Kesombongan yang Menghancurkan

KISAH_kesombongan_menghancurkan: Mazmur

Tuhan memercayakan kepadaku sebuah pekerjaan yang bagus dan aku sangat yakin bahwa apa yang Dia berikan itu adalah yang terbaik. Suatu kali, pihak perusahaan memberikan tanggung jawab kepadaku untuk memimpin salah satu anak perusahaan yang baru didirikan. Tahun pertama merupakan sebuah kegemilangan. Semuanya berjalan dengan luar biasa karena pertolongan Tuhan. Dalam masa jaya itu, berulang-ulang aku menyatakan kepada beberapa teman, bahwa sama seperti raja-raja Yehuda, selama aku taat dan setia kepada Tuhan, maka pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepadaku akan diberkati-Nya dengan luar biasa.

Aku percaya bahwa konsep itu merupakan kebenaran. Namun ternyata, setelah tahun pertama yang sukses, tahun kedua muncul banyak kendala sehingga pada semester pertama, aku meleset jauh dari target yang ditetapkan. Aku mulai bertanya kepada Tuhan. Dalam kebingunganku, dengan cara-Nya yang sangat unik, Tuhan menyadarkan aku bahwa keberhasilan tidaklah ditentukan oleh kemampuanku sendiri, apalagi hanya sekadar oleh ketaatanku. Konsepku ternyata mengandung sebuah kesombongan karena di dalamnya tersirat kalau aku berhasil itu karena aku sendiri, yang bekerja keras dan taat. Sekalipun aku bekerja keras untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan, sekalipun aku habis-habisan taat dan berusaha hidup berkenan kepada Tuhan, Tuhanlah yang berhak menentukan hasilnya.

Tuhan mulai mengerjakan yang terhebat bagiku.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Kemudian aku sadar dan mengakui bahwa segala keberhasilan adalah berasal dari Tuhan. Kerja keras dan taat adalah tugas dan tanggung jawabku. Aku tidak berhak menuntut apapun dari kewajiban yang kutunaikan itu. Karena dengan cara itulah Tuhan ingin menyatakan bahwa Dia berkuasa, Dia yang menentukan. Haleluya.

Setelah kuakui bahwa Tuhanlah yang mengendalikan segala sesuatu bagiku, maka Tuhan mulai mengerjakan yang terhebat bagiku. Yang Tuhan kerjakan ternyata jauh lebih hebat daripada yang aku bayangkan. Pekerjaanku dan hidupku diberkati-Nya luar biasa setelah aku mengakui bahwa aku ini tidak berarti, hanya debu, hamba yang tidak berharga.

Download Audio

Diambil dan diedit seperlunya dari:
Nama situs : Glorianet
Penulis : Yesaya Christian Oenas, Jakarta
Alamat URL : http://www.glorianet.org/kesaksian/ksak_177.html
Kategori: 

Tinggalkan Komentar