Pengumpul Berita
Dasar-Dasar Pemuridan Misionaris
Pada suatu Minggu sore, saya duduk bersama beberapa saudara dan saudari Asia Tengah mengikuti pertemuan ibadah kami. Alp (bukan nama sebenarnya) bertanya bagaimana orang Kristen dapat menahan godaan setelah pertobatan.
Roadshow AI-4-GOD! di Bandung: Pengalaman Memperkenalkan AI untuk Pelayanan
Shalom Sahabat SABDA! Jumpa lagi dengan tulisan saya. Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman terkait roadshow SABDA di Bandung yang dilaksanakan pada 7-9 Februari 2025.
Tim SABDA yang terlibat dalam roadshow ini terdiri dari 4 orang, yaitu Bu Yulia, Bu Evie, Nehemia, dan saya. Kami dibagi menjadi 2 tim untuk meningkatkan efektivitas pelayanan di 3 STT, yaitu STT Baptis Bandung, STT INTI, dan STT Tiranus; dan 6 gereja, yaitu GUP Bandung, Immanuel Baptist Church (IBC), GPIB Sejahtera Bandung, GSPDI Bandung, GKKK Bandung, dan GKKI Pengharapan Bandung. Topik-topik yang kami sampaikan meliputi AI Basic, Metode Prompting F.O.K.U.S., Bahaya AI dan Fondasi Alkitab, Metode PA dengan AI Squared, Alkitab GPT, BaDeNo AI, AI Media, dan Panduan Memakai AI dengan Benar.
Saya berkesempatan untuk menyampaikan beberapa topik, antara lain metode prompting F.O.K.U.S., Alkitab GPT, BaDeNo AI, dan AI Media. Selain itu, dalam roadshow kali ini, saya juga bertanggung jawab untuk urusan teknis, seperti menyiapkan rekaman video dan audio, presentasi PPT, serta dokumentasi foto jalannya seminar.
Pada awalnya, saya memang perlu penyesuaian untuk mengerjakan beberapa tugas sekaligus, seperti mengurus hal teknis ketika roadshow, mempersiapkan materi presentasi, dan mendokumentasikan setiap sesi dalam roadshow. Namun, setelah melewati hari pertama dan mengikuti sesi debriefing/evaluasi, saya menerima masukan yang membuat saya dapat mengatur tugas-tugas dengan lebih baik selama roadshow berlangsung.
Tentu banyak hal yang saya pelajari, mulai dari bagaimana menyampaikan presentasi dengan baik dan menyesuaikannya dengan peserta, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat saat menghadapi kendala, sampai membangun komunikasi dan relasi dengan orang lain. Setiap tempat memiliki kesan tersendiri. Bagi saya, yang paling berkesan adalah di GSPDI Bandung, soalnya setelah acara, saya sempat berbincang cukup banyak dengan beberapa peserta seminar.
Saya sangat bersyukur karena Tuhan Yesus selalu menolong ketika roadshow AI-4-GOD! di Bandung. Jika Sahabat SABDA ingin melihat semua materi roadshow, silakan mengunjungi situs SABDA AI. Untuk testimoni para peserta, Sahabat SABDA bisa menemukannya di IG @sabda_ylsa. Terima kasih. Salam AI-4-GOD!
Studi: Wanita Mengingat Lebih Banyak Informasi Dari Pembacaan Alkitab Digital Dibanding Pria
Apakah otak kita memproses informasi yang dikonsumsi secara digital dengan cara yang berbeda dari informasi yang didapat dari media cetak? Pertanyaan tersebut, yang memiliki beberapa implikasi mendalam terhadap cara dunia kita bekerja pada tahun 2019, sulit untuk dijawab. Namun, setidaknya, sebuah penelitian telah mengungkapkan bahwa ketika kita berbicara tentang Alkitab, jawabannya akan sedikit lebih rumit. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa wanita menyerap informasi yang sama banyak dari pembacaan Alkitab menggunakan aplikasi (digital) dengan pembacaan Alkitab menggunakan Alkitab cetak, sementara pria ... tidak terlalu banyak. [h/t Christianity Today]
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Religion, Media, and Digital Culture, yang dilaporkan oleh Christianity Today tersebut juga menemukan bahwa pria tidak terlalu banyak mengingat Alkitab yang mereka baca ketika membacanya melalui aplikasi di gawai mereka, meskipun, menurut penelitian tersebut, mereka cenderung membaca lebih banyak.
Di sisi lain, wanita membaca dengan jumlah yang sama melalui aplikasi seperti yang mereka lakukan dengan Alkitab cetak, dan mereka menyerap jumlah informasi yang sama pada kedua media tersebut.
Dengan kata lain, meskipun aplikasi Alkitab dapat membantu pria membaca lebih banyak bagian Alkitab, mereka mungkin kurang terlibat di dalamnya.
Penelitian yang melibatkan partisipan untuk membaca kitab Yudas dalam berbagai media ini menemukan bahwa orang-orang dari kedua jenis kelamin secara signifikan lebih mungkin merasa bingung dengan apa yang mereka baca jika mereka membacanya secara digital. Menurut penelitian tersebut, pembaca digital hampir dua kali lebih mungkin mengatakan bahwa mereka merasa "bingung" dengan apa yang mereka baca daripada pembaca Alkitab cetak.
Sulit untuk mengatakan mengapa hal ini terjadi, tetapi setidaknya sebagian dari hal ini sejalan dengan apa yang secara umum dipahami tentang perbedaan cara pria dan wanita memproses informasi pada era digital. Pria lebih suka membaca sesuatu secara digital daripada wanita, sementara wanita umumnya memiliki pemahaman membaca yang lebih tinggi.
Pria lebih suka membaca sesuatu secara digital daripada wanita, sementara wanita umumnya memiliki pemahaman membaca yang lebih tinggi.Ada beberapa temuan menarik lainnya. Sebagai contoh, meskipun mayoritas peserta (66 persen) mengatakan bahwa mereka lebih memilih Alkitab cetak untuk membaca dalam waktu lama, tetapi sekitar 43 persen menggunakan smartphone untuk membaca dan 20 persen menggunakan komputer. Dengan kata lain, para pembaca Alkitab cenderung cukup pragmatis dalam hal kebiasaan membaca mereka. Mereka memilih apa yang disebut oleh peneliti John Dyer sebagai "NAB" (nearest available Bible) atau Alkitab terdekat yang tersedia di sekitar mereka.
(t/Jing-jing)
Diambil dari: Nama situs : RELEVANT Alamat artikel : https://relevantmagazine.com/culture/study-women-retain-way-more-info-from-digital-bible-reading-than-men/ Judul asli artikel : Study: Women Retain Way More Info From Digital Bible Reading Than Men Penulis artikel : RELEVANTAlki-TOP Januari 2025: Upskilling
Hai, Sahabat SABDA, senang bisa bertemu lagi. Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang Alki-TOP sepanjang Januari yang membahas tentang Upskill. Melalui blog ini, saya akan menceritakan topik-topik yang dibahas dalam PA online bareng seri Alki-TOP yang membahas bagaimana prinsip-prinsip Alkitab bisa menjadi panduan upskilling yang relevan pada era digital ini. Jadi, jangan di-skip ya. Selamat Membaca!
Pada minggu pertama, PA online bareng seri Alki-TOP membahas topik Percaya dan Bersandar pada Tuhan (Amsal 3:5-10) bersama dengan Sdr. Yohanes dan Sdri. Desi sebagai guests. Sebagai langkah awal upskilling, Amsal 3:5-10 mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan. Percaya bahwa Tuhan punya rencana indah dalam hidup kita, dan serahkan kendali pada-Nya. Jangan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi libatkan Tuhan dalam setiap proses pengembangan diri kita.
Minggu kedua kita ber-PA bersama dengan Sdr. Reza dan juga Sdri. Merly tentang Latihan Rohani vs Latihan Jasmani (1 Timotius 4:6-10). Selain melatih skill duniawi, jangan lupakan juga latihan rohani. Firman Tuhan adalah sumber hikmat dan kekuatan kita. Teruslah belajar dan menggali kebenaran firman Tuhan karena inilah bekal utama kita dalam melayani Tuhan dan sesama.
Minggu terakhir membahas tentang Kamu Adalah Terang Dunia (Matius 5:14-16) bersama dengan Sdr. Chrisna dan Sdri. Debie. Yesus memanggil kita untuk menjadi terang dunia. Artinya, kita harus terus mengembangkan diri agar bisa menjadi berkat bagi orang lain. Upskilling bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memuliakan Tuhan dan menjangkau lebih banyak jiwa.
Nah, dari keseluruhan topik yang dibahas, saya secara pribadi mendapatkan banyak pelajaran tentang upskill, bahwa upskilling adalah bagian penting dari pertumbuhan kita sebagai orang Kristen. Mari kita semua terus belajar, berkembang, dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Jadilah terang dunia, dan meraih potensi maksimalmu untuk kemuliaan Tuhan!
Sahabat SABDA, yuk lihat lagi arsip videonya di Instagram @ayo.pa! Di sana, teman-teman bisa mendapatkan insight tambahan dan mungkin juga menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah membaca blog ini. Mari ber-PA bersama di Alki-TOP. Salam Ayo PA!
Mendapat Wawasan Baru dari Seminar #AITalks: “AI dan Bible Intake”
Halo, Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya harap Sahabat SABDA semuanya tetap dalam lindungan Tuhan. SABDA kembali mengadakan #AITalks dengan tema AI dan Bible Intake pada 3 Februari 2025. Dalam diskusi ini, kita mengeksplorasi bagaimana Bible Intake disiplin rohani yang dianggap paling penting dalam kehidupan Kristen mengalami perubahan pada era digital dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI). Seperti yang kita ketahui, Bible Intake bukan hanya tentang membaca dan mendengar firman Tuhan, tetapi juga mencakup menghafal, merenungkan, dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya AI, proses ini semakin dipermudah, tetapi juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi pertumbuhan iman seseorang.
