Jaga Rahasia Selama-Lamanya
Ratna selalu mendapat mimpi buruk itu. "Kamu mimpi lagi sayang?" tanya suaminya, "Apa yang mengganggumu sehingga kamu sering mimpi buruk sejak kamu membantu di Panti Asuhan?" Ratna hanya menggelengkan kepala dan berbohong untuk yang kesekian kalinya, "Aku bingung, setiap kali aku terbangun mimpi hilang dan aku tidak ingat apa-apa."
Mimpi itu tidak pernah hilang. Bahkan selama bekerja di Panti Asuhan, mimpi itu selalu menghantuinya, dan selalu membawanya kembali kemasa lalunya. Rasa sakit dibawah perutnya kembali terasa dan terdengar suara alat-alat bedah dipersiapkan diruang praktek dokter. Kembali kenyerian terasa luar biasa, siksaan yang terasa mengoyak tubuhnya. Suara obrolan dokter bersama juru rawat yang masa bodoh mengatakan ini cuma "operasi kecil". Aborsi bagi mereka adalah pekerjaan rutin yang dilakukan tanpa memikirkan soal perikemanusiaan.
Ia menyadari penyesalan tidak akan memiliki arti, semua sudah terjadi. Ratna menyesal seandainya dulu ia bukan gadis berandalan dan melakukan aborsi secara sembarangan, mungkin tidak akan timbul infeksi yang mengharuskan kandungannya diangkat dan tidak bisa memiliki anak lagi. Ratna bingung mengapa dia juga harus bekerja di Panti Asuhan yang mengharuskan dia selalu ingat masa lalunya disaat dia mengasuh bayi-bayi yang dititipkan di sana.
Sudah 4 tahun berumah tangga dengan pilihan orang tuanya sekarang ini, Ratna tidak tahu apa yang mesti diperbuat. "Kau harus jaga rahasia itu, Papa dan Mama sudah bersusah payah mendapatkan Leo untuk kamu jangan sampai membuat malu seperti dulu," ibunya memperingatkan waktu Ratna akan melaksanakan pernikahan. Ia hanya mengangguk dengan hati yang diliputi kekhawatiran, karena baru beberapa bulan mengenal Leo dan sekarang harus menjadi istrinya.
Di luar dugaan Leo adalah suami yang sangat baik dan sangat menyayangi dirinya, namun kasih sayang itu menambah beban hatinya. Ratna tidak tahu mesti sampai kapan menyimpan rahasia perbuatannya dulu, terkadang rasa bersalah menyebabkan dirinya tidak berani menatap wajah Leo. Leo bingung dengan sikap Ratna, dan mengajaknya berkonsultasi ke psikolog maupun ahli manapun asal istrinya menjadi bahagia. Ratna merasa dia istri yang berdosa, dan dosa itu nampaknya tiada berakhir.
Ratna mulai sadar kalau tidak ada keberanian dalam dirinya untuk jujur dan mengakui kesalahannya tidak akan pernah dosa itu berakhir. Dosa dan kepenatannya itu akan berakhir jika dibawa kepada Gembala Yang Setia. Tuhan itu pengasih, berpanjang sabar, dan berlimpah kasih setia-Nya. Tidak menuntut dan tidak selamanya mendendam.
Kata Bijak:
Tuhan tidak akan mengingat dosa yang dibuat anak-Nya, tapi akan selalu membuka hati untuk memaafkan anak-Nya yang mau bertobat dan mengakui kesalahannnya. "Ampunilah dosa dan kesalahan masa mudaku, ingatlah aku sesuai dengan kasih dan kebaikan-Mu. Sebab TUHAN baik dan adil, Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat". (Mazmur 25:7 BIS)
Diambil dari: | ||
Judul buku | : | Untaian Mutiara |
Penulis | : | Betsy.T |
Penerbit | : | Gandum Mas, Malang |
Halaman | : | 23 -- 25 |