"Terima YESUS meski dianiaya"

Kesaksian ini saya tulis pada tanggal 1 November 2010 pukul 23:29.

Berbagai penderitaan mendera hidupnya. Menjadi pecandu narkoba karena terpengaruh pergaulan dunia gemerlap. Ia pernah dianiaya oleh keluarganya karena menerima Yesus. Dikirim menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia karena tidak setuju dirinya mengikut jalan keselamatan. Bahkan memaksa gadis ini menikah dengan Pria yang berbeda keyakinan supaya melupakan Yesus. Namun tidak ada satu perkara pun yang berhasil memisahkan dirinya dengan kasih Kristus.

Meski terbilang belia, Amanda Maharani sudah memiliki segudang pengalaman rohani. Gadis yang lahir di Madiun, 29 September 1984 silam dilahirkan dalam keluarga yang non kristen. Namun tidak menghalangi dirinya untuk menemukan jalan keselamatan. Sejak kepergian Ayah tercinta Parjo, penderitaan demi penderitaan silih berganti menghampiri hidupnya. Seperti yang dituturkan gadis ini pada Gloria di Medan belum lama ini. Ketika masih berusia 11 tahun, Manda biasa disapa sudah berani terang-terangan pergi ke gereja dan berdoa di rumah meski Ibu tirinya, Yem (bukan nama sebenarnya) melarang dan menganiaya dirinya. "Ketika Ibu mengetahui saya pergi ke gereja, ia marah besar dan mengancam akan mengusir saya dari rumah. Kalau hari Mingu tiba saya disekap dalam sebuah kamar dan menganiaya supaya tidak pergi ke gereja. Namun itu tidak menghentikan niat saya untuk tetap mengikut Tuhan. Karena bayangan wajah Yesus yang penuh kasih selalu memberi kekuatan. Untuk menghindari kemarahnya diam-diam saya berdoa di rumah sebelum tidur. Bila kemarahannya tidak bisa dibendung saya melarikan diri ke kebun untuk mohon pertolongan Tuhan," tutur putri almarhum Parjo pada Gloria ketika menceritakan penderitaannya mengikut Yesus.

Tetap Ikut Yesus

Ketidaksenangan Yem pada anak tirinya ketika memutuskan menjadi pengikut Kristus memuncak pada tahun 2000. Waktu itu diberikan dua pilihan pada Manda. Pertama, bila tetap mengikut Yesus, Ibunya melepas tangung jawab dan memaksa putrinya menjadi TKI ke Malaysia. Padahal waktu itu ia masih berusia 16 tahun. Kedua, bila mau melupakan Yesus, sang Ibu tiri memberikan warisan dan menikahkan anaknya dengan laki-laki yang kaya raya namun non kristen. Saya jelas menolak dinikahkan dengan Pria itu. Karena saya tidak mau meninggalkan Yesus. Selain masih muda, saya tidak akan tergiur hanya gara-gara warisan dan harta. Saya putuskan untuk tetap ikut Yesus biar apapun terjadi, tegasnya lagi.

Mendapat Kemurahan Tuhan

Menjadi TKI di negeri orang banyak tantangan yang dihadapinya. Sampai di Negeri Jiran, Amanda menjadi karyawan di salah satu perusahaan di sana. Belum beberapa bulan bekerja di Selangor, Malaysia, sang majikan memperlakukan Manda bersama para TKI lain tidak semestinya hingga mereka melarikan diri dan dokumen mereka ditahan. Pada saat itu Polisi Selangor menangkap dan menjebloskan para tenaga kerja ini ke penjara. Dalam kesesakan ini ia terpengaruh dan terjun dalam dunia narkoba hingga menjadi pecandu. Namun karena kasih-Nya Manda gagal untuk mengakhiri hidupnya dalam penderitaan. "Di penjara saya tetap berdoa mohon petunjuk Tuhan. Sambil merenungi perjalanan hidup, saya berharap Tuhan akan membuka jalan. Tidak lama kemudian saya menjadi mendapat kemurahan Tuhan untuk menjadi orang kepercayaan Kepala Lembaga Permasyarakatan mengurus tahanan. Saya tahu kemurahan yang saya peroleh semata-mata karena kasih Tuhan," ungkap Manda.