Dalam sesi ini, saya menyimak pemaparan materi AI dan Bible Intake secara mendalam yang disampaikan oleh Ibu Yulia dan Pak Max, Panelis tetap seminar #AITalks. Beberapa poin utama yang mereka bahas, seperti Analogy History of Food & History of Bible (bagaimana perkembangan sejarah makanan dapat dianalogikan dengan cara manusia menerima dan menyerap firman Tuhan), jenis-jenis Bible & Proses Bible (memahami berbagai jenis Alkitab dan bagaimana prosesnya dalam kehidupan Kristen), tantangan dan peluang AI dalam Bible Intake (bagaimana AI dapat membantu, tetapi juga berpotensi menghambat keterlibatan kita dalam firman Tuhan), dan kesiapan jasmani dan rohani.
Ibu Yulia menyoroti pentingnya kesiapan kita dalam menghadapi kemajuan teknologi, baik secara jasmani maupun rohani, dengan memberikan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari. Bagi saya, secara keseluruhan, pembahasan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kita bisa menggunakan AI dengan bijaksana dalam perjalanan iman. Di sini, saya mendapatkan wawasan yang kaya tentang bagaimana AI dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam Bible Intake, sekaligus tantangan yang perlu diwaspadai. Ibu Yulia dan Pak Max membahas dengan mendalam bagaimana perkembangan teknologi, terutama AI, memengaruhi cara kita menerima firman Tuhan, baik melalui analogi sejarah makanan, jenis-jenis Alkitab, serta kesiapan jasmani dan rohani dalam menghadapi perubahan ini.
Pada bagian selanjutnya, Pak Max memaparkan lebih dalam mengenai konsep Bible Intake, yang dijelaskan dalam buku Spiritual Disciplines for the Christian Life karya Donald S. Whitney. Ia menjelaskan bahwa Bible Intake bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi sebuah disiplin rohani yang harus diterapkan secara sadar dan konsisten. Pak Max juga membahas konsep "Lapar Rohani", yaitu kondisi ketika seseorang haus akan firman Tuhan, tetapi tidak memiliki kebiasaan yang sehat dalam "mengonsumsinya". Beberapa poin yang ia jelaskan terkait hal ini meliputi mengapa kita harus menerapkan Bible Intake? Bagaimana cara "makan" Alkitab dengan benar? Cara menghindari "Lapar Rohani" dalam kehidupan sehari-hari, dan siklus digital SE (Scripture Engagement) dan penerapannya.
Sebagai penutup, Pak Max memperkenalkan berbagai dukungan Bible Intake dari SABDA, seperti web, situs, aplikasi, dan platform digital lainnya, yang membantu umat Kristen semakin dekat dengan firman Tuhan. Selain itu, penjelasan Pak Max tentang Bible Intake membuat saya belajar untuk disiplin rohani yang menekankan bahwa mendekatkan diri kepada firman Tuhan bukan sekadar rutinitas, tetapi membutuhkan kesadaran dan konsistensi. Konsep "Lapar Rohani" yang dibahas juga menjadi pengingat penting agar kita memiliki pola yang sehat dalam mengonsumsi firman Tuhan, terutama pada era digital ini.
Dengan berbagai dukungan dari SABDA, seperti aplikasi dan platform digital, AI bisa dimanfaatkan secara bijaksana untuk memperkaya perjalanan iman kita, tanpa menggantikan hubungan pribadi dengan Tuhan. Keseluruhan sesi ini mengajak kita untuk tetap berakar dalam firman Tuhan, sembari memanfaatkan teknologi dengan penuh kesadaran dan keseimbangan.
Acara ini menambahkan wawasan saya mengenai bagaimana AI dapat memengaruhi cara saya dan Anda menyerap firman Tuhan pada era digital. Pembahasan tentang Bible Intake terasa sangat relevan bagi kehidupan saya, terutama dengan perspektif yang kaya dari Ibu Yulia dan Pak Max. Penggunaan analogi, konsep "Lapar Rohani", serta tantangan dan peluang AI dalam mendalami Alkitab sangatlah menarik dan mudah dipahami oleh saya. Secara keseluruhan, #AITalks ini memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat dan tantangan AI dalam perjalanan iman kita. Bagaimana menurut Sahabat SABDA? Apakah AI sudah membantu atau justru menjadi tantangan bagi Bible Intake Anda?
Mengapa Pelayanan Perempuan?
Baru-baru ini saya menerima pertanyaan ini dari seorang perempuan yang menggambarkan dirinya sebagai seorang pelengkap di sebuah gereja yang sebagian besar diisi oleh orang-orang yang egaliter. Bagaimana Ia harus menjawabnya? Bagaimana Ia dapat mengartikulasikan nilai dari pelayanan perempuan bagi mereka yang percaya bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam gereja haruslah sama?
Pertanyaan ini sering muncul - dan juga sering muncul dari berbagai konteks yang saling melengkapi. Mengapa perempuan tidak boleh berpartisipasi dalam kebaktian-kebaktian gereja, kelompok-kelompok kecil, dan berbagai pelayanan bersama dengan anggota tubuh yang lain, daripada membutuhkan lapisan pelayanan lain yang difokuskan pada perempuan?
Saya akan memberikan lima tanggapan untuk pertanyaan ini - tentu saja bukan satu-satunya tanggapan, tetapi beberapa tanggapan awal yang mungkin juga berhubungan dengan egalitarian. Jika kita akan berbicara tentang pelayanan perempuan, kita harus siap untuk menjawab pertanyaan ini dengan jelas dan alkitabiah. (Diskusi yang lebih rinci dapat ditemukan dalam Pelayanan Perempuan yang dipenuhi Firman: Mengasihi dan Melayani Gereja [Review]).
Tanggapan 1: Pelayanan perempuan secara formal tidaklah penting.
Sebenarnya penting untuk mengatakan bahwa program pelayanan perempuan bukanlah sebuah tuntutan Alkitab. Alkitab tidak memerintahkan orang percaya untuk membentuk kelompok-kelompok kecil, kelompok pendalaman Alkitab, dan pertemuan-pertemuan khusus untuk perempuan. Banyak dari kita cenderung langsung berpikir tentang program-program formal ketika topik ini muncul. Tetapi, walaupun hal ini dapat menjadi sesuatu yang luar biasa, kita harus mengakui bahwa pelayanan di antara para perempuan dapat dan akan terjadi dalam berbagai macam cara di dalam sebuah jemaat yang sehat.
Tanggapan 2: Firman Tuhan memanggil para perempuan untuk mengajar para perempuan, dalam konteks gereja lokal.
Meskipun program pelayanan perempuan tidak terlalu penting, mungkin akan sangat membantu jika kita mengorganisir dan memformalkan pelayanan di antara para perempuan dengan satu atau lain cara. Anda tahu ke mana saya akan pergi. Kita harus pergi ke sana - ke Titus 2, di mana Paulus memerintahkan Titus untuk memimpin jemaatnya sedemikian rupa sehingga pria dan perempuan melayani secara khusus sebagai pria dan perempuan yang saleh, dan secara khusus sebagai pria dan perempuan yang lebih tua dan yang lebih muda juga saleh. Perintah yang terkenal bagi perempuan yang lebih tua untuk mengajar perempuan yang lebih muda "apa yang baik" (Titus 2:3, AYT) muncul dalam konteks surat yang mengagungkan doktrin-doktrin Injil yang kekal dan bagaimana doktrin-doktrin itu dihidupi dalam semua lapisan umat Allah yang tertata dalam sebuah badan ibadah lokal.
Di banyak tempat, Perjanjian Baru secara khusus menyebut perempuan di dalam gereja sebagai perempuan, memanggil mereka untuk hidup sebagai perempuan yang saleh dan (dalam Titus 2) untuk mengajarkan kesalehan ini kepada satu sama lain. Penekanan khusus ini menyiratkan perlunya waktu bagi para perempuan untuk berkumpul bersama dan saling mengajar - terutama melalui komunikasi dan penerapan Firman Tuhan dalam doa, dengan tujuan untuk mengenal Kristus dan menghormati Dia dalam semua hubungan dan tanggung jawab kita. Meskipun pengajaran ini dapat dilakukan secara informal, pelayanan perempuan yang terorganisir menyediakan konteks di mana pengajaran ini dapat diberikan kepada semua perempuan dalam sebuah jemaat.
Tanggapan 3: Kita harus membangun perempuan-perempuan yang dipenuhi dengan Firman.
Seperti yang telah saya sebutkan, pengajaran ini terjadi terutama melalui komunikasi dan penerapan Firman Tuhan dalam doa. Pelayanan perempuan yang efektif membangun generasi perempuan yang mempelajari dan mewariskan Alkitab. Alkitab sangat jelas tentang dirinya sendiri: Alkitab adalah wahyu yang dihembuskan Allah kepada manusia. Alkitab adalah cahaya di jalan dan manna bagi jiwa setiap pengikut Yesus.
Sangatlah penting bagi para perempuan untuk menerima pengajaran Firman secara teratur dari para pemimpin yang telah ditahbiskan, dan instruksi serta dorongan baik dari pria maupun perempuan. Tetapi juga sangat penting bagi para perempuan untuk "mengajarkan apa yang baik" dengan menyampaikan kepada perempuan lain bukan hanya prinsip-prinsip praktis, tetapi juga dasar dari Firman yang darinya prinsip-prinsip tersebut bertumbuh. Betapa diberkati panutan/teladan yang hati dan pikirannya dipenuhi dengan Firman Tuhan, yang hidupnya ditransformasikan oleh Roh Kudus menjadi serupa dengan Kristus, dan yang lidahnya memberitakan keagungan-Nya dengan lantang dan jelas. Saya telah diberkati oleh tokoh-tokoh seperti itu selama bertahun-tahun, mulai dari guru sekolah minggu, pemimpin pendalaman Alkitab, hingga para perempuan yang meluangkan waktu untuk berdoa bersama dan untuk saya. Generasi yang akan datang akan membutuhkan panutan seperti itu lebih dari sebelumnya dan bukan hanya selebriti atau tokoh virtual, tetapi perempuan yang nyata dalam jemaat yang nyata.
