Tuhanlah Raja yang Mahakuasa dan Pengasih
Nama saya Lay, saya adalah jemaat sebuah gereja di Bandung, dan saya ingin bersaksi mengenai kasih Tuhan kepada keluarga saya. Suatu malam, pada awal bulan Februari 2001, tubuh suami saya tiba-tiba menggigil. Setelah diperiksa ternyata jantungnya berdenyut sangat kencang dan itu sangat berbahaya. Kami segera membawanya ke rumah sakit.
Setelah 3 hari di rumah sakit, suami saya merasakan kondisinya sudah baik dan ingin pulang. Tapi, tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa pada bagian bawah perutnya, rasanya seperti dicabik-cabik. Setiap malam, ia selalu menjerit-jerit kesakitan. Dokter melakukan segala upaya untuk menemukan penyakitnya dengan berbagai pemeriksaan, tapi hasilnya tidak pernah menentu, sehingga kami sekeluarga sedih sekali dan bingung harus melakukan apa. Kami berdoa supaya penyakitnya segera ditemukan. Puji syukur, banyak jemaat yang datang untuk menjenguk. Tidak henti-hentinya mereka mendoakan dan menguatkan iman kami.
Kira-kira 3 minggu kemudian, hasil CT Scan menunjukkan bahwa salah satu pembuluh darah yang paling besar dalam tubuh suami saya terserang semacam radang yang sangat parah. Jalan satu-satunya adalah dengan operasi untuk membuang bagian yang bernanah. Namun, dokter tidak dapat menjamin hasilnya. Kami sekeluarga makin cemas dan sedih, tidak tahu harus berbuat apa, sampai seorang dokter menyarankan supaya kami membawanya ke Singapura dan melakukan operasi di sana, agar hasilnya dapat lebih baik. Walaupun dalam keadaan tubuh yang sangat kritis, kami membawanya ke Singapura. Puji Tuhan, selama perjalanan, suami saya tidak merasakan nyeri yang luar biasa karena kami terus berdoa.
Sesampainya di sana, dokter yang pertama kali memeriksa suami saya mengatakan ini adalah suatu mukjizat karena penderita penyakit seperti ini, biasanya tidak mungkin dapat bertahan dan tertolong sampai sekian lama. Hal itu dikarenakan pembuluh darahnya sudah bernanah dan darahnya sudah mulai merembes. Saya merasakan ini adalah kuasa yang begitu ajaib, dan saya tahu hanya Dia yang dapat melakukan ini semua.
Malam itu juga suami saya segera dioperasi dan dokter mengatakan ini adalah operasi yang berisiko tinggi. Saya dan keluarga terus berdoa selama operasi berlangsung, mohon agar Tuhan menyelamatkan suami saya, dan supaya operasi tersebut dapat berhasil. Kira-kira 5 jam kemudian, operasi selesai dan dinyatakan sukses.
Selama suami saya dirawat di rumah sakit, saudara-saudara seiman dari gereja di Singapura terus menghibur dan membantu doa untuk kami. Saya merasakan betapa besarnya kasih saudara-saudara seiman di dalam Kristus, walaupun kami sebelumnya tidak mengenal satu sama lain.
Tiga minggu kemudian dokter menyatakan bahwa kami boleh pulang dan kembali ke Indonesia. Terima kasih kepada Tuhan atas mukjizat yang dicurahkan dalam kehidupan keluarga kami. Dia adalah Raja Yang Mahakuasa dan Pengasih, kami akan terus bersujud dan memuliakan nama-Nya.
Diambil dari:
Judul buletin | : | Warta Sejati, Edisi 29, Maret - April 2002 |
Penulis | : | Lay Mi Moy |
Penerbit | : | Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Pusat Indonesia, 2002 |
Halaman | : | 25 -- 26 |