Tidak Perlu Dipasang Ring

Saya (AH), terus terang adalah seorang pria dan seorang ayah yang hidup semaunya sendiri dan tidak pernah berani bertanggung jawab. Semboyan hidup saya ialah saya bekerja dan berusaha mencari uang untuk memuaskan keinginan hati sendiri. Itulah sebabnya, lebih dari 25 tahun saya hidup dalam kesia-siaan. Setiap kali saya kembali ke rumah, istri saya selalu mencium aroma alkohol keluar dari mulut saya. Tetapi, ketika ia menasihati agar saya berhenti mengonsumsi minuman keras, maka emosi saya selalu meluap disertai dengan mengeluarkan perkataan kasar.

Beberapa waktu yang lalu, seorang kenalan di klub olahraga datang berkunjung ke rumah saya. Dalam kesempatan itu, ia menceritakan kepada saya tentang "Kerajaan Surga". Lalu ia mengajak saya berdoa. Pada saat didoakan, saya mendengar suara sangat jelas yang mengatakan bahwa saya jangan menjadi orang bebal. Setelah mendengar suara tersebut, hati saya sempat terguncang. Saya merasa jalan hidup saya sudah berada di jalan yang benar, tidak seorang pun di antara keluarga atau teman dekat saya yang berani mengatakan saya adalah seorang yang bebal.

Setelah saya mendengar suara itu, tiba-tiba saya seperti menonton sebuah rekaman video -- seluruh dosa-dosa yang pernah saya perbuat dipertunjukkan di depan mata saya. Saat itu saya sadar bahwa suara itu bukanlah suara manusia, tetapi suara Tuhan. Dengan tetesan air mata, saya mengakui saya adalah orang bebal dan orang berdosa. Tanggal 21 Oktober 2001, saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, dan sejak saat itu pula beban berat yang menindih hidup saya diangkat. Saya juga merasakan bahwa hidup saya telah dibawa keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib. Sifat dan karakter saya juga diubah oleh-Nya.

Akhir Desember 2001, saya mengalami batuk dan sesak napas. Untuk mengetahui penyebab dari batuk dan sesak napas tersebut, saya berkonsultasi kepada dokter di Bandung. Setelah diperiksa, dokter mendiagnosa saya menderita sakit jantung. Kurang begitu percaya dengan diagnosa dokter tersebut, saya berkonsultasi lagi kepada dokter lain di Bandung. Ternyata, Setelah dilakukan penelitian, dokter tersebut memberikan diagnosa terdapat dua saluran yang tersumbat di jantung saya. Saran yang diberikan adalah saya harus dioperasi untuk "blow up" ataupun dipasangi "ring", dengan demikian peredaran darah di jantung saya akan normal kembali.

Saya tidak pernah menduga bahwa saya akan menderita penyakit jantung. Tetapi, sekalipun baru saja saya menjadi anak-Nya, dan tiba-tiba saya menderita penyakit jantung, Tuhan menggerakkan hati saya untuk membuat komitmen, bahwa sekalipun Tuhan tidak menyembuhkan penyakit itu, saya akan tetap memuliakan Tuhan Yesus dan mengikut Dia seumur hidup saya. Beberapa hari kemudian, keluarga menyarankan supaya saya berangkat ke General Hospital di Singapura. Januari 2002, saya mulai diperiksa dengan sangat hati-hati dan seteliti mungkin. Setelah para dokter melakukan pemeriksaan terhadap diri saya selama dua hari, dokter yang memeriksa menyimpulkan keadaan dan aliran darah di jantung saya sangat baik dan normal -- Tuhan telah menyembuhkan saya.

Saat itu, tidak perlu melakukan operasi "blow up" atau dipasangi "ring", saya hanya diberi obat. Setelah mendengar berita baik tersebut, saya langsung mengucapkan syukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Dia adalah Tuhan yang sungguh nyata dan telah menyembuhkan saya. Para pasien yang melihat saya berseru kepada Tuhan, mulai bertanya tentang apa yang terjadi pada diri saya. Saya hanya mengatakan kepada mereka bahwa apabila mereka percaya kepada Yesus, mereka pun pasti mengalami pertolongan yang sama dari Tuhan.

Sejak saya menerima pertolongan yang dahsyat itu, saya semakin yakin bahwa Yesus yang saya ikuti adalah Tuhan yang Ajaib. Melalui sebuah perkumpulan yang saya ikuti di Bandung, kerohanian saya semakin bertumbuh. Lebih dari itu semua, kasih-Nya yang mengalir dan melimpah, membuat hidup saya semakin bergairah untuk mengiring Tuhan.

Diambil dari:

Judul majalah : SUARA, Edisi 71, Tahun 2003
Penulis : KM
Penerbit : Communication Department Full Gospel Business Men's Fellowship International - Indonesia
Halaman : 13 -- 15

Tinggalkan Komentar