Tentu saja pengajaran yang penuh dengan Firman ini terjadi dalam berbagai cara, mulai dari pelajaran Alkitab yang besar hingga pembacaan Alkitab secara pribadi di meja dapur. Hal ini terjadi dalam hubungan pendampingan yang didasarkan pada berbagi Firman Tuhan. Hal ini terjadi ketika para perempuan berdoa, melayani, merayakan, dan bersedih bersama, selalu dengan Firman di bibir mereka. Para pendeta dan penatua dapat membantu hal ini terjadi dengan sangat baik dan penuh makna. Dan ketika pengajaran yang dipenuhi dengan Firman ini terjadi, hal itu akan memengaruhi seluruh tubuh gereja.
Tanggapan 4: Pelayanan perempuan yang dipenuhi dengan Firman memberkati seluruh gereja.
Pelayanan perempuan seharusnya tidak memisahkan perempuan dari anggota jemaat lainnya. Bahkan, pelayanan ini seharusnya tidak bertujuan untuk kebaikan perempuan saja, tetapi untuk kebaikan seluruh jemaat. Ketika para perempuan saling menguatkan satu sama lain di dalam Kristus melalui Firman-Nya, mereka menjadi penghubung yang semakin saleh dan penuh doa dengan orang lain di dalam tubuh gereja, anggota keluarga, mereka yang membutuhkan pertolongan fisik atau rohani, anak-anak, dan para pemimpin gereja.
Kita akan bertemu dengan perbedaan-perbedaan yang khas dari kaum komplementarian pada suatu saat dalam percakapan ini, mungkin lebih awal, tetapi pasti sekarang. Bagi kaum komplementarian, hal ini merupakan hal yang menyenangkan karena kita percaya bahwa Allah telah menetapkan sebuah tatanan untuk pernikahan dan gereja. Sebuah tatanan untuk sukacita dan kebaikan kita. Kita merayakan partisipasi kita dalam drama ilahi tentang kasih antara Kristus dan gereja-Nya, memainkan peran kita sebagai pembawa gambar perempuan Allah merupakan suatu sukacita untuk melihat sebuah gereja di mana para pendeta dan penatua pria dengan penuh perhatian menggembalakan semua anggota jemaat mereka, termasuk para perempuan, memberikan pengawasan pastoral terhadap pelayanan perempuan dan mendorong pelatihan bagi para pemimpin perempuan. Sebagai hasilnya, seluruh jemaat dikuatkan serta pria dan perempuan diperlengkapi untuk bermitra bersama dalam pekerjaan Injil. Seorang pendeta yang membaca draf artikel ini mengatakan bahwa ia hanya akan menambahkan ini: Semakin banyak hamba-hamba Tuhan perempuan yang dibangkitkan di dalam jemaatnya, maka ia akan semakin berbahagia, karena mereka akan membantu mempertajam dirinya dengan berbagai cara.
Prosesnya bisa jadi sulit. Para pemimpin dalam pernikahan dan di gereja tetaplah manusia yang berdosa dan begitu pula mereka yang mengikuti kepemimpinan mereka. Dalam gereja-gereja yang tidak memiliki kebulatan suara mengenai peran gender, kepekaan yang tak terhingga diperlukan ketika orang-orang percaya dengan setia mendoakan para pemimpin yang ada dan berusaha untuk mengikuti dan melayani sesuai dengan Firman Tuhan. Hanya dengan kasih karunia Allah, ketika Ia mengubah kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya melalui Roh dan Firman-Nya, kita dapat bertumbuh bersama menjadi satu tubuh yang memuliakan Dia.
Tanggapan 5: Pelayanan perempuan adalah saluran penginjilan yang berharga.
Sungguh, untuk poin ini, Anda hanya perlu membaca tulisan Gloria Furman dalam Pelayanan Perempuan yang Dipenuhi Firman. Jika Anda tergoda untuk menganggap kelompok pendalaman Alkitab perempuan hanya sebagai tempat yang nyaman bagi teman-teman lama, bersiaplah untuk perubahan paradigma. Para perempuan memiliki kesempatan yang luar biasa di dunia saat ini untuk merangkul perempuan lain yang tidak akan pernah datang (atau, dalam beberapa kasus, tidak akan pernah diizinkan untuk datang) ke kelompok campuran. Dalam semua konteks, kelompok-kelompok perempuan yang berakar pada Firman Tuhan memiliki potensi yang sangat besar untuk melayani para perempuan yang terhilang dan terluka yang tertarik pada komunitas yang otentik, penuh kasih karunia dan yang terutama perlu bertemu dengan Tuhan dan Juru Selamat yang bersinar melalui Kitab Suci dari awal hingga akhir.
Hanya dengan kasih karunia Allah, ketika Ia mengubah kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya melalui Roh dan Firman-Nya, kita dapat bertumbuh bersama menjadi satu tubuh yang memuliakan Dia.Banyak dari kita perlu mendengar kisah-kisah tentang bagaimana Firman Tuhan yang dipelajari dan diajarkan telah menginvasi hati seorang perempuan dan kemudian menjangkau seluruh keluarga dengan Injil dan bagaimana hal itu menumbuhkan iman dan semangat penginjilan di gereja-gereja (Lihat, sebagai contoh: Bab Cindy Cochrum). Saya telah melihat hal ini terjadi di banyak kelompok, terutama ketika para pemimpin berdoa untuk buah-buah Injil seperti ini dan ketika satu demi satu anggota mengundang seorang teman yang belum percaya untuk datang bersamanya.
Sungguh suatu kesempatan yang luar biasa, melalui pelayanan perempuan, untuk merangkul panggilan dari orang-orang yang dipisahkan Allah untuk menjadi garam dan terang di dunia, demi Kristus dan kerajaan-Nya. (t/Yosefin).
Diambil dari: Nama situs : The Gospel Coalition Alamat artikel : https://www.thegospelcoalition.org/article/why-womens-ministry/ Judul asli artikel : Why Women’s Ministry? Penulis artikel : Kathleen NielsonMenjadi Wanita Adalah Menjadi Manusia Sepenuhnya
Apakah Ada Perbedaan?
Ada beberapa kebingungan tentang apa artinya menjadi manusia versus apa artinya menjadi seorang wanita. Apakah itu realitas yang sama atau realitas yang berbeda? Bagaimana keduanya saling tumpang tindih? Saya membayangkannya seperti diagram Venn.
Bayangkan sebuah lingkaran yang mencakup hal tentang menjadi seorang wanita dan sebuah lingkaran yang mencakup hal tentang menjadi seorang pria. Ada beberapa kesamaan di sana, jadi beberapa bagian lingkaran akan tumpang tindih dan beberapa bagian tidak akan tumpang tindih. Judul apa yang akan Anda berikan pada keseluruhan diagram itu? Anda akan menyebutnya kemanusiaan karena kemanusiaan mencakup mereka yang diciptakan sebagai pria dan mereka yang diciptakan sebagai wanita.
Keduanya adalah Manusia
Apa yang tidak kita miliki adalah lingkaran ketiga yang mengatakan apakah kemanusiaan itu dan bahwa kemanusiaan adalah sesuatu yang berbeda dari menjadi seorang wanita. Tidak, segala sesuatu tentang menjadi seorang wanita -- apakah itu bagian yang khas ataupun bagian yang sama dengan menjadi seorang pria -- semuanya adalah manusia. Semuanya. Segala sesuatu tentang menjadi seorang pria -- bagian yang khas dan bagian yang mirip dengan menjadi seorang wanita -- semuanya adalah manusia.
Jadi, yang tidak bisa kita lakukan sebagai wanita adalah keluar dari batasan menjadi wanita dalam rangka menjadi manusia. Anda mungkin mendengar seseorang berkata, saya hanya ingin seseorang berhenti memperlakukan saya seperti wanita dan memperlakukan saya seperti manusia. Saya pikir apa yang mereka maksud dengan itu adalah sesuatu yang benar-benar valid: Saya ingin Anda melihat saya sebagai sesuatu yang lebih penuh daripada saya yang Anda lihat sekarang. Mereka mungkin direndahkan dalam beberapa cara dan mereka berkata, Bisakah Anda melihat keseluruhan diri saya?
Tapi jenis ekspresi bahasa itu membuat kita bermasalah ketika itu menyiratkan adanya kategori yang berbeda dari wanita, menyiratkan bahwa jika kita bisa masuk ke dalam kategori manusia maka kita akan bernilai.
Akan tetapi, Alkitab mengatakan bahwa kita diciptakan sebagai pria dan wanita, dan menjadi wanita sangatlah berharga. Setiap bagiannya adalah manusia dan berharga -- bukan hanya bagian yang tumpang tindih dengan menjadi seorang pria dan bukan hanya bagian yang berbeda dari menjadi seorang pria. Seutuhnya berharga.
Ekspresi Bahasa yang Tidak Menolong
Salah satu ekspresi bahasa yang tidak menolong yang terkadang diadopsi oleh gereja adalah mengatakan bahwa menjadi seorang wanita adalah "peran" yang kita miliki, tetapi itu tergantung pada apa yang kita maksud dengan "peran". Saya biasanya menganggap peran sebagai semacam topi yang kita kenakan pada berbagai kesempatan berbeda. Jadi saya mungkin akan melakukan satu hal -- mungkin saya seorang guru -- dan itulah peran yang saya miliki, lalu saya akan datang ke sini dan menjadi diri saya sendiri sepanjang waktu: Abigail. Tapi itu bukan cara yang membantu untuk berpikir tentang kewanitaan. Kewanitaan bukanlah peran yang kita mainkan dan kemudian kita kembali menjadi diri kita yang sebenarnya. Menjadi seorang wanita adalah siapa kita sepanjang waktu di setiap sel tubuh kita -- bukan hanya sel-sel tubuh kita yang khas bagi wanita.
