Kesaksian Ira
Saya dibesarkan dalam keluarga Kristen, di mana sejak kecil hingga remaja, orang tua saya membawa saya ke sekolah minggu dan ke gereja. Saya mengenal Yesus dari apa yang saya dapatkan di sekolah minggu dan di gereja. Dengan selalu pergi ke gereja, baca Alkitab, berdoa, dan berbuat baik, saya yakin bahwa jika mati nanti, saya akan diselamatkan. Suatu ketika saya ragu atas keyakinan saya, tetapi saya selalu menganggap jika datang ke gereja, membaca Alkitab, berdoa, dan berbuat baik, maka saya diselamatkan. Karena itu, saya melakukannya sebagai kegiatan dengan maksud pada akhirnya nanti saya diselamatkan. Dengan pengertian bahwa Tuhan Yesus telah datang ke dunia, telah mati, dan bangkit untuk menyelamatkan manusia berdosa, maka saya berpikir bahwa secara otomatis saya diselamatkan.
Pada waktu saya mengikuti PA, pemimpin PA saya bertanya, apakah jika saya mati, saya diselamatkan. Untuk kali pertama saya menjawab, "Ya, saya yakin diselamatkan," tetapi untuk kali yang berikutnya saya ragu atas keyakinan saya, walaupun saya masih menganggap bahwa saya pasti diselamatkan. Kemudian saya berbicara dengan pemimpin PA yang yang lain. Dia menerangkan arti kematian Yesus dalam karya keselamatan. Tetapi manusia harus menyadari dulu akan keadaannya yang berdosa, tahu bahwa ia berada dalam maut, dan ia sadar bahwa ia membutuhkan Juru Selamat. Setelah mendengar penjelasannya, saya tetap pada pengertian bahwa saya pasti diselamatkan. Pada pembicaraan berikutnya, saya mulai bingung akan keadaan "percaya" saya yang dulu. Kemudian dia menjelaskan bahwa orang percaya tidak mengambil jalannya sendiri lagi, melainkan meninggalkan kehidupan dosa, menyadari akan dosa-dosanya, minta pengampunan dari Tuhan, serta datang kepada Tuhan dengan berdoa. Betapa manusia begitu berdosa dan tidak dapat menolong dirinya sendiri, sehingga manusia membutuhkan seorang penolong yang bisa menyelamatkannya. Melalui penjelasannya, saya melihat kembali ke dalam kehidupan saya, apakah yang selama ini saya lakukan dapat menyelamatkan saya? Lalu timbul keraguan dalam diri saya, apakah saya sudah diselamatkan atau tidak.
Jika saya berkata belum diselamatkan, lalu apa yang saya lakukan selama ini berarti sia-sia. Bagaimana dengan pimpinan Tuhan yang saya rasakan selama ini? Kemudian dia menjelaskan bahwa semua pimpinan Tuhan yang saya rasakan selama ini adalah suatu proses di mana saya dipersiapkan untuk lebih mengenal Yesus. Hanya melalui kematian Yesus di kayu salib dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, yang demi kasih-Nya kepada manusia rela mengorbankan diri-Nya untuk menderita dan mati di kayu salib, orang yang percaya kepada-Nya diselamatkan. Ya, sekarang saya tahu, bahwa dengan "percaya" saja seorang tidak dapat diselamatkan.
Pada pembicaraan yang terakhir, Minggu tanggal 18 Juli 1999, saya akhirnya benar-benar bingung mengenai apakah saya sudah diselamatkan atau belum. Saya teringat akan kehidupan, dosa, dan kesalahan saya. Saya juga menyadari bahwa apa yang saya kerjakan selama ini bukan untuk Tuhan, tetapi untuk diri saya sendiri. Namun, jika dikatakan saya belum diselamatkan, saya kan sudah mendengarkan firman di gereja, selalu pergi ke gereja, membaca Alkitab, dan berdoa, masakan itu belum cukup? Dia kembali menjelaskan bahwa itu saja belum cukup. Selain mendengar firman Tuhan, manusia juga harus menyadari dosanya dan tahu bahwa Yesus menderita dan mati disalibkan untuk menebus dosa agar manusia dapat diselamatkan. Manusia juga harus datang kepada Yesus dan mengaku dosa, minta pengampunan, dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi.
