Laporan Dari Pelayanan Di Balik Terali Besi Klaten Dan Nusa Kambangan
Di Nusa Kambangan hidupku terdampar di pulau yang sangat keras, pulau yang sangat kejam dan pulau mengerikan. Namun, di situ juga aku bertemu dengan Tuhan. Di tempat ini hidupku ditata ulang, dan di tempat ini aku menemukan kembali makna hidupku.
Penggalan syair yang dilantunkan dengan penuh penghayatan oleh para napi yang kami kunjungi membuat kami terkesiap, terharu, dan merinding. Berbaur dengan mereka dalam pujian penyembahan, sharing pengalaman, dan pergumulan hidup mereka di balik terali-terali besi yang kokoh dengan penjagaan yang berlapis-lapis.
Kami yang sedang berkunjung sangat terkejut, bahkan tercengang menyaksikan persekutuan di LP Batu, Besi. Para saudara-saudara yang terdampar di sana dan menjalani masa hukuman yang panjang saling berebut untuk memberikan kesaksian, baik penuturan secara verbal maupun kesaksian-kesaksian melalui pujian hasil ciptaan mereka di balik terali besi. Pemandangan yang langka, bukan? Bila dibandingkan dengan persekutuan-persekutuan di dunia bebas, di luar terali besi, betapa sulitnya meminta para anggota persekutuan untuk membagikan cinta kasih dan pengalaman hidupnya bersama Tuhan.
Di antara para penghuni kamar di balik terali itu ada seorang pembunuh bayaran, desersi tentara, preman yang membunuh lawannya dan mengirimkan potongan-potongan tubuh lawannya tersebut kepada keluarganya, gembong narkoba yang menyembunyikan obat-obatan terlarang dengan cara menelan puluhan kapsul heroin dan divonis hukuman mati, perampok yang menghabisi korbannya, bahkan kakek yang dengan teganya memperkosa gadis cilik yang masih bau kencur.
Namun, mereka masih bersyukur masuk ke LP Nusa Kambangan, sebab di situ mereka dijamah Tuhan. Di situ mereka mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus dan hidup mereka ditata ulang. Beberapa orang bercita-cita ingin menjadi hamba Tuhan selepas dari kurungan. Adakah gereja yang siap menerima mereka untuk menjadi hamba Tuhan? Di antara mereka ada yang menunggu untuk di eksekusi, ada yang masih menjalani hukuman puluhan tahun, dan ada juga yang akan bebas beberapa minggu lagi. Namun hal yang mengejutkan adalah ternyata mereka tidak siap untuk dibebaskan. Mereka takut untuk dapat lagi hidup dengan cara yang benar dan tidak jatuh lagi ke dalam lembah yang kelam. Sebab bagi mereka, Nusa Kambangan menjadikan hidup mereka terbebas dari dosa dan kejahatan. Bagi mereka, di luar terali besi justru ada banyak kejahatan dan kemaksiatan yang siap menjemput untuk membelenggu mereka.
Dana-dana yang kami himpun dari partisipasi Saudara kami wujudkan dalam paket kunjungan berupa sabun mandi, sabun cuci, sikat dan pasta gigi, shampo, dan handuk. Adapula yang dapat kado sepatu, setelah mereka berbulan-bulan berdoa untuk mendapatkan sepatu dan kaos oblong. Kiranya sukacita kami mengunjungi mereka yang dilayani melalui buku-buku rohani ini mengalir dan menggerakkan hati Saudara semua.
Sumber: Pelayanan dan Doa Sahabat Gloria Yogyakarta
Dipublikasikan di: http://misi.sabda.org/laporan_dari_pelayanan_di_balik_terali_besi_klaten_dan_nusa_kambangan