Kewanitaan bukanlah peran yang kita mainkan dan kemudian kita kembali menjadi diri kita yang sebenarnya.Kita tidak hanya memiliki bagian tubuh wanita dan kemudian bagian tubuh yang netral secara gender. Setiap sel memiliki kromosom XX. Setiap bagian dari kita adalah seorang wanita dan itu baik. Jika kita dapat melihatnya sebagai hal yang baik, maka kita tidak akan berbicara tentang menjadi seorang wanita dengan cara yang merendahkan yang membuat kita merasa perlu untuk mengatasi itu. Kita akan dapat melihat bahwa ada hal-hal indah tentang realitas yang tumpang tindih dengan pria dan realitas yang berbeda dari pria -- dan melihat semua itu sebagai pemberian yang baik. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: Nama situs : Crossway Alamat situs : https://crossway.org/articles/to-be-a-woman-is-to-be-fully-human Judul asli artikel : To Be a Woman Is to Be Fully Human Penulis artikel : Abigail DoddsPengalaman Magang di SABDA
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya berharap saat membaca blog ini, Sahabat SABDA sedang merasakan sukacita yang melimpah. Perkenalkan nama saya Salomo Agung Adrianto Rehmina Hutapea atau bisa dipanggil Salomo. Saya mahasiswa dari BINUS University dan mendapat kesempatan yang luar biasa untuk menjalani program magang di Yayasan Lembaga SABDA. Saat ini, saya ditempatkan di tim SABDA Labs. Seperti namanya, tim ini memiliki fokus utama dalam bidang IT.
Sejak mulai mencari tempat magang, saya sudah memiliki ekspektasi bahwa di mana pun saya magang nanti, pasti akan memberi saya pengalaman kerja yang berharga. Akan tetapi, sejak hari pertama saya magang, saya sudah merasakan atmosfer kerja yang unik dan berbeda dari ekspektasi saya mengenai pekerjaan kantoran. Semenjak itu, saya mendapatkan kesimpulan bahwa SABDA bukan sekadar yayasan, tetapi juga sebuah komunitas Kristen yang mengutamakan pelayanan dan pertumbuhan, baik secara profesional maupun rohani.
Kesan pertama saya ketika bergabung di sini adalah sangat bersyukur. Saya melihat bagaimana SABDA menanamkan nilai-nilai pelayanan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Saya melihat bahwa bekerja di SABDA bukan hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga diajarkan untuk memahami tujuan dan dampak dari setiap hal yang dikerjakan. Selain itu, menurut saya, lingkungan kerja di SABDA sangat mendukung pertumbuhan pribadi, baik dalam aspek IT maupun aspek rohani. Setiap Senin, kami mengawali pelayanan dengan mengikuti Persekutuan Doa, sedangkan Selasa - Jumat, diawali dengan Pendalaman Alkitab (PA) bersama. Kedua hal ini membuat saya semakin menyadari bahwa pekerjaan bukan hanya tentang produktivitas, tetapi juga tentang bagaimana kita melakukannya dengan tujuan dan hati yang benar. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi saya dan memberikan perspektif berbeda dalam menjalani pekerjaan. Puji Tuhan!
Meski baru beberapa hari magang di SABDA, saya sudah menemukan beberapa hal yang paling saya sukai. Mulai dari kebiasaan sebelum memulai pekerjaan ada Persekutuan Doa atau Pendalaman Alkitab, sampai makan siang bersama dan saling berbincang. Saya merasa setiap hari selalu menjadi hari yang unik.
Saya berharap pengalaman ini menjadi bekal untuk masa depan saya dalam melayani sebagai orang percaya, yang telah menerima anugerah dari Tuhan Yesus Kristus. Saya ingin terus menggunakan keterampilan saya untuk berkontribusi bagi pelayanan, baik di SABDA maupun di lingkungan masyarakat. Saya juga berharap pengalaman ini dapat membantu Sahabat SABDA untuk memahami lebih dalam budaya kerja di SABDA.
Jika Anda tertarik mencari pengalaman magang maupun bekerja yang tidak hanya memberikan pengalaman kerja, tetapi juga membentuk karakter dan rohani, saya sangat merekomendasikan untuk bergabung dengan SABDA. Mari kita semua bersama-sama belajar, bertumbuh, dan melayani atas nama Tuhan Yesus Kristus dengan sepenuh hati! Terima kasih ya sudah mau meluangkan waktu untuk membaca blog ini. God bless you! Salam AI4GOD!
Roadshow SABDA di Malang: Antusiasme Belajar Alkitab Menggunakan AI
Salam sejahtera untuk semuanya di mana pun Sahabat SABDA berada. Kali ini, saya tidak menulis blog untuk memberi informasi terkait aplikasi, tetapi untuk sharing terkait roadshow SABDA ke Malang pada 24 - 25 Januari 2025. Tentunya, saya tidak berangkat sendirian ke Malang. Ada Pak Max, Ibu Yulia, Aldo, Reza, dan Milly yang ikut serta dalam roadshow ini.
Beberapa tempat yang kami hadiri dalam roadshow ini adalah IMAKRIS Universitas Negeri Malang, GKIN Kalvari, dan GKT 3 Malang. Roadshow di IMAKRIS dan GKIN Kalvari banyak dihadiri oleh anak-anak muda GEN Z. Saya senang melihat antusiasme dari teman-teman yang mengikuti acara ini, khususnya saat hands on menggunakan AI. Di sini, saya menyadari bahwa peserta sudah terbiasa menggunakan AI dan terus belajar menggunakan teknologi terbaru, yaitu AI, untuk melakukan studi Alkitab. SABDA memiliki metode AI Squared untuk melakukan PA pada era AI ini untuk memuliakan nama Tuhan.
Berbeda dengan dua tempat sebelumnya, roadshow di GKT 3 dihadiri oleh generasi yang lebih senior. Kami melakukan pendekatan yang berbeda ketika memulai materi, yaitu dengan hands on F.O.K.U.S langsung dengan AI. Ketika melakukan hands on bersama ini, saya belajar untuk bersabar ketika memberi penjelasan satu per satu kepada peserta.
Puji Tuhan! Kami bisa membagikan materi yang sudah dipersiapkan di tiga tempat tersebut dengan lancar. Semuanya ini bisa terjadi karena anugerah Tuhan yang memampukan. Jika Sahabat SABDA ingin mengakses arsip-arsip roadshow SABDA, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di 0821-3313-3315. Sekian blog saya kali ini, sampai bertemu di tulisan saya selanjutnya. Salam AI-4-GOD!
Menggali Kekayaan Hikmat dari Kejadian Pasal 1-12:1-9
Kelas perdana yang dibuka untuk mengawali 2025 adalah kelas Bedah Kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab. Namun, karena kitab ini cukup panjang, tim SABDA Academy memutuskan untuk membuka kelas kitab Kejadian dari pasal 1 hingga pasal 12 ayat 1-19 saja atau yang kita sebut kelas Bedah Kitab Kejadian: Pasal 1-12a (BKK).
Peminat kelas ini cukup banyak, mencapai 100 pendaftar lebih. Namun, karena beberapa seleksi, akhirnya hanya ada 93 peserta yang bergabung di 4 kelas BKK yang terbagi dalam 2 kelas pagi dan 2 kelas malam. Antusias dari peserta baru juga cukup tinggi karena ada 23 peserta yang baru pertama kali ikut kelas online MLC. Ketika Zoom pemaparan materi yang diadakan pada Rabu, 15 Januari 2025, selain diikuti oleh peserta, banyak juga nonpeserta yang ikut hadir, baik sesi pagi maupun malam. Ada lebih dari 25 nonpeserta, dan beberapa orang di antaranya memutuskan untuk mendaftar kelas BKK.
Dalam kelas ini, saya menjadi admin di 2 kelas, yaitu BKK 2 (kelas pagi) bersama Sdr. Bima yang menjadi fasilitator, dan BKK 3 (kelas malam) bersama fasilitatornya, yaitu Sdr. Rei. Peserta di kelas saya cukup responsif ketika diberi reminder. Namun, tidak dimungkiri kalau ada beberapa peserta baru yang perlu di-reminder ekstra. Secara keseluruhan, peserta bisa mengikuti proses penggalian dengan baik, walau ada yang hasil penggaliannya kurang mendalam dan aplikasinya kurang praktis. Diskusi dalam kelas juga cenderung ramai sampai hari terakhir dan saling memperkaya hasil penggalian yang didapatkan setiap peserta. Banyak hal yang diangkat dalam diskusi, bahkan kadang ada yang out of topic, tetapi banyak yang benar-benar memperdalam maknanya dan memberi insight baru.
Seiring berlangsungnya kelas BKK, SABDA juga mengadakan PA staf dengan bahan dan langkah penggalian yang sama seperti proses penggalian peserta kelas BKK, yaitu menggali pelajaran terkait Tuhan, manusia, dunia, dan relevansinya bagi hidup kita untuk tahun 2025 ini. Tidak ketinggalan, ada aplikasinya juga. Jadi, sembari mengecek hasil penggalian para peserta, saya mendapat banyak berkat dari hasil penggalian mereka, juga ditambah dengan PA bersama teman-teman di kantor.
