Saya Memilih untuk Memercayai Dia
Sekali lagi, kami sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit -- kali ini ke ruang gawat darurat; putri saya duduk di belakang, mengalami panas karena demam dan seperti kejang-kejang kedinginan. Nampaknya seakan-akan mobil kami tahu jalan karena kami sudah melewati jalur ini terlalu sering selama setahun terakhir berjuang melawan penyakitnya. Setengah perjalanan menuju ke sana, air mata mulai mengalir pada wajah saya saat saya merasakan kegelapan yang pekat menyelubungi saya. Ada suara yang nyaris kedengaran berkata, “Lihat, Allah tidak peduli padamu. Read more... about Saya Memilih untuk Memercayai Dia