Dipinang Gereja: Kehendak Tuhan Atau Ujian

Gambar: KISAH_manusia_hidup

"Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Ia mengetahui dengan tepat bagaimana sifat manusia dan apa yang mereka perlukan; Ia melihat dalam diri mereka, hal yang tidak pernah dilihat orang lain -- pengharapan bagi orang yang paling hina dan bejat sekalipun. Ia menuntun langkah kami."

Pada saat segala sesuatu tampak tidak pasti, terkadang manusia menangkap sesuatu yang baik sebagai jawaban Tuhan untuk mengatasi masalah yang sedang menimpanya. Bulan Juni dan Juli 2002, adalah saat yang benar-benar sulit kami (H dan E). Setelah enam bulan meninggalkan pelayanan gereja, belum ada tanda-tanda di mana Tuhan akan membuka kerja sama dengan gereja untuk melakukan dan menggenapi panggilan Tuhan bagi kami. Pada saat itu, tidak ada komitmen sedikit pun dari pribadi atau lembaga untuk mendukung kami secara finansial. Kehidupan ekonomi, psikis, dan rohani kami benar-benar goncang!

Kami berpikir jika sampai saat itu Tuhan tidak menunjukkan jalan, mungkin kami telah salah mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kami. Kami berpendapat, jika Tuhan benar-benar memanggil kami, maka akan ada orang, keluarga, atau lembaga yang menjadi rekan kami dalam doa dan dana. Tetapi harapan itu tampaknya sia-sia. Kami mencoba bergumul di hadapan Tuhan, apakah kami salah langkah atau memang Tuhan ingin membentuk kami melalui hal-hal ini. Tuhan tidak harus menjawab semua pertanyaan dan pergumulan kami, namun yang pasti Ia akan menyatakan apa yang dikehendaki-Nya untuk kami jalani dari waktu ke waktu.

Dalam masa pergumulan ini, seperti petir yang menyambar, tiba-tiba ada tawaran secara serius oleh sebuah gereja besar, agar kami bersedia bergabung menjadi pekerja penuh waktu di gereja tersebut. Jika kami bergabung dengan gereja tersebut, persoalan finansial keluarga kami pasti teratasi, karena gereja tersebut memiliki kekuatan finansial yang memadai. Kami pun berpikir, jika kami melayani di gereja tersebut, kami tetap bisa melayani di Tiongkok dengan memanfaatkan waktu-waktu cuti kami. Apakah ini adalah jalan yang disediakan Tuhan bagi kami? Segera sesudah tawaran tersebut diberikan, kami diundang untuk menghadiri pertemuan dengan majelis. Kami berpikir mungkin inilah kehendak Tuhan. Kami bertemu mereka dengan hati yang senang, namun tetap berharap Tuhan memberikan penjelasan yang sungguh nyata.

Bukan karena kami kuat, namun karena kami dikuatkan oleh Tuhan!
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Setelah pertemuan tersebut, sedikit demi sedikit Tuhan memberi keyakinan kepada kami bahwa itu bukan kehendak-Nya. Itu hanyalah ujian, apakah kami tetap setia mengerjakan persiapan yang Tuhan rancang bagi kami atau kami memilih merancang kehidupan kami sendiri. E sempat berkata kepada saya: "Mengapa Tuhan izinkan ada tawaran dari gereja lagi setelah kita keluar dari pelayanan gereja?" Maksud pertanyaan E dapat diumpamakan seperti berikut: Anda dan saya sedang melakukan perjalanan jauh dan sangat kehausan. Hal yang paling kita butuhkan pada saat itu adalah air. Nah, saat itu Anda dan saya menemukan seseorang yang membawa air dan menawarkannya kepada kita. Ketika kita mau menerima minuman itu, tiba-tiba Tuhan berkata, "TIDAK, minuman itu bukan untukmu!" Ada orang yang menawarkan air kepada kita. Bukan kita yang meminta atau merebut, mengapa tidak diterima? Seperti itulah perasaan kami pada saat itu. Kami ingin kembali melayani di gereja dan "kehausan" kami akan masalah kebutuhan hidup akan segera teratasi. Tetapi Tuhan tidak mengizinkan karena itu bukanlah untuk kami.

Kemudian kami bertemu dengan seorang hamba Tuhan yang sudah berumur 70 tahun, namanya Ibu PS. Ibu itu berkata, "H, yang awalnya baik belum tentu berakhir dengan baik, dan yang awalnya sulit belum tentu akhirnya akan sulit. Saya dengar ada orang yang mengatakan bahwa tidak mungkin kalian bisa berbahasa Mandarin, karena sudah terlambat belajar bahasa pada usia kalian. Tetapi saya yakin kalian bisa karena Tuhan yang memanggil kalian." Kata-kata ibu PS benar-benar bagaikan air sejuk yang menyirami hati kami yang sedang galau dan tertekan. Kami bangkit kembali dan berdoa sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Melalui perkataan bijak tersebut, kami dibangkitkan dan didorong untuk tetap bertahan. Kami dikuatkan dan diyakinkan melalui perkataan Ibu PS. Jika Tuhan memanggil kami dan kami terus berada dalam keadaan sulit, biarlah itu berjalan dalam kehendak-Nya. Kami hanya perlu kekuatan Tuhan dari waktu ke waktu. Tidak mudah untuk memutuskan, namun kami dianugerahkan keberanian untuk menolak tawaran dari gereja dan bertahan dalam keadaan yang serba sulit -- bukan karena kami kuat, namun karena kami dikuatkan oleh Tuhan!

Pada saat itu, kami masih berada dalam pergumulan berat dan berjalan tertatih-tatih untuk tetap setia pada panggilan Allah. Anda tahu, Allah merancangkan sesuatu yang indah di balik semuanya itu. Pada bulan Maret 2003, Tuhan menggerakkan gereja tersebut untuk mendukung kami dalam doa dan dana. Meskipun kami tidak bergabung sebagai hamba Tuhan penuh waktu di gereja itu, Tuhan menggerakkan gereja tersebut untuk mengambil bagian dalam mendukung pelayanan kami di Tiongkok. Sungguh luar biasa Allah kita, inilah yang menghibur kami. Tuhan menolong sehingga gereja itu mau mengambil bagian dalam misi ini.

Setelah itu, ada dua gereja lain yang menawarkan agar kami bergabung dengan mereka. Namun kami tahu bahwa itu bukan kehendak Tuhan bagi kami, minimal itu yang kami mengerti. Saat ini, kami sedang dipersiapkan untuk pergi ke ladang misi di Tiongkok. Tuhan yang memanggil, Tuhan jugalah yang meneguhkan kami dari waktu ke waktu untuk tetap mengikuti rancangan-Nya. Ketika majelis dari gereja tersebut bertanya: "Kapan kami kembali ke Indonesia dan berapa lama kami akan melayani di Tiongkok?" Kami hanya bisa menjawab, "Tidak tahu Pak, sampai Tuhan menyuruh kami kembali ke Indonesia baru kami kembali."

Download Audio

Diambil dari:
Judul buku : Permata di Balik Air Mata
Penulis : Hendra dan Esther
Penerbit : Mitra Pustaka, Bandung 2004
Halaman : 41 -- 44

Tinggalkan Komentar