Melalui penggalian pribadi, PA bersama teman-teman, dan peserta BKK, banyak hal yang dahulu masih menjadi pertanyaan kini saya sudah menemukan jawabannya. Ketika membaca kitab Kejadian, seperti terkait penciptaan, siapa anak-anak Allah dan anak-anak manusia, bahtera Nuh, mengapa Kanaan yang dikutuk Nuh, dsb., diurai dalam kelas ini dan dalam PA bersama. Saya semakin memahami kemahakuasaan Tuhan. Dia adalah Allah Tritunggal, Omniscience, Omnipresent, dan Omnipotent. Juga semakin memahami kasih-Nya dan misi-Nya, ketika manusia jatuh dalam dosa, Tuhan langsung memberikan janji misi keselamatan itu. Dia juga selalu menyertai manusia dan mengampuni manusia walau sering kali manusia melukai hati-Nya. Saya juga semakin menyadari peran saya dalam dunia ini, yaitu menjadi rekan kerja Allah yang mendapatkan mandat budaya untuk memelihara dunia dan isinya, terlebih lagi menyebarkan Injil agar banyak orang bisa menerima keselamatan melalui Anak-Nya.
Sahabat SABDA juga bisa menggali kitab Kejadian pasal 1-12a ini dengan bantuan daftar bahan kitab Kejadian di situs Resource SABDA. Selamat menggali kitab Kejadian pasal 1-12:1-9 dan kiranya bisa menggali kitab-kitab lainnya bersama dengan Sahabat SABDA di kelas bedah kitab selanjutnya.
Up Skill bareng SABDA Youth
Hallo Sahabat SABDA. Setiap tahun baru, kebanyakan orang membuat resolusi-resolusi dan berusaha untuk mewujudkannya. Bagaimana caranya resolusi itu bisa terwujud? Kali ini, saya akan membagikan pengalaman berkesan ketika mengikuti SABDA Youth. Selama Januari, SABDA Youth membahas topik-topik dengan tema Up Skill. Bagi saya, setiap diskusi yang dilakukan semakin menajamkan saya terkait hal-hal yang dapat saya lakukan pada 2025 ini.
SABDA Youth Januari 2025 dilakukan 3 kali. Topik pertama berjudul Finding His Calling, dari judulnya saja sudah menarik ... hehe. Topik ini banyak membahas terkait panggilan Tuhan dalam hidup setiap orang percaya, bagaimana orang percaya juga bisa mengembangkan atau menjawab panggilan tersebut. Tentu, setiap diskusinya didasarkan pada kebenaran firman Tuhan.
Lanjut topik kedua, yaitu Unlock Your Talents. Siapa nih yang bingung dengan talenta yang dimiliki? (saya, saya, saya ... hehehe). Bagi saya, diskusi topik ini juga tidak kalah menarik. Setelah tahu dan mengerti apa yang menjadi panggilannya, orang percaya juga diperlengkapi dengan talenta yang Tuhan sudah berikan. WOW! Dalam topik ini, banyak membahas terkait "Apa itu talenta?", "Dari mana asalnya?", "Bagaimana mengenali talenta?", "Cara-cara mengembangkan talenta?".
Nah, untuk topik ketiga, SABDA Youth membahas topik spesial terkait SABDA Youth Learning Center. Kerinduan SABDA untuk anak muda supaya dapat terus terhubung dengan kebenaran firman Tuhan melalui diskusi yang fun dan relevan. Ini adalah salah satu program baru loh!
Saya mendapat banyak berkat melalui diskusi setiap topik SABDA Youth Januari ini. Saya semakin diteguhkan dan dikuatkan untuk tidak insecure, Tuhan sangat amat peduli kepada anak-anak-Nya melalui panggilan dan talenta yang dipercayakan.
So, untuk rekan-rekan muda, yuk join diskusi SABDA Youth setiap selasa, pkl. 19.00 WIB, secara live di Instagram SABDA Resources. Bisa juga lho rekan-rekan menjadi guest dalam diskusi SABDA Youth selanjutnya. Silakan mengontak kami di no. WA 0821-3313-3315 atau kirim DM ke admin Instagramnya ya. Jika ingin melihat semua arsip SABDA Youth, silakan kunjungi situs SABDA Live. Sampai jumpa di Instagram Live SABDA Youth selanjutnya!
Yuk, Kenali SABDA Youth Learning Center!
Hai Sahabat SABDA! Kali ini, saya akan menceritakan tentang seminar New Strategy for Youth pada 13 Januari 2025. Melalui seminar ini, banyak hal yang bisa kita pelajari untuk menjangkau generasi muda saat ini. Bersyukur melalui seminar ini, saya dipercaya untuk menjadi salah satu pembicara bersama Ibu Evie, Roma, Aldo, Elan, Aurel, Reza, Nehe, Melisa, Tian, dan Yoes. Yuk, baca blog ini sampai selesai ya untuk tahu keseruannya.
Ada pelajaran penting yang saya dapatkan dari seminar ini, yaitu bagaimana orang tua dan gereja harus melayani anak muda dengan serius. Perkembangan teknologi bisa menjadi peluang besar bagi gereja untuk menarik anak muda. Dengan begitu, anak muda tidak lagi merasa bahwa gereja sudah tidak relevan lagi atau "kuno".
Dalam seminar ini, saya sangat setuju bahwa pelayanan untuk anak muda sangat urgen untuk dikerjakan. Mengapa? Karena saat ini gereja mulai kehilangan generasi muda. Melayani anak muda bukan sekadar rutinitas, tetapi harus memiliki hati dan motivasi yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan. Alkitab memberi fondasi untuk melayani anak muda karena ini merupakan perintah/amanat dari Tuhan. Dalam Alkitab, banyak cerita tentang tokoh-tokoh muda yang masih dipakai Tuhan untuk pekerjaan-Nya.
Seminar ini juga memberi kesempatan bagi kaum muda untuk menyampaikan harapan dan point of view anak muda tentang pelayanan di gereja. Salah satunya adalah ketika melayani anak muda tidak bisa menggunakan cara yang jadul, harus ada “new strategy”. Karena itu, SABDA sangat concern untuk mengajak semua peserta memiliki strategi baru dalam melayani anak muda.
Strategi baru SABDA untuk menjangkau anak muda bisa dilakukan dengan empat hal ini, yaitu audio visual, multimedia dan media sosial, AI, dan Sharing/Conversational. Empat strategi ini diterapkan dalam program baru yang akan SABDA lakukan untuk anak muda, yaitu SABDA Youth Learning Center. Singkatnya, SABDA Youth Learning Center merupakan pengembangan dari kelas MLC yang sudah ada. Program ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan anak muda dengan pengajaran Kristen, pendalaman Alkitab, dan topik-topik teologi yang relevan.
Untuk menjangkau anak muda, SABDA tidak bisa bergerak sendiri. Kami perlu dukungan dari Sahabat SABDA. Mari kita bergerak bersama untuk menjangkau anak muda dan membimbing mereka untuk cinta Alkitab dan mengenal Kristus lebih dalam. Sekian cerita dari saya, kiranya Sahabat SABDA mendapat berkat melalui blog ini. God Bless!
GSJA Wilayah 1 Bogor Belajar Mengenal AI untuk Tuhan
Halo Sahabat SABDA. Senang sekali dapat berbagi cerita tentang pelayanan SABDA lagi. Saya bersyukur karena awal tahun ini, SABDA kembali berkesempatan untuk memberi pelatihan AI di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Wilayah I Bogor. Pelatihan ini berlangsung pada Selasa, 14 Januari 2025, pkl. 09.00 - 12.00 WIB, melalui Zoom. Sebelumnya, SABDA sudah pernah memberi pelatihan di GSJA tentang Penginjilan kepada Suku Digital (PkSD).
Acara dimulai tepat pkl. 09.00 WIB. Setelah doa pembukaan, tim SABDA langsung menyampaikan pelatihan. Beberapa staf SABDA menjadi narasumber untuk menyampaikan materi terkait AI untuk pelayanan. Diawali oleh Bu Evie yang menyampaikan Biblical Foundation untuk AI. Disusul saya menyampaikan materi F.O.K.U.S. (cara berbicara dengan AI), Bapak Yudo menyampaikan materi AI Squared (Metode AI untuk ber-PA), dan Sdr. Nehemia beserta Sdr. Aldo menyampaikan materi tentang Alkitab GPT, BaDeNo AI, dan AI Media.
Ada beberapa hal yang SABDA tekankan dalam pelatihan ini. Salah satunya dan yang paling penting adalah bagaimana hamba Tuhan (yang mendapatkan pelatihan) harus memakai teknologi AI untuk Tuhan dan pelayanan. Sebab, Tuhan yang berhak memakai setiap teknologi yang tercanggih untuk kemuliaan-Nya. Saya bersyukur karena melalui pelatihan ini, peserta belajar sekaligus berlatih melakukan conversational dengan AI dengan prompt yang memakai formula F.O.K.U.S.. Meskipun nuansanya berbeda dengan pelatihan on site, tetapi antusiasme peserta tetap terasa ketika praktik bersama dan membagikan hasilnya di live chat.
Pelajaran yang saya dapat dari pelatihan ini pastinya berkaitan dengan AI. Saat ini, AI memang sangat canggih. Beberapa alat yang populer sudah menambah dan meng-upgrade beberapa fiturnya. Jadi, saya dan Sahabat SABDA perlu nih untuk terus belajar agar dapat mengikuti perkembangan teknologi AI dan memanfaatkannya dengan bijaksana untuk memajukan pelayanan. Kiranya apa yang sudah SABDA berikan kepada GSJA Bogor dapat diterapkan dalam pelayanan mereka.
Oh ya, jika Sahabat SABDA rindu mendapatkan pelatihan dari SABDA, silakan menghubungi kami di 0881-2979-100. Atau, jika Anda ingin belajar secara mandiri, silakan berkunjung ke situs SABDA AI. Salam AI-4-GOD!
4,5 Tahun Perjalanan Iman di Yayasan Lembaga SABDA
Setiap perjalanan memiliki cerita unik, begitu pula perjalanan saya selama 4,5 tahun melayani di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Ini bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi sebuah panggilan untuk terlibat dalam pelayanan yang membawa dampak kekal bagi banyak orang, khususnya melalui penggunaan teknologi demi kemuliaan nama Tuhan. Baca blog ini sampai akhir ya, Sahabat SABDA!
