Bagaimana Jika Anak Anda Tidak Disembuhkan?

Hari ini saya membaca sebuah kesaksian yang menyakitkan saya. Saya tersentak dan membenci kenyataan bahwa saya harus ikut merasa senang bersama dengan orang tua ini yang telah menerima jawaban atas doa mereka. Kesaksian itu menyakitkan saya karena saya masih menantikan Tuhan untuk menyembuhkan putri saya.

Ketika Diandra masih bayi, seorang wanita memberitahu saya bahwa Diandra akan disembuhkan dari Down Syndrome pada usia 3 tahun. Dia berusia 12 tahun Mei lalu, dan dia masih mengidap Down syndrome.

Hari ini saya membaca kesaksian dari pasangan yang mendapat hasil diagnosis bahwa bayi mereka mengidap Down syndrome. Gereja mereka berdoa, dan bayi mereka lahir dengan sehat. Haleluya! Saya seharusnya melakukan tarian pujian, tapi saya menelan ludah ketika saya membacanya dan menangis sepanjang hari. Saya berjemaat di sebuah gereja yang telah melihat banyak kesembuhan, dan kadang-kadang terasa sulit untuk mendengarkan kesaksian-kesaksian itu.

Saya melawan desakan untuk meninggalkan komunitas iman ketika saya merasa seolah kelahiran putri saya telah menodai saya atau menjadikan saya menjadi beban. Saya adalah target bagi setiap orang yang mendengar tentang mengapa dia memiliki Down syndrome. Seorang wanita yang bermaksud baik mengatakan kepada saya bahwa putri saya mengidap Down syndrome karena saya punya kakek-buyut yang melakukan incest (hubungan pernikahan/suami istri yang dilakukan antar anggota sebuah keluarga kandung -red.). "Berdoalah kepada Tuhan jika terdapat incest, dan putuskan itu atas keluarga Anda," katanya pada saya di kamar mandi gereja. Saya ingin muntah karena saya tidak mau menyelidiki garis keluarga saya untuk hal penyimpangan seksual.

Maksud saya, gereja seharusnya menjadi tempat paling aman bagi orang-orang yang lemah, atau cacat, bukan? Gereja saya telah melakukan segalanya untuk membantu Diandra, dan dia cukup banyak menyatu dengan orang-orang. Saya bersyukur untuk staf gereja yang telah sangat berkomitmen untuk kesejahteraannya. Namun, masih ada orang-orang yang akan mengambil tanggung jawab untuk “mengatai” Anda apabila Anda memiliki anak yang cacat.

Saya berseru kepada Allah untuk menghapus setiap jejak kepahitan dalam jiwa saya karena saya belum sempat berdiri di depan jemaat memberitahu mereka bahwa dia telah sembuh. Sebaliknya, saya merayakan apa yang telah dilakukan Allah di dalam dirinya sekarang:

Dia suka pergi ke gereja. Dia akan pergi ke gereja setiap hari jika dia bisa.
Dia suka beribadah.
Dia adalah orang yang berdoa dengan berapi-api.
Dia rentan untuk menjadi independen yang merupakan sikap khas anak remaja.
Dia jauh lebih sensitif dan peduli terhadap orang-orang dibandingkan kebanyakan orang yang saya tahu.
Dia sangat blak-blakan dan masuk akal secara verbal. Anda dapat memahami apa yang dia katakan, dan dia memiliki sesuatu untuk dikatakan.
Dia lucu, pelawak, dan membuat saya tertawa.
Dia telah mengajarkan saya kesabaran dan kasih sayang yang saya tidak tahu saya memilikinya.
Dia telah membuka seluruh dunia baru para penyandang cacat yang tidak saya perhatikan. Sekarang saya menjadi sangat sensitif terhadap bagaimana para penyandang cacat diperlakukan dan dimengerti.
Dia menjadi pembela bagi orang-orang yang tidak dapat berbicara untuk diri mereka sendiri.

Impian saya adalah melihat gereja menjadi tempat paling aman bagi para penyandang cacat. Saya bermimpi individu penyandang cacat mampu melangkah ke rumah Tuhan dan untuk sesaat di dalam hadirat-Nya, merasa normal, dikasihi dan merasa penting. Setiap saat dalam kehidupan, mereka diberitahu tanpa kata-kata bahwa mereka tidak menyenangkan dan bodoh oleh masyarakat yang menyanjung kecantikan dan kekuatan. Saya akan senang melihat sebuah gereja di mana mereka bisa melupakan bahwa mereka cacat dan berbaur dengan komunitas iman karena kita semua cacat oleh dosa, rasa takut, kemiskinan dan banyak lagi.

Saya memimpikan gereja menjadi tempat di mana Kristus dapat melangkah ke dalam kehidupan mereka tanpa rintangan. Jika mereka bangun dari kursi roda mereka dan meninggalkan kruk mereka, maka terpujilah Tuhan! Jika tidak, kita masih merupakan bagian dari kehidupan mereka dan kita akan berjuang untuk mereka. Tetapi, tidak ada tekanan untuk kesempurnaan, kinerja atau "disembuhkan atau ada sesuatu yang salah dengan Anda." Bersyukur saya tidak pernah merasa demikian di gereja saya.

Gereja saya tidak sempurna, tapi mereka merupakamn kepompong penerimaan dan kasih untuk Diandra. Gereja bahkan tidak tahu dia mengidap Down syndrome karena dia telah berbaur dengan jemaat. Ketika kami berdoa untuk kesembuhan, saya bertanya apakah dia ingin turun dan menerima doa. "Tidak, Bu, saya berdoa untuk mereka," katanya.

Ketika Tuhan tidak menyembuhkan anak Anda, ketahuilah bahwa kesembuhan sedang mengalir. Itu mungkin bukan dalam bentuk bingkisan yang terang, mengkilap seperti yang Anda inginkan sehingga dapat Anda pamerkan. Itu mungkin terjadi di saat-saat ketika dia ingin berdoa bagi orang lain untuk menerima kesembuhan atau ketika ia mengatakan, "Ibu, apakah ada gereja malam ini?" Ketika Anda mengatakan, "Tidak sayang, kita tidak ke gereja malam ini," dia terlihat kecewa dan bertanya, "Apakah besok ada gereja?"

Terimalah kesembuhan yang Tuhan ingin bawa ke dalam hati Anda. Saya berdoa agar kesembuhan Allah mengalir dalam diri Anda. Semoga Anda mengenali sentuhan penyembuhan-Nya yaitu kasih, penerimaan, kasih karunia, dan kekuatan untuk merawat anak Anda. Dan, kiranya penyembuhan-Nya mengalir melalui Anda. (t/Jing Jing)

Diambil dan disunting dari:

Alamat URL : http://www.charismamag.com/life/women/18330-what-if-your-child-doesn-t-get-healed
Judul asli artikel : What If Your Child Doesn't Get Healed?
Penulis artikel : Leilani Haywood
Dipublikasikan di: : http://wanita.sabda.org/bagaimana_jika_anak_anda_tidak_disembuhkan
Tanggal akses : 28 Oktober 2016

Tinggalkan Komentar