Panggilan Pelayanan
Saya adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kini usia saya sudah menginjak 28 tahun. Karena anugerah Tuhan Yesus, saya diizinkan bergabung di sebuah yayasan Kristen di sebuah kota di Jawa Tengah. Orang tua saya tidak memiliki latar belakang Kristen. Namun, lagi-lagi karena anugerah Tuhan, orang tua saya pun akhirnya bisa mengenal Tuhan. Sejak orang tua saya menjadi Kristen, mereka membimbing kami -- anak-anaknya untuk pergi sekolah minggu. Ibulah yang paling semangat menyuruh kami untuk pergi ke sekolah minggu dengan rajin.
Sejak kecil, kami memang pergi ke sekolah minggu. Sama seperti teman-teman yang lain, saya dan kakak-kakak saya pun aktif dalam acara-acara di gereja, seperti Natal dan Paskah di sekolah minggu. Begitu rajinnya ke sekolah minggu, sampai saya merasa seperti ada yang kurang jika saya tidak pergi ke sekolah minggu. Namun sayang, lama-kelamaan kami ke sekolah minggu hanya sebagai rutinitas. Hal ini berlangsung hingga bertahun-tahun. Jika ditanya apakah saya mengenal Yesus secara pribadi dan pengalaman apa yang pernah dilewati bersama Yesus, saya kesulitan untuk menjawabnya. Sampai suatu hari, saat saya duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), ada peristiwa yang menjadi titik balik saya. Puji Tuhan, saya mendapatkan teman-teman yang "rohani", sehingga saya tidak salah pergaulan. Di tambah lagi dengan komunitas sekolah minggu yang saya miliki, setidaknya membuat saya tetap terkontrol.
Saat saya berada di kelas 2 SMP, saya mengalami kebangunan rohani. Entah kenapa, saat itu saya seolah merasakan rasa haus dan lapar akan firman Tuhan dan hal-hal yang rohani. Bukan suatu kebetulan, menurut saya, jika saat itu ada beberapa gereja yang mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di kota saya. Setelah datang di KKR beberapa kali, hati saya semakin berkobar-kobar untuk mengenal Kristus secara pribadi. Pada saat saya jatuh cinta mula-mula kepada Yesus, ada banyak hal yang terjadi, yang sebelumnya belum pernah saya alami. Semakin hari, saya semakin dipuaskan dan dibawa kepada pertumbuhan iman. Namun demikian, tidak berarti saya tidak mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Saya pun banyak mengalami kesesakan dan keputusasaan dalam menjalani hidup. Namun, Tuhan Yesus selalu menyertai dan tidak pernah sekali pun membiarkan saya berjalan sendirian.
Suatu saat, setelah saya lulus SMA dan tidak diterima di universitas negeri di kota saya, saya merasa patah semangat. Apakah mungkin saya bisa mendapatkan pekerjaan, jika saya hanya lulus SMA dan kaki kanan saya mengalami polio. Di tengah-tengah keputusasaan, Allah menasihati dan menguatkan saya melalui siaran khotbah di radio. Saat itu, hampir setiap hari saya selalu mendengarkan khotbah melalui radio dan mencatat pelajaran yang disampaikan oleh para pendeta yang berkhotbah. Banyak penguatan yang saya dapatkan dari khotbah-khotbah yang saya dengar. Salah satunya mengatakan bahwa rancanganku bukanlah rancangan Allah, dan jalanku bukanlah jalan Allah. Tuhan Allah yang hidup memiliki rencana besar dan penuh damai sejahtera untuk saya. Sejak itu, saya kembali bersemangat menjalani hidup. Selama satu tahun saya tidak sekolah atau kuliah, saya semakin dikuatkan oleh Allah dengan banyaknya waktu yang bisa saya gunakan untuk belajar Alkitab dan membantu ibu saya.
Pada tahun berikutnya, setelah berdiskusi dengan ayah saya, saya akhirnya meneruskan untuk kuliah. Singkat cerita, hal yang sama kembali saya hadapi. Setelah saya tamat kuliah, saya bergumul dengan pekerjaan. Saya berdoa agar Allah Bapa memberikan tempat pekerjaan yang masih berhubungan dengan pelayanan, sehingga saya tidak putus hubungan dengan Tuhan. Intinya, meskipun saya bekerja, saya tetap bisa melayani Tuhan. Tuhan pun menjawab doa saya. Setelah hampir 1,5 tahun menanti, saya diterima di sebuah yayasan Kristen di kota saya. Di tempat kerja saya ini, saya banyak belajar tentang firman Tuhan, hal-hal rohani, dan pengetahuan umum tentang teknologi informasi. Saya sangat bersyukur, saya dipanggil untuk terlibat melayani Tuhan di bidang internet. Sekalipun saya tidak secara langsung bertemu dengan banyak orang, namun pelayanan yang kami lakukan di yayasan kami bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Semua dijadikan-Nya indah pada waktu-Nya. Sampai kini, saya masih ada di dalam perlindungan-Nya dan masih terlibat dalam pelayanan. Tidak hanya di tempat kerja saja, tapi juga di gereja dan komunitas-komunitas di sekitar saya. Syukur hanya bagi Tuhan, Allah yang selalu turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia.
[Sumber kesaksian: Setya]