Saya memulai pelayanan di YLSA dengan kerinduan untuk menggunakan talenta yang Tuhan berikan bagi kemuliaan-Nya. Sejak hari pertama, saya belajar bahwa pelayanan di YLSA bukan sekadar tugas administratif atau teknis, tetapi sebuah misi untuk memberitakan Injil melalui teknologi. Tentunya, perjalanan ini tidaklah selalu mulus. Ada masa-masa penuh tantangan, seperti belajar hal-hal baru terkait teknologi atau menyesuaikan diri dengan budaya kerja yang sangat agile. Namun, semua itu justru menjadi sarana bagi saya untuk terus bertumbuh, baik secara profesional maupun spiritual.
Di YLSA, saya diberkati dengan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai bidang seperti HRD/Humas, media sosial, kelas, Growing Together, tim SABDA Labs, hingga mendukung program-program untuk memperlengkapi gereja dan keluarga Kristen. Salah satu momen yang paling berkesan adalah melihat bagaimana bahan-bahan pelayanan yang sudah dikerjakan dapat dipakai Tuhan untuk menjangkau berbagai generasi. Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa pelayanan di YLSA berdampak besar bagi banyak orang.
Hal lain yang sangat saya syukuri adalah komunitas di YLSA. Rekan-rekan pelayanan di sini bukan hanya kolega, tetapi saudara seiman yang saling mendukung, mendoakan, dan menguatkan. Bersama-sama, kami mengalami karya Tuhan yang nyata dalam setiap proyek yang kami kerjakan. Dukungan ini menjadi kekuatan tersendiri untuk terus melayani dengan setia, taat, dan sungguh-sungguh. Bahkan, di luar pekerjaan, kami saling mendukung dalam keadaan suka maupun duka. Ini adalah momen yang tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.
Melihat kembali perjalanan ini, saya bersyukur atas kesempatan yang Tuhan berikan untuk melayani di YLSA. Pelayanan ini mengajarkan saya untuk lebih bergantung pada Tuhan, melatih saya untuk bekerja dengan integritas, dan menginspirasi saya untuk terus melayani dengan semangat. Secara keseluruhan, saya sangat bertumbuh di YLSA!
Tulisan pendek ini tentu tidak cukup untuk menuliskan betapa bersyukurnya saya atas pengalaman yang Tuhan izinkan untuk saya alami. Namun, saya akan terus mengingat hal-hal baik yang saya pelajari dan berkomitmen untuk membagikannya kepada orang lain. Saya percaya, ke mana pun saya pergi, Tuhan akan selalu menyertai dan menjadikan saya berkat. Seperti arti nama yang disematkan orang tua kepada saya, Soli Deo Gloria, menjadi motto hidup saya selamanya.
Harapan saya, YLSA terus dipakai Tuhan sebagai alat yang efektif untuk memperluas Kerajaan-Nya, menjangkau lebih banyak orang, dan membawa mereka mengenal Kristus. Saya sangat kagum dengan visi dan misi YLSA. Kiranya visi dan misi ini tetap dijalankan seturut kebenaran firman Tuhan.
Blog ini akan menjadi pengingat betapa setianya Tuhan dalam kehidupan saya selama di Solo. Baik 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, maupun seterusnya, tulisan ini akan terus mengingatkan saya akan karya Tuhan!
Terpujilah Tuhan! Soli Deo Gloria!
Pendalaman Alkitab (PA) YLSA Awal Tahun: Kitab Kejadian
Halo Sahabat SABDA! Saya akan bercerita tentang Pendalaman Alkitab (PA) yang dilakukan di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) lagi nih! Awal tahun 2025 ini, kami dengan penuh semangat baru, terus menggali firman Tuhan secara lebih mendalam. Kami memulai pelayanan kami dengan PA dari kitab Kejadian pasal 1 hingga 12a. Dengan menggunakan Metode S.A.B.D.A., kami diajak untuk tidak hanya membaca, tetapi juga merenungkan, menggali, dan membagikan pelajaran yang Tuhan taruh dalam hati kami. Melalui blog ini, saya akan menceritakan secara singkat pengalaman saya dalam melakukan PA ini ya. Baca sampai akhir ya!
PA kitab Kejadian ini kami lakukan selama 12 hari, dengan membahas satu pasal setiap hari. Salah satu alat yang sangat membantu adalah penggunaan teknologi, seperti aplikasi Alkitab digital dan AI. Kombinasi alat ini memperkaya pemahaman kami tentang konteks sejarah, makna kata, dan pesan yang relevan bagi kehidupan modern. Ketika mempelajari Kejadian 1, kami melihat keindahan Allah sebagai Pencipta. Diskusi kami berpusat pada bagaimana Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya melalui penciptaan dunia yang teratur dan baik. Kami juga membahas peran manusia sebagai gambar Allah yang diberi tanggung jawab untuk memelihara dunia. Hal ini memberi kami perspektif baru tentang pentingnya menjaga ciptaan di tengah tantangan dunia saat ini.
Setiap pasal membawa pelajaran yang mendalam tentang Tuhan, manusia, dan dunia:
- Tentang Tuhan: Kami belajar tentang karakter Allah yang kreatif, penuh kasih, dan berdaulat. Contohnya, dalam Kejadian 6, kami melihat kesedihan Allah terhadap dosa manusia, tetapi juga anugerah-Nya yang besar melalui Nuh.
- Tentang Manusia: Kami diingatkan akan kelemahan manusia yang cenderung memberontak, seperti yang terlihat dalam kisah Menara Babel (Kejadian 11), tetapi juga potensi besar manusia untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.
- Tentang Dunia: Dunia yang Tuhan ciptakan dengan baik telah dirusak oleh dosa, tetapi ada harapan pemulihan yang dijanjikan Tuhan melalui keturunan Abraham (Kejadian 12).
Pada setiap diskusi, kami mengakhirinya dengan pertanyaan, “Bagaimana firman Tuhan tersebut berbicara untuk hidup kami pada 2025?” Dari Kejadian 1, kami diingatkan untuk menjalani hidup dengan rasa syukur sebagai penjaga ciptaan Tuhan. Dari Kejadian 12, kami terinspirasi untuk melangkah dalam iman seperti Abraham, yang meninggalkan zona nyamannya demi panggilan Tuhan. Dari pelajaran yang kami dapatkan, kami juga membagikan aplikasi pribadi yang akan kami terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:
- “Saya akan lebih bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan di sekitar saya.”
- “Saya akan melatih iman saya untuk taat seperti Abraham, khususnya dalam mengambil keputusan besar tahun ini.”
- “Saya akan lebih menghargai karya Tuhan dalam hidup saya, termasuk hal-hal kecil yang sering saya abaikan.”
- Dll..
Kami juga mengakhiri setiap sesi dengan doa, menyerahkan hidup kami kepada Tuhan, dan memohon agar firman Tuhan terus hidup dalam hati kami. Salah satu pokok doa utama kami adalah agar Tuhan memberikan hikmat dan keberanian untuk hidup sesuai dengan panggilan-Nya pada 2025 ini.
PA dengan kitab Kejadian ini memberikan kami fondasi yang kuat untuk memulai tahun 2025. Melalui setiap pasal, kami tidak hanya belajar tentang Tuhan, manusia, dan dunia, tetapi juga diajak untuk merespons firman-Nya secara nyata. Dengan bantuan teknologi dan semangat kebersamaan, kami merasakan betapa hidup dan relevannya firman Tuhan bagi setiap aspek kehidupan kami. Kami berharap pengalaman ini tidak hanya menjadi berkat bagi kami, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk menggali firman Tuhan lebih dalam. Sebab, seperti yang kami pelajari, firman Tuhan itu hidup, berkuasa, dan mampu mengubah hidup kita setiap hari.
Kiranya melalui sedikit cerita saya ini, Sahabat SABDA juga rindu menggali kitab Kejadian lebih dalam. PA ini bisa dilakukan secara pribadi maupun berkelompok. Selamat mencoba dan selamat menjalani kehidupan pada 2025 ini bersama dengan Tuhan.
Doa untuk Gereja Lokal Kita Membuat Dampak: Inilah Alasannya
Semua orang tahu bahwa kita harus berdoa untuk gereja kita, tetapi banyak orang tidak memahami pentingnya hal itu. Berdoa untuk gereja lokal kita penting karena salah satu target utama musuh adalah Gereja Kristus. Jika dia dapat mengatur untuk menghalangi kesaksian orang percaya atau jemaat orang percaya, dia dapat mengalihkan kita dari hal-hal tentang Allah. Gereja lokal Perjanjian Baru didorong untuk berdoa tanpa henti. Ada banyak kekuatan dalam menyerahkan satu sama lain dalam doa.
Allah Memilih Menantu Perempuan Anda
Empat Pelajaran untuk Ibu yang Memiliki Anak Laki-Laki
Reuni keluarga -- apa yang bisa lebih baik daripada menikmati kebersamaan dengan anggota keluarga yang juga adalah teman tersayang saya? Tetapi bahkan hubungan paling dekat pun membutuhkan pemeliharaan.
Sebagai ibu mertua, saya menikmati lingkaran keluarga yang semakin luas. Menantu perempuan saya Stacy tidak hanya mengasihi anak laki-laki saya, tetapi juga keluarga kami, dan dengan anugerah Allah, saya juga. Tapi bagaimana saya menjaga hubungan saya dengan wanita menyenangkan ini agar tumbuh ke arah yang benar? Pertemuan keluarga memang menolong. Namun reuni ini dapat menciptakan badai sempurna bagi ekspektasi yang tidak terpenuhi, bahkan dalam hubungan terbaik ini.
