Kisah Tukang Sepatu yang Selalu Ingin Tahu
Bagi orang asing yang lewat, toko itu tampak seperti toko sepatu biasa yang terdapat di Inggris. Di depan toko itu tergantung sebuah papan dengan tulisan, "Jual Beli Sepatu Bekas". Orang-orang di desa Paulers Pury tahu bahwa pekerja muda di toko itu bukan seorang tukang sepatu biasa.
Mereka memanggilnya "Columbus" karena ia sering menceritakan tentang Columbus, penemu yang terkenal itu. Mereka menertawakan dia apabila ia mempelajari bahasa-bahasa asing pada malam hari. "Mengapa kamu perlu mempelajari demikian banyak bahasa, Columbus?" ejek mereka.
Pemuda itu menjawab dengan sabar, "Aku ingin memahami orang-orang bangsa lain." William Carey tergerak hatinya mendengar laporan-laporan para penjelajah yang telah mengikuti Columbus. Ia mempunyai sebuah peta di dinding dan sementara informasi baru diperolehnya, ia dengan teliti mengklasifikasikannya di peta.
Ia membaca setiap buku yang dapat diperolehnya, buku-buku tentang khotbah-khotbah lama pun dibacanya. Pada suatu hari, ia membaca buku tentang pendeta yang terkenal, Jeremy Taylor. Ia menjadi gelisah dan membicarakannya dengan seorang pekerja, temannya, yang dikenalnya sebagai seorang pengunjung gereja yang setia.
"Apa artinya hal dilahirkan kembali ini?" tanya Carey. "Saya dibaptis menjadi anggota gereja Inggris, tetapi saya belum pernah mendengar hal ini."
Temannya, William Warr, menjawab dengan cepat, "Dibaptis saja tidak cukup. Sekarang, datanglah ke gereja 'Pelarian', gereja saya. Pendeta saya akan mengatakan kepadamu bagaimana caranya untuk merasakan yakin bahwa kamu telah berdamai dengan Allah."
"Akan tetapi, pelarian-pelarian itu adalah orang-orang yang menyimpang dari agamanya," bantah Carey.
"Mereka mungkin disebut sebagai orang-orang yang menyimpang dari agama, Carey," William Warr membantah, "tetapi mereka berkhotbah dari Alkitab. Itulah yang penting."
Carey berbantah-bantah dengan temannya selama beberapa bulan sebelum akhirnya ia menyerah dan menghadiri suatu kebaktian di Gereja Pelarian itu. Setelah pergi beberapa kali, ia harus mengakui bahwa Pelarian-Pelarian itu sungguh berkhotbah dari Alkitab. "Aku akan pergi ke gereja tiga kali pada hari Minggu dan menghentikan dusta dan sumpah serapahku," ia memutuskan.
Kemudian, negeri Inggris tiba-tiba terlibat perang dengan Perancis dan Spanyol. Armada musuh bergerak memasuki Selat Inggris dan mengancam akan menyerbu. Raja Inggris, George, menyatakan bahwa tanggal 10 Februari 1779 merupakan hari nasional untuk berpuasa dan berdoa. Pada hari itu, Carey ikut bersama para Pelarian dalam suatu kebaktian istimewa.
Pendeta Thomas Chater memimpin kelompok itu dalam doa, lalu ia berbicara tentang celaan yang mereka alami jika menjadi pengikut Kristus. Carey melaporkan kemudian, "Aku merasa hancur dan tak berdaya. Aku ingin mengikut Kristus."
Lalu, ia sungguh menjadi pengikut Kristus! Setelah pengalaman kelahiran barunya, Carey tidak jemu-jemunya belajar mengenai Alkitab. Ia mulai mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Ibrani, dan setiap renungan pagi, ia membaca sebagian dari Alkitab dalam tiga bahasa - Ibrani, Yunani, dan Latin.
