Perkenanan Tuhan dalam Penderitaan
Semua ini dimulai pada 13 Mei 2017, pemberkatan pernikahan yang indah. Semua keluarga hadir dan banyak yang memberi ucapan selamat kepada kami, semua bahagia. Namun, awal pernikahan kami tidak begitu baik karena saat resepsi ngunduh mantu, keluarga kami ditipu oleh pihak katering yang tidak menyediakan hidangan sesuai yang diharapkan. Banyak teman mencibir dan menganggap keluarga kami tidak menghargai tamu. Kami merasa malu dan sedih, tetapi Tuhan memberi kekuatan kepada kami. Suami saya mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin Tuhan ajarkan kepada kami. “Kita pasti bisa melewati ini,” katanya dengan maksud untuk menguatkan keluarga kami. Setelah peristiwa itu, kami melewati hari demi hari dengan kekuatan dan pengharapan dari Tuhan. Setelah satu bulan pernikahan, kami diberi anugerah oleh Tuhan. Saya mengandung, buah dari cinta kami. Kami sangat bahagia ketika mengetahuinya, dan saking bahagianya, suami saya berdoa untuk anak ini setiap hari dan selalu menceritakan kepada setiap orang bahwa dia akan memiliki seorang anak. Namun, ternyata Tuhan menguji kami lagi. Pada usia kehamilan 6 minggu, saya mengalami flek dan perdarahan. Kami selalu membawa anak kami ini dalam doa supaya Tuhan selalu melindunginya. Dan, selama itu, suami saya tetap memiliki iman dan pengharapan dalam Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan akan menolong. Benar, tangan Tuhan menolong, anak kami diselamatkan oleh Tuhan, bahkan anak dalam kandungan saya ini kembali dalam keadaan yang sehat.
Pada bulan ketiga pernikahan kami, Tuhan menempa kami lagi dengan masalah ekonomi. Tabungan dan uang gaji kami habis untuk segala macam pemeriksaan dan obat untuk memulihkan kondisi janin dan saya yang mengalami perdarahan. Masalah ini terjadi sampai bulan keempat pernikahan kami. Pada awalnya, suami saya bingung harus bagaimana. Akan tetapi, saya mengingatkan dia bahwa Tuhan mau kita belajar dalam setiap persoalan yang kita hadapi. Kita boleh memiliki iman yang kuat, tetapi ketika kita meragukan kuasa Tuhan, semuanya sia-sia. Pada saat kekurangan pun, kami berdoa dan berdoa. Kami berserah dan mau ikut jalan yang Tuhan berikan, dan setiap hari Tuhan menyatakan kuasa-Nya. Berkat-Nya mengalir melalui keluarga dan orang-orang di sekitar kami. Di situ, suami saya merasakan penyertaan Tuhan yang ajaib dan luar biasa ketika kami mau berserah kepada-Nya.
Sampai pada akhirnya 14 September 2017, pukul 05.44 WIB, Tuhan menyatakan kasih-Nya yang begitu besar bagi suami saya. Dia “memanggil” suami saya ke dalam hadirat-Nya. Tanpa sakit dan penderitaan, Dia memberikan kedamaian abadi kepada suami saya. Dia “memanggil” suami saya pada saat suami saya benar-benar memiliki iman yang luar biasa dan berserah kepada-Nya. Syok, sedih, kecewa, marah, dan banyak perasaan berkecamuk dalam hati saya. Begitu cepat Dia “memanggil” suami saya. Berteriak dan menangis pun tidak dapat mengembalikan hidup suami saya. Saya merasa ingin mati.
Dalam tangis dan kesedihan, Tuhan berbicara kepada saya melalui ingatan tentang apa yang suami saya selalu katakan bahwa saya harus berserah kepada Tuhan. Rencana Tuhan selalu baik, waktu Tuhan selalu tepat. Tuhan selalu mengasihi anak-Nya. Dia tidak pernah meninggalkan anak-Nya. Saya harus hidup menjadi pelaku firman, harus hidup melayani Tuhan, dan harus hidup berbuah. Penghiburan ilahi yang luar biasa meskipun tidak membuat air mata saya kering dan kesedihan saya berhenti tiba-tiba. Akan tetapi, saya merasakan kasih Tuhan melingkupi saya. Ada kekuatan yang Tuhan beri melalui setiap firman-Nya. Allah hadir, bahkan pada saat saya mengalami kesakitan.
Ditinggalkan oleh orang yang terkasih adalah pukulan yang berat dalam hidup saya. Namun, saya memiliki keluarga besar yang harus saya jaga dan saya kasihi. Tuhan bekerja atas hidup saya dan keluarga besar saya. Meskipun banyak orang kasihan karena saya ditinggal suami ketika mengandung, tetapi anak dalam kandungan ini menjadi semangat saya untuk hidup. Anak ini menjadi kekuatan saya untuk tetap bersandar dan berharap kepada Tuhan.
Jangan melihat penderitaan yang saya lalui, tetapi lihatlah perkenanan Tuhan atas hidup saya dan keluarga besar saya. Terima kasih untuk setiap empati dan doanya, kiranya Tuhan memberkati kita semua.
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Filipi 1:21-22a)
Sumber kesaksian: H. Flora
“Dan, kita tahu bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama demi kebaikan orang-orang yang mengasihi Allah, yaitu mereka yang dipanggil sesuai dengan rencana Allah.”
(Roma 8:28, AYT)