Dia menjelaskan bahwa Yesus harus mati di kayu salib oleh karena dosa manusia. Hal ini menyadarkan saya akan segala dosa dan kesalahan saya dan bahwa Yesus harus mati di kayu salib untuk menyucikan saya dari dosa agar saya diselamatkan. Satu ayat yang menjadi dasar keyakinan saya adalah dari Yohanes 3:16: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal". Ayat ini membuat saya tahu bahwa hanya melalui kematian Yesus, orang diselamatkan, bukan dari pergi ke gereja, baca Alkitab, berdoa, atau berbuat baik.
Dari pembicaraan tersebut, saya sadar kalau sebenarnya selama ini saya belum diselamatkan dan tidak memiliki dasar yang benar atas keyakinan saya. Selama ini saya berusaha melakukan dan berbuat sesuatu upaya untuk diselamatkan. Kemudian saya mengambil sikap untuk tidak lagi memikirkan bahwa dulu saya sudah diselamatkan. Dengan menyadari keadaan diri yang berdosa dan menyesalinya, saya menyerahkan seluruh kehidupan ke dalam tangan Tuhan dan berdoa dengan doa penyerahan diri. Saya berdoa kepada Tuhan dengan mengakui bahwa saya orang berdosa yang mengakibatkan saya berada di dalam maut serta menyesali segala dosa-dosa dan mengubah jalan hidup saya. Saya mohon Tuhan mengampuni dosa-dosa dan menyelamatkan saya dari maut, serta menerima Yesus masuk dalam hidup saya sebagai Juru Selamat dan sebagai Tuhan dalam hidup dan mau hidup untuk Tuhan dan melayani Tuhan.
Kemudian saya berbicara dengan seorang hamba Tuhan, di mana dalam pembicaraan tersebut kembali dijelaskan bahwa Yesus telah mati, dikuburkan, dan kemudian bangkit untuk menebus saya dari dosa. Yang kembali menguatkan keyakinan saya adalah dari (Yohanes 5:24), "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia memunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari maut ke dalam hidup." Melalui ayat ini, saya yakin sudah diselamatkan. Beliau juga menjelaskan bahwa manusia selalu mengikuti jalannya sendiri yang menuju maut, yaitu kematian kekal. Manusia yang berjalan mengikuti jalannya sendiri dan belum meninggalkan manusia lamanya, masih berada dalam keadaan berdosa dan berada di dalam maut, sanksinya adalah turut dihukum. Sedang manusia yang sudah meninggalkan manusia lamanya dan tidak lagi hidup di dalam dosa, maka ia tidak lagi berada di dalam maut dan tidak turut dihukum karena Yesus telah memindahkannya dari maut ke dalam hidup.
Saya senang sekali setelah mengetahui sekarang saya telah diselamatkan melalui kematian-Nya di kayu salib. Saya tidak merasakan keraguan lagi dalam hidup karena yakin bahwa Yesus telah menyelamatkan saya dan Dia menjadi Juru Selamat saya. Sejak saat itu, saya menyerahkan kehidupan saya ke dalam tangan Tuhan Yesus dan membiarkan Tuhan hidup di dalam saya. Contohnya, ibadah gereja bukan lagi sebagai suatu kegiatan rutinitas pada setiap hari Minggu, tetapi sudah merupakan kebutuhan dan ibadah saya yang sejati kepada Tuhan. Saya mau hidup untuk Tuhan, melalui kehidupan studi saya atau jika saya bekerja nantinya. Saya ingin melalui kehidupan saya bersama Tuhan, saya dapat menjadi teladan bagi keluarga saya.
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Nama situs | : | Yahoo Geocities |
Penulis | : | Ira Irina Siagian |
Alamat URL | : | http://www.geocities.com/Athens/6321/kira.html |