Tenggelam dalam Lautan Berkat-Nya
Saya (CG) lemas saat mendengar dokter menjelaskan bahwa hidup saya tidak lama lagi -- mungkin hanya sekitar tiga bulan --, kecuali kalau saya melakukan kemoterapi seminggu tiga kali sebagai upaya penyembuhan. Ketakutan untuk menghadapinya menyesakkan hati saya. Kekecewaan juga ikut menyusup karena menurut saya hubungan saya dengan Tuhan berjalan dengan baik. Teringat saat pertama kali saya mengenal Tuhan Yesus, yaitu melalui persekutuan doa kampus di Yogyakarta. Saat itu saya adalah seorang mahasiswa yang berjuang untuk tetap kuliah, karena tidak dapat mengharapkan kiriman uang dari ibu saya yang sangat terbatas dan ayah saya sudah meninggal saat saya masih kecil. Saya bekerja di sana-sini, mulai usaha kecil-kecilan hingga bekerja di sebuah pabrik, untuk membiayai kuliah saya. Tuhan menyertai dan memberi semangat sehingga saya dapat lulus dan meraih gelar sarjana. Read more... about Tenggelam dalam Lautan Berkat-Nya