Keluarga Rubiya Dipanggil Melayani Suku Fula di Afrika

Gambar: KISAH_hidup_dan_mati

Saya bernama Bambang, lahir di Klaten, pada 23 Januari 1978, dan berasal dari keluarga non-Kristen. Di lingkungan tempat tinggal kami, ada gereja dan banyak orang Kristen sehingga dari kecil, saya senang orang tua tidak melarang saya pergi ke gereja. Dari situlah, saya mengenal Yesus dan menjadi orang Kristen, tetapi Kristen tanpa pertobatan dan tidak memiliki kepastian keselamatan. Pada 2003, barulah saya mengambil keputusan untuk sungguh-sungguh percaya dan menerima Yesus di hati saya sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi.

Pada 2006, Tuhan memanggil saya secara khusus melalui firman Tuhan yang terdapat dalam Yesaya 49:6. Pada awal 2007, melalui gembala di gereja POUK BDP, saya akhirnya mengambil keputusan menjadi tenaga penuh waktu untuk melayani di gereja. Saya sangat bersyukur karena Tuhan Yesus terus membawa saya untuk mengerti bahwa tidak hanya melayani suku-suku yang sudah terjangkau, tetapi saya harus menjadi berkat bagi suku-suku yang belum terjangkau. Pada tahun 2009, Tuhan membawa saya untuk lebih fokus lagi berdoa dan mempersiapkan diri bagi orang-orang di Afrika. Saya terus mendoakan hal ini dan saya pun semakin bersyukur karena Tuhan mempertemukan saya dengan pasangan hidup yang sevisi.

Bersyukur karena Tuhan mempertemukan saya dengan pasangan hidup yang sevisi.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Istri saya bernama Berta, lahir pada 17 Februari 1983, di pulau Semau, sebuah pulau kecil di NTT. Berta berasal dari keluarga Kristen. Sejak kecil, istri saya rajin ke sekolah minggu, bertumbuh menjadi remaja yang aktif di gereja dan persekutuan doa. Ketika istri saya masih SMP, Tuhan sudah memberikan beban misi di hatinya untuk mengasihi dan melayani anak-anak di Afrika, melalui tayangan di televisi. Waktu itu, istri saya belum mengerti tentang misi, saya pun juga tidak tahu bagaimana caranya, tetapi ada kerinduan yang besar di hati saya untuk pergi ke sana dan melayani mereka. Kemudian, pada tahun 2000, istri saya masuk sekolah teologia, dan di sekolah teologia itulah istri saya sungguh mengerti bahwa keselamatan dapat diperoleh bukan karena kita menjadi seorang Kristen dan aktif melayani, tetapi karena kita sungguh membuka hati bagi Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi. Setelah lulus dari sekolah teologia, istri saya diutus untuk melayani ke Batam sebagai guru. Pada saat itu, istri saya benar-benar bersyukur dan sangat bersukacita melayani anak-anak suku Laut, tetapi kerinduan untuk anak-anak di Afrika tetap ada di hati istri saya.

Pada tahun 2007, saya bergabung dengan sebuah gereja di Bekasi (POUK ICHTUS BDP) dan saya sungguh bersyukur karena gereja ini adalah gereja misi, sehingga saya sungguh-sungguh dipersiapkan dan diarahkan Tuhan melalui Bapak dan Ibu Gembala Sidang yang melayani di sana. Selain itu, saya semakin fokus mendoakan anak-anak di Afrika. Puji Tuhan, di tempat ini juga, saya bertemu dengan istri saya yang sevisi dengan saya. Di gereja inilah, Tuhan mempertemukan dan mempersatukan kami dengan cinta dan visi, menjadi satu tim untuk mengerjakan visi-Nya. Pada 19 Maret 2011, kami berdua menikah dan Tuhan mengaruniakan seorang anak perempuan kepada kami yang kami beri nama Beatrice Evania Rubiya. Setelah menikah, kami bersama-sama berdoa dan akhirnya Tuhan memberikan beban untuk suku Fula di Guinea Bissau. Kami sudah lama mengenal WEC (sebuah yayasan misi dunia) dan memiliki kerinduan untuk bergabung dengan lembaga misi ini. Hingga akhirnya, pada awal 2014, kami diterima untuk mengikuti kursus orientasi pada 6 Januari hingga 15 Maret 2014. Selama mengikuti masa orientasi, kami sungguh diberkati dengan materi yang diberikan di kelas dan kegiatan sehari-hari yang kami lakukan. Kami ditantang untuk hidup dalam iman, suci, berani berkorban, dan memelihara persekutuan. Sampai saat ini, kami masih mengikuti kursus bahasa Inggris sebelum kami berangkat ke Guinea Bissau dan mempersiapkan diri kami sebelum berangkat ke sana.

"Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!" (Yesaya 52:7)

Download Audio

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin : Terang Lintas Budaya
Edisi buletin : 101/2014
Penulis : Bambang
Halaman : 10 -- 11

Tinggalkan Komentar