Demi menciptakan kenangan abadi untuk keluarga saya, saya merencanakan perjalanan khusus. Saya berharap semua orang mengikuti naskah mental yang saya tulis untuk setiap adegan. Saya yakin Anda bisa menebak apa yang kami dapati sebagai gantinya. Anak laki-laki dan menantu saya belum membaca naskah saya, dan mereka datang dengan impian mereka sendiri!
Keinginan yang baik dengan mudah menjadi ekspektasi yang tidak masuk akal. Apa yang seharusnya saya lakukan? Yaitu fleksibel dengan rencana saya. Tanyakan apa yang orang lain ingin lakukan. Apa pun yang Anda rencanakan, jangan menulis naskah untuk orang lain dan berharap mereka mengikuti rencana Anda. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah ekspektasi saya selaras dengan Allah?" Bapa kita menempatkan kita dalam keluarga. Kita bisa meminta Dia untuk memberi kita semua yang kita butuhkan untuk memelihara hubungan itu dengan bijak.
Apakah Anda berharap untuk memelihara hubungan menantu-mertua? Siapa Allah itu dan apa yang Dia katakan dalam firman-Nya menunjukkan kepada kita bagaimana mengasihi dengan baik.
1. Berharap Allah menemui Anda dengan kasih-Nya.
Ibu mertua tidak mengharapkan anak laki-laki dan menantu perempuannya butuh pengasuhan berkelanjutan. Namun banyak ibu terjebak dalam ekspektasi internal tentang kapan harus ditelepon dan dikunjungi. Sangat mudah untuk merasa tergantikan dan dilupakan ketika telepon tidak berdering, atau tanggal pertemuan tidak ditentukan. Apakah harapan yang tidak terpenuhi membuat Anda berpikir yang terburuk? Inilah kebenarannya: saat kita mendekat kepada Allah setiap hari, Dia memurnikan kerinduan kita dan menemui kita dengan kasih-Nya (Mazmur 37:4).
Kasih sejati -- kasih yang kita butuhkan -- adalah kasih yang tak pernah gagal yang Allah berikan kepada kita di dalam Kristus. Sebelum dunia dijadikan, Allah di dalam Kristus berkomitmen untuk mengasihi kita (Roma 5:8). Yesus menunjukkan kepada kita seperti apa kasih sejati itu. Alkitab -- suara-Nya -- menyampaikan kata-kata penghiburan dan bimbingan. Roh-Nya -- hadirat-Nya -- memberi kita kekuatan untuk mengasihi sebagaimana Dia mengasihi. Kita belajar bahwa Bapa kita senang memberi kita apa yang kita butuhkan untuk mengasihi menantu kita seperti Dia mengasihi kita (Mazmur 62:8; Ibrani 11:6).
Pada tahun-tahun kami sebagai menantu-mertua, Stacy dan saya telah melakukan dan melalui banyak penyelidikan hati dan penggalian relasional. Apa yang telah saya pelajari tentang mengasihinya dengan baik? Pertama, saya harus selalu ingat bahwa kami memang saling mengasihi. Perlu saya ingat juga bahwa dosa dapat memutarbalikkan apapun, bahkan keinginan dan niat baik. Tetapi kasih karunia Allah lebih kuat daripada dosa (Roma 5:20). Saya dapat meminta Allah bukan hanya untuk menunjukkan kepada saya di mana keinginan baik saya salah, tetapi juga bagaimana mengubahnya.
Dan Allah tidak hanya memberikan kekuatan untuk berubah, tetapi juga kekuatan untuk bertahan (Roma 5:3-5). Allah akan memberi Anda komitmen yang Anda butuhkan untuk mengasihi dengan baik. Dia akan membantu Anda untuk bisa melakukan apa yang dibutuhkan kasih -- tidak peduli apa yang dilakukan orang lain. Komitmen yang didukung oleh roh memupuk kasih yang sejati (Rut 1:15-18). Kasih Yesus yang berkomitmen kepada kita membebaskan kita untuk mengasihi dengan baik tanpa ekspektasi.
2. Berharap Allah tidak meninggalkan Anda sebagaimana Anda adanya.
Semua orang tahu bahwa pengantin perempuan memulai pernikahan dengan impian. Tetapi seorang ibu mertua datang ke dalam hubungan baru ini dengan impian juga. Entah itu resep keluarga khusus liburan atau jalan-jalan ke danau setiap musim panas, banyak ibu berharap menantu perempuan baru itu meneruskan beberapa tradisi keluarganya. Apakah dia lupa bagaimana pengantin perempuan baru berharap untuk memulai tradisinya sendiri? Bisakah dua wanita dari generasi, kepribadian, dan latar belakang yang berbeda berharap untuk berhubungan baik satu sama lain? Kita secara alami lebih suka mencoba mengubah satu sama lain.
Perbedaan kita meletakkan dasar untuk kesalahpahaman. Karena natur manusia yang sudah jatuh (dalam dosa), kita juga lebih mudah melihat kesalahan satu sama lain daripada kesalahan kita sendiri (Matius 7:3-5). Kita menginginkan cara kita sendiri dan bergulat dengan emosi -- kemarahan, dendam, frustrasi -- ketika kita tidak mendapatkannya. Jadi, apakah kita mengangkat tangan ke udara dan menyerah? Tidak. Jika kita menyerah sekarang, kita akan kehilangan kesempatan tidak hanya untuk mengenal Allah dengan lebih baik, tetapi untuk menjadi lebih seperti Anak-Nya (Filipi 2:4-6).
Cara Allah berbeda. Dia akan menggunakan hubungan menantu-mertua kita untuk menghasilkan sesuatu yang baik: perubahan yang memberi kehidupan dalam diri kita. Serahkan ekspektasi Anda yang tidak terpenuhi kepada-Nya, dan Anda akan terhindar dari jebakan mencoba memanipulasi orang yang Anda kasihi. Seorang ibu yang bijaksana meminta pertolongan Allah untuk mengenali titik-titik butanya dan segera bertobat dari kecemburuan dan kesombongan. Dia berhenti melihat hubungan sebagai kompetisi. Yesus ingin melakukan lebih dari sekadar mengungkapkan kebenaran buruk yang tersembunyi di dalam diri kita -- Ia ingin melepaskan kita dari diri kita sendiri dan menanamkan kasih-Nya yang mengubahkan dalam diri kita (Galatia 5:13-15, 22-23).
3. Berharap Allah melakukan lebih dari yang Anda harapkan.
Seperti halnya mengemudi tanpa kacamata, mencoba mengarahkan keluarga saya tanpa hikmat Tuhan dapat menyebabkan kerusakan besar. Bagaimana pun, saya tidak bisa melihat tikungan berikutnya di jalan. Namun hikmat Bapa kita yang tak terbatas tidak pernah mengecewakan. Dia selalu berdaulat, dan Dia selalu baik. Dalam kasih, Dia menjadikan Anda dan menantu perempuan Anda sebagai keluarga.
Lihat apa yang Dia lakukan untuk Naomi dan Rut. Naomi adalah ibu mertua yang putus asa. Dia tahu Allah selalu berdaulat - tetapi dia lupa bahwa Dia juga selalu baik. Allah tidak pernah meninggalkan Naomi. Dia memberinya Rut untuk dikasihi. Dan Dia memberikan Naomi kepada Rut. Rut dan Naomi bukanlah menantu-mertua yang sempurna. Kita juga tidak akan sempurna. Tapi terpujilah Allah, Dia menggunakan orang yang tidak sempurna. Dia akan menggunakan Anda dalam kehidupan menantu-mertua Anda.
Tetapi Allah bahkan lebih lagi. Allah menggunakan hubungan Naomi dan Rut sebagai bagian dari rencana-Nya untuk menyelamatkan dunia melalui keturunan Rut, Tuhan Yesus. Wanita-wanita ini memercayai Allah, tetapi tak satu pun dari mereka tahu bagaimana Allah akan menggunakan komitmen-untuk-mengasihi-satu sama lain dalam hubungan mereka. Hubungan Naomi dan Rut masih memengaruhi dunia dengan kasih Allah yang mengubahkan. Ini adalah berita bagus bagi kita -- Allah selalu memiliki cerita yang lebih besar. Hubungan Anda dengan menantu perempuan bukan hanya tentang Anda berdua. Berpeganglah pada kebenaran bahwa Allah sedang mengarahkan keluarga Anda. Dia melakukan lebih dari yang dapat Anda bayangkan sekarang untuk Anda, untuk menantu perempuan Anda, untuk anak laki-laki Anda, untuk cucu-cucu Anda, dan untuk generasi setelah Anda.
4. Berharap Allah menggunakan kesedihan yang Anda rasakan untuk kebaikan.
Setiap ibu mertua harus menghadapi perubahan. Perubahan itu baik, tetapi itu juga berarti kehilangan. Anda menghargai rencana Allah untuk anak Anda dan pengantin barunya untuk "pergi dan bersatu" (Kejadian 2:24). Jadi mengapa melepaskan posisi Anda yang selama ini menjadi yang terutama bagi anak Anda terasa sangat menyakitkan? Saya dapat mengatakan dari pengalaman pribadi bahwa belajar menghadapi kehilangan dengan cara yang saleh itu sulit.
Jadi, apa yang harus kita lakukan? Mungkin Anda merasa dicopot dari tempat yang seharusnya. Terima kasih Allah karena telah menantang Anda, dan berpegang pada kebenaran yang tidak berubah ini: identitas Anda ada di dalam Kristus. Peran Anda dalam hidup berubah berkali-kali, tetapi Anda tetap menjadi anak Allah selamanya. Dia tidak menggunakan perubahan ini untuk menghancurkan Anda. Dia menumbuhkan Anda menjadi wanita sesuai dengan yang ingin Dia ciptakan. Terpujilah Dia! Saat Allah bekerja untuk kebaikan Anda dalam hubungan menantu-mertua, Dia akan dimuliakan.
