Keajaiban Jasmaniah

Menabur Kasih Menuai Berkat

Saya (HS) sering pergi ke Gunung Kawi untuk mencari "keselamatan" bagi seluruh keluarga besar kami. Sekalipun ketika kecil saya pernah mengikuti ibadah di gereja di daerah kadipaten bahkan pernah ikut memainkan sandiwara yang bernapaskan Kristen, namun saya tidak pernah memimpikan atau membayangkan untuk menjadi seorang Kristen atau pengikut Yesus. Pada 20 April 1977, saat saya sedang bekerja pada salah satu bank di Bandung, saya bertemu dengan seorang gadis, nasabah saya. Setelah berkenalan, kemudian pada tanggal 10 Oktober 1977 saya melamarnya. Karena neneknya adalah seorang Kristen yang sangat taat, maka ia menghendaki supaya kami menikah di gereja. Tanggal 26 Februari 1978, demi cinta saya kepadanya, saya rela pernikahan kami diteguhkan di gereja, kemudian ketika istri saya sedang mengandung anak kami yang pertama barulah kami menikah resmi di catatan sipil. Read more... about Menabur Kasih Menuai Berkat

Mengharapkan Seorang Anak

Masa-masa awal pernikahan adalah masa-masa bahagia bagi kami. Tuhan telah memberikan saya WG, seorang istri yang terbaik bagi saya. Kami menikah tahun 1985 di catatan sipil karena orang tua menolak mengadakan upacara pemberkatan di gereja. Mereka menginginkan kami menikah secara adat leluhur yang secara tegas kami tolak. Saat usia pernikahan telah menginjak tahun yang ketiga, kami menjadi lebih sering merasa kesepian. Kami merasa masih ada sesuatu yang kurang di dalam kebahagiaan berumah tangga kami: seorang anak. Banyak dokter spesialis telah kami kunjungi; berbagai obat, terapi, serta bermacam tes dengan biaya yang tidak sedikit telah kami lakukan namun tak satu pun yang dapat membantu istri saya hamil. Read more... about Mengharapkan Seorang Anak

Pages

Tinggalkan Komentar