Setelah majikannya meninggal, Carey membuka toko sepatu miliknya sendiri. Ia menikah dan membuka sebuah sekolah pada malam hari bagi anak-anak di desanya. Ia menggunakan bola dunia yang terbuat dari kulit kasar untuk memperlihatkan kepada anak-anak, tempat-tempat yang telah ditempuh para penjelajah seperti Columbus itu; dan sering kali, setelah murid-muridnya pulang, ia duduk membaca Alkitab sampai jauh malam sambil merenungkan berjuta-juta orang kafir di negeri-negeri lain. Ia menulis petanya dengan segala yang diketahuinya tentang agama tiap-tiap bangsa di dunia.
Pada tanggal 10 Agustus tahun 1786, tukang sepatu yang bersemangat itu ditahbiskan menjadi pendeta Baptis. Beberapa minggu setelah itu, ia menghadiri suatu pertemuan pendeta-pendeta di Northampton. Salah seorang dari pendeta-pendeta yang tua mengusulkan agar seseorang menyebutkan suatu pokok pembicaraan untuk diskusi umum. Carey bangkit serta mengemukakan masalah tentang "Apakah Amanat Agung itu berlaku bagi kita sekarang ini untuk pergi dan mengajar segala bangsa itu atau tidak?"
Pendeta-pendeta itu menjadi terdiam. Lalu, ketua pertemuan melihat kepada Carey dengan pedas. "Duduklah, anak muda. Apabila Allah berkenan memenangkan orang-orang kafir, Ia akan melakukannya tanpa pertolonganmu atau pertolonganku." Namun, Carey tidak mudah disuruh diam begitu saja.
Pada tanggal 30 Mei tahun 1792, ia menyampaikan sebuah khotbah yang bersejarah pada Persekutuan Pendeta-Pendeta Baptis di Notingham. Ia mengajukan dua buah pertanyaan yang patut dikenang: "Mengharapkan perkara-perkara yang besar dari Allah. Mengusahakan perkara-perkara yang besar bagi Allah." Pagi berikutnya, ia mengusulkan untuk membentuk suatu perkumpulan pengabar Injil. Empat bulan kemudian, perkumpulan itu terbentuk, Carey dan keluarganya berlayar ke India sebagai utusan Injil dari perkumpulan yang baru itu.
Di sana, Carey yang gigih itu mengikuti karier utusan Injil yang lama dan termasyur itu, yang sering kali dirusak oleh tragedi. Istrinya dan seorang utusan Injil, temannya, menjadi terganggu kesehatan jiwanya dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. Utusan-utusan Injil yang lain meninggal karena terkena penyakit yang biasa berjangkit di Asia. Setelah tujuh tahun lamanya di sana, barulah Carey membaptiskan orang yang bertobat pertama kali.
Namun, selama kariernya sebagai utusan Injil, tukang sepatu yang percaya dalam mengharapkan perkara-perkara yang besar dari Allah dan mengusahakan hal-hal yang besar untuk Allah itu menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam empat bahasa terkemuka di India, serta menyebabkan Alkitab dapat dibaca oleh tiga ratus juta orang dalam bahasa mereka sendiri. Selain itu, ia adalah tokoh utama dalam pendirian 126 sekolah misi.
Bahkan, yang lebih penting yaitu bahwa ia mencetuskan gerakan-gerakan utusan Injil di Inggris dan Amerika. Kini, Carey dengan tepat disebut sebagai bapak serta pelopor gerakan utusan Injil modern.
Pada saat meninggal, perintis utusan Injil yang besar itu berbisik, "Kalau saya sudah tiada, jangan katakan apa-apa tentang Dr. Carey. Berbicaralah tentang Juru Selamat."
Diambil dan disunting dari:
Judul Buku | : | Bagaimana Tokoh-Tokoh Kristen Bertemu dengan Kristus |
Penulis | : | John Newton |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1973 |
Halaman | : | 42 -- 45 |
"Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa." (Markus 13:10)