saya. Hidup saya yang baik, melakukan yang terbaik yang saya bisa, saya buang. Bahkan, kebaikan saya tidak dapat mengambil beban dosa saya. Doa saya, saya menyingkirkannya. Doa adalah perbuatan "saya" juga, dan itu bukanlah jawaban. Gereja saya. Bahkan, gereja saya yang sangat saya andalkan tidak dapat membuat saya sedikit lebih dekat ke surga; (Yesaya 64:6 menyatakan bahwa semua kesalehan kita sebagai kain cemar), saya tidak memiliki apa-apa!
Lalu, dan pada saat itu, saya tahu pasti bahwa jika saya mati saat itu, saya akan berada di neraka. Saya tahu Allah benar, dan saya salah. Saya telah berdosa dan dosa harus dihukum, dosa harus dibayar. Saya seharusnya menderita untuk dosa-dosa saya. Oh, itulah kenyataan yang saya sadari dari momen yang singkat itu. Saya akan masuk neraka, dan saya pantas mendapatkannya. Saya sepenuhnya bersalah, dan Allah adalah benar. "Upah dosa adalah maut." (Roma 6:23)
Saya pergi ke kamar tidur. Saya menyadari bahwa saya begitu dekat dengan neraka. Dosa-dosa saya, besarnya dosa saya, beban dosa saya, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Saya diliputi oleh besarnya dosa-dosa saya. KEMUDIAN, saya mengerti untuk pertama kalinya dalam seluruh hidup saya, seperti dalam pikiran saya, saya melihat Tuhan Yesus Kristus di kayu salib dalam penderitaan dan darah. Dosa-dosa saya yang telah menempatkan-Nya di sana. Dia menderita untuk saya. Membayar dosa-dosa saya dengan Diri-Nya yang tergantung di kayu salib itu, mengambil tempat saya. Saya cukup bersandar pada fakta itu, percaya sepenuhnya pada karya-Nya yang telah selesai di Kalvari. Saya tahu bahwa karena Dia mati, membayar dosa saya secara penuh, saya bebas. Beban saya jatuh. Tidak ada yang dapat saya lakukan. Dia telah melakukan semuanya.
Dalam 1 Petrus 3:18 menyatakan, "Karena Kristus juga telah menderita karena dosa-dosa, sekali untuk semua orang, yang benar mati untuk yang tidak benar, sehingga Ia dapat membawa kita kepada Allah. Dibunuh secara jasmani, tetapi dihidupkan dalam Roh." Di sana, sendirian di kamar tidur saya, pada 16 Desember 1975, saya menjadi anak Allah, seorang Kristen. Yohanes 1:12 berkata, "Namun, mereka yang menerima Dia diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya." Saya akhirnya memiliki kedamaian dengan Allah. Dosa-dosa saya hilang, Tuhan Yesus Kristus telah menangani dosa-dosa itu sepenuhnya di salib Kalvari, telah dikuburkan, dan telah bangkit kembali pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci. Saya tahu bahwa ketika kematian datang, saya pasti akan berada di surga.
Waktu telah lama berlalu semenjak hari itu, tetapi Dia menjadi lebih manis bagi saya seiring berlalunya waktu. Saya tidak akan pernah melupakan saat itu ketika Dia menyelamatkan jiwa saya dari neraka, dan menyelamatkan saya untuk membawa kemuliaan bagi diri-Nya sendiri untuk selama-lamanya. Yohanes 8:36, "Jadi, apabila Anak membebaskan kamu, kamu benar-benar bebas." Kerinduan hati dan doa saya kepada Allah untuk Anda adalah bahwa Anda dapat diselamatkan.
"Injil Kristus ... adalah kuasa Allah untuk keselamatan setiap orang yang percaya." (Roma 1:16) (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Inspiring Christian Testimonies |
Alamat situs | : | http://www.ukapologetics.net/cmstory.html |
Judul artikel | : | How God Made Me A Christian |
Penulis artikel | : | Christine Moulaison |