Pahami peran baru Anda -- untuk melayani. Yesus mengajar kita bahwa para pengikut-Nya harus menyangkal diri mereka sendiri (Lukas 9:23). Ketika Ia membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak menemukan kebesaran sejati dalam meninggikan diri kita sendiri (Yohanes 13:12-17). Kebesaran datang saat kita merendahkan diri untuk melayani orang lain (Filipi 2:1-11). Anda mungkin bertanya, "Bukankah saya selalu melayani keluarga saya?" Tapi seorang ibu melayani keluarganya seperti kapten tim dalam permainan, sementara ibu mertua melayani keluarganya dari pinggir lapangan. Dia siap untuk menghibur dan membantu yang terluka, tapi dia tidak dalam permainan. Apa yang pada awalnya terasa seperti kehilangan sebenarnya adalah keuntungan. Allah dimuliakan ketika kita mengasihi, memaafkan, berdoa, dan mendorong hubungan pernikahan anak laki-laki dan menantu perempuan kita.
Kuasa dari Mertua yang Berdoa
Apa pun rencana musim panas Anda untuk keluarga Anda, ketahuilah bahwa Allah sedang melakukan sesuatu yang lebih besar dan lebih mulia dari yang dapat Anda bayangkan. Melalui doa, Allah memberikan ibu mertua hak istimewa yang besar untuk berpartisipasi dalam rencana-Nya.
Ketika kita berdoa, Dia membebaskan kita dari ekspektasi kita yang salah tempat. Dia melabuhkan keinginan hati kita dalam diri-Nya. Dan Dia menyelaraskan harapan kita dengan harapan-Nya. Allah "sanggup melakukan jauh lebih melimpah daripada semua yang kita minta atau pikirkan" (Efesus 3:20, AYT) -- dan Dia sering memulai dengan hati kita sendiri. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: Nama situs : Desiring God Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/god-chose-your-daughter-in-law Judul asli artikel : God Chose Your Daughter-in-Law Penulis artikel : Barbara Reaoch#AITalks “AI dan 2025”: Masa Depan Pelayanan
Halo, Sahabat SABDA! Pada Senin, 6 Januari 2025, saya mengikuti acara#AITalksberjudul AI dan 2025 yang diadakan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Banyak pelajaran berharga yang saya dapat dari acara ini. Baca blognya sampai akhir ya karena saya juga rindu Anda mendapatkan pelajaran yang dapat diadaptasi untuk pelayanan yang sedang dikerjakan. Selamat membaca!
Pernahkah Anda membayangkan teknologi membantu kita menyebarkan Injil dengan lebih efektif? Atau, Alkitab dapat diakses secara lebih personal? Inilah yang menjadi visi dari seminar #AITalks kali ini. Acara ini membawa kita dalam perjalanan memahami bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi pelayanan gereja, lembaga, dan yayasan Kristen lainnya jika dimanfaatkan secara bijaksana.
Seminar #AITalks -- AI dan 2025 ini dimulai dengan pemaparan mengenai perkembangan pesat AI dan bagaimana YLSA telah memanfaatkan teknologi ini untuk pelayanan. Berbagai inovasi, seperti Alkitab GPT, AI Academy, dan aplikasi berbasis AI lainnya, menjadi bukti nyata bagaimana teknologi ini telah menjadi bagian integral dari pelayanan YLSA, yang tentunya akan semakin berkembang. AI telah mengubah dunia dengan sangat cepat. Sebagai orang percaya, kita tidak boleh tertinggal. Acara ini menginspirasi kita untuk berpikir lebih kreatif tentang pemanfaatan AI dalam pelayanan. Apakah Anda siap menjadi bagian dari generasi yang memanfaatkan teknologi demi memajukan Kerajaan Allah? Bergabunglah bersama kami dan jadilah pelopor dalam penggunaan AI untuk pelayanan.
Materi dalam seminar ini membuka mata saya akan potensi besar AI dalam pelayanan. Acara ini juga mengingatkan saya tentang pentingnya kolaborasi untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal. Meskipun perjalanan belajar AI masih panjang, saya yakin bahwa dengan bekerja sama, kita dapat mencapai hal-hal luar biasa. Mari kita bersama-sama menjadi pelopor dalam memanfaatkan teknologi untuk memajukan Kerajaan Allah. Oh ya, jika Sahabat SABDA belum sempat mengikuti acara ini, silakan simak siaran tundanya di situs AI. Mari kita gunakan teknologi AI untuk memuliakan nama Tuhan!
Mengenal Yesus Kristus Melalui Kelas SYK
Tim MLC, yang mengatur setiap kelas di SABDA, sudah menjadwalkan akan ada kelas Yesus Anak Allah (YAA) untuk memperlengkapi Sahabat SABDA pada masa Natal. Namun, setelah dicek, modul YAA tidak hanya berisi tentang pribadi Yesus yang adalah Anak Allah, sehingga diputuskan diubah menjadi modul Siapakah YesusKristus (SYK). Modul SYK terdiri dari 5 pelajaran, yaitu "Yesus Adalah Anak Allah", "Yesus Adalah Penggenapan Nubuat Perjanjian Lama", "Yesus Adalah Manusia Sejati", "Yesus Adalah Allah dan Tuhan", dan "Yesus Adalah Firman Allah". Sahabat SABDA bisa ikut mempelajari modulnya secara mandiri melalui situs PESTA.
Kelas SYK disambut antusias oleh Sahabat SABDA. Namun sayangnya, ada beberapa peserta yang izin tidak bisa bergabung karena kesibukan persiapan pelayanan Natal. Sebanyak 68 peserta mengikuti salah satu kelas doktrin Kristologi dari SABDA ini, dan dibagi menjadi 3 kelas. Saya terlibat sebagai admin untuk satu-satunya kelas malam di kelas SYK ini. Kelas ini diawali dengan pemaparan materi SYK yang disampaikan oleh Ibu Yulia melalui Zoom pada Rabu, 4 Desember 2024, dalam 2 kali sesi, yaitu pagi dan malam, dan tidak hanya diikuti oleh peserta SYK, tetapi Sahabat SABDA yang tidak mendaftar kelas. Di akhir acara, juga ada breakout rooms kelas masing-masing. Dalam breakout rooms, selain berkenalan, peserta juga menyampaikan pertanyaan terkait Yesus Kristus, dan pertanyaannya lainnya yang cukup beragam, di antaranya terkait masa kanak-kanak Yesus, cara menjelaskan tentang Yesus kepada orang yang berbeda iman dan anak-anak, dst..
Salah satu momen yang ditunggu peserta dalam kelas diskusi modul adalah adanya Office Hour via Zoom atau diskusi langsung. Biasanya Office Hour dilaksanakan pada Jumat, tetapi karena bertepatan dengan Rapat Kerja/RaKer YLSA, maka diadakan pada Senin, 9 Desember 2024. Dalam acara ini, peserta saling memberikan pertanyaan dan menanggapi seputar materi dalam modul SYK maupun melanjutkan diskusi yang sudah dilakukan dalam WAG kelas masing-masing. Selain itu, beberapa pertanyaan yang diajukan peserta dalam breakoutrooms saat Pembukaan Kelas/pemaparan materi SYK juga dibahas sehingga peserta semakin memahami topik ini. Simak rekamannya melalui YouTube SABDA Alkitab.
Sebagai admin kelas malam, saya tidak mengalami kendala karena sebagian besar peserta yang ikut adalah peserta lama yang sudah memahami aturan kelas. Namun, yang menjadi PR admin dan moderator adalah meluruskan peserta yang masih menjawab dengan copy paste dari artikel atau AI. Namun, setelah diingatkan beberapa kali, peserta semakin bisa mengolah jawaban AI dengan bahasa sendiri. Diskusi di kelas SYK 3 (malam) cukup ramai dari awal kelas dibuka pukul 15.00 WIB sampai akhir diskusi, pkl. 23.00 WIB, bahkan sering melebihi waktu saking serunya diskusi mereka. Di kelas ini, semua peserta juga mengerjakan tugas tertulis sebanyak 25 soal titik-titik/jawaban singkat. Namun, sangat disayangkan, beberapa peserta tidak bisa lulus kelas ini karena nilai tugas tertulis kurang dari nilai minimal 60. Harapan saya, di kelas selanjutnya peserta bisa lebih teliti dalam membaca soal dan melihat kembali modulnya karena sebenarnya semua jawaban sudah ada di modul SYK. Di penghujung kelas, diadakan live Zoom evaluasi. Peserta menyampaikan satu fakta baru yang mereka dapatkan tentang Yesus dari mengikuti kelas SYK ini, juga menyimak evaluasi yang disampaikan moderator kelas di breakout rooms kelas masing-masing dan evaluasi keseluruhan dalam main room. Rata-rata peserta sangat terberkati dengan kelas ini, semakin mengenal pribadi Yesus, mengucap syukur atas kehadiran-Nya di dunia, dan dapat menghayati makna Natal yang sejati dengan lebih baik. Hal itu mereka sampaikan dalam sharing berkat, yang juga dapat Sahabat SABDA simak melalui situs PESTA.
Saya pribadi juga diberkati dari modul yang ada dan diskusi para peserta. Walaupun sudah pernah membaca modulnya dan mengikuti diskusi terkait materi ini di kelas MLC sebelumnya, tetapi ada insight baru yang saya dapatkan dan beberapa hal yang kembali diingatkan dan disegarkan melalui kelas ini. Saya juga bisa menyambut Natal dengan lebih sukacita dengan semangat kesederhanaan Natal seperti Natal pertama di Betlehem. Sahabat SABDA juga bisa menyimak info lain terkait kelas SYK melalui situs SABDA Live dan yuk, bergabung dan belajar bersama di kelas-kelas diskusi selanjutnya. Simak situs SABDA Info supaya nggak ketinggalan jadwalnya. Sampai jumpa.