Siap Mati Demi Yesus di Nepal

Gambar: KISAH_kristus

Nepal, negara kecil yang letaknya di pegunungan, terletak di antara India dan China. Di negeri ini, paham komunisme hidup dan tumbuh subur. Pemilihan umum tahun 2008 berakhir dengan kemenangan partai politik komunis Mao, yang menguasai hampir seluruh kursi di parlemen. Baru-baru ini diadakan poling, dan hasilnya menunjukkan bahwa 62 persen warga negara Nepal lebih menyukai pemerintahan komunis. Pelayanan organisasi kami di Nepal menjadi lebih penting dibanding sebelumnya. Kami melayani melalui pembagian buku-buku Kristen, siaran program-program Kristen melalui radio, dan pendidikan bagi para pemimpin gereja. Organisasi kami menolong gereja Nepal untuk bertahan menghadapi ideologi komunis Mao yang sedang mengemuka.

Saya siap mati demi Yesus.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Seorang wanita berusia 26 tahun -- S berasal dari tentara Mao datang kepada Kristus setelah membaca buku Devosi Total (versi Nepal). S menerima buku-buku kami melalui kontak kami yang membagikan buku-buku ini kepada tentara Mao, tentara revolusi yang pernah berperang melawan pemerintah. Setelah S membaca Devosi Total dan beberapa buku lainnya, dia menghubungi kontak kami dan meminta dibaptis. Setelah itu, S mulai membagikan buku-buku ini kepada teman-temannya. Sayangnya, salah satu temannya yang menerima buku ini dari S melaporkannya kepada polisi militer. Bagi para pengikut ajaran Mao, menjadi Kristen adalah sama dengan menjadi mata-mata Amerika Serikat.

Komandan wanita yang pernah menerima buku dari S memperingatkannya bahwa pemimpin militer Mao berniat membunuhnya. Sang komandan menolong S melarikan diri dan S menghubungi kontak kami, yang akhirnya mencarikan tempat aman baginya untuk tinggal. S mengatakan dia tidak akan pernah kembali lagi kepada kelompok Mao, jika mereka menawarkan pengampunan kepadanya sebagai ganti penyangkalannya kepada Kristus. "Saya siap mati demi Yesus," katanya.

Download Audio

Diambil dari:
Nama buletin : Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Juli - Agustus 2011
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman : 10

Tinggalkan Komentar