Mendapat Penglihatan

Ketika ditanyakan apa dirinya pernah mendapatkan penglihatan, Amanda mengungkapkan bahwa ia pernah melihat bayangan wajah Yesus penuh kasih ketika berdoa dalam keputusasaan di Medan. "Waktu itu kami terdampar di Pelabuhan Belawan setiba dari Malaysia. Tidak ada makanan dan tidak ada ongkos untuk kembali lagi. Di gudang barang pelabuhan itu kami kelaparan dua hari dua malam. Dalam kelaparan saya berdoa dan berseru pada Tuhan. Hampir satu jam saya bersekutu. Dalam doa itu saya mohon pada Tuhan agar memalingkan wajahnya memberi pertolongan. Tiba-tiba muncul cahaya terang benderang berwarna kebiru-biruan. Tepat di tengah cahaya itu muncul wajah Yesus menatap saya dengan teduh. Saya menangis dan mencium telapak kakinya serta bersyukur atas kasih setianya," kata gadis itu lagi. Begitu selesai berdoa saya merasa dikenyangkan dan diberikan ketenangan oleh kekuatan kuasanya. Keesokan harinya si penjaga gudang memberikan kami makan serta minta agar kami membantu dia membersihkan gudangnya. Begitu gudang selesai dibersihkan kami dikasih ongkos untuk pulang. Pada hari itu juga kami mendapatkan pekerjaan.

Mengalami Lahir Baru

Rupanya pekerjaan Tuhan buat Manda tidak sampai di situ. Tuhan melanjutkan rencananya menjamah dan mengerjakan gadis ini. Akhir bulan September 2005, putri Parjo merasakan lahir baru di Gereja Sidang Rohul Kudus Indonesia (GSRI) di Jalan Sei Wampu, Medan. "Waktu itu saya merasakan belaian tangan Tuhan menjamah dan memberikan sukacita luar biasa ketika melakukan pengakuan dosa. Mulai terjadi perubahan ajaib. Saya mulai memulai hidup yang baru dalam Kristus untuk berhenti merokok dan menjadi pecandu. Meski saya tahu iblis tidak senang dengan tindakan ini tapi saya percaya Tuhan akan mampukan saya," harapnya. Dan itu juga yang membuatnya tidak pernah menyerah mengikut Yesus meski salib yang dipikulnya berat. Dan duri-duri berserakan menghalangi jalannya untuk bisa sampai pada rencana Allah. Dibalik duri-duri ini Amanda sejak kecil tetap merindukan lawatan Allah dalam hidupnya.

Sang Ayah Ikut Yesus

"Sejak masih anak-anak saya begitu rindu ketemu dengan Yesus. Karena pertama kali melihat gambar Yesus saya begitu tertarik dekat dengan-Nya. Ditambah lagi mendengar cerita dari Ayah sepulang perjalanannya dari Nias, Sumatera Utara yang mendapatkan banyak pertolongan ketika memutuskan mengikut Yesus di pulau itu," tambah adik Agus Susilo ini. Menurut Amanda, sejak almarhum Ayahnya memutuskan ikut Yesus sekitar tahun 1990-an banyak perubahan dan mukjizat yang terjadi dalam keluarganya. Namun itu tidak membuat Ibu kandungnya Lastri memutuskan untuk menerima berita keselamatan itu. Namun dibalik penolakan itu Lastri tidak pernah melarang anak-anaknya ikut jejak suaminya menerima Yesus. Setelah Ibunya meninggal tahun 1993 dan Ayahnya menikahi Yem, Manda mulai merasakan penolakan dari sang ibu tiri. Apalagi setelah Ayahnya berpulang ke rumah Bapa di surga tahun 1996, ia dikecam habis-habisan dan dianiaya ketika mengikut jalan Yesus.

Diambil dan disadur dari:

Nama Buletin : Tabloid Gloria
Penulis : Amanda Maharani

Tinggalkan Komentar