Firman Kepada Mereka yang Ragu-ragu

Kakek saya -- dari pihak ibu -- telah mengisap rokok hampir di sepanjang kehidupannya. Saya ingat ketika masih kanak-kanak, saya mendengar batuknya yang kuat dan kadang-kadang membuatnya tidak dapat bernapas. Saya mengkhawatirkannya. Saya tidak ingin ia meninggal tanpa menerima kasih dan pengampunan serta keselamatan dari Juru Selamat.

Jadi, pada suatu kesempatan yang sangat jarang, yakni ketika orang tua saya mengizinkan saya dan saudara saya tinggal di rumah bersama kakek sementara mereka menghadiri kebaktian gereja Minggu sore, saya mengerahkan keberanian untuk mengajukan sebuah pertanyaan yang terus-menerus ada dalam benak saya: "Kakek," saya bertanya dengan takut-takut, "apakah kakek berpikir bahwa kakek akan pergi ke surga kalau nanti kakek meninggal?" Read more... about Firman Kepada Mereka yang Ragu-ragu

Kategori: 

Isaac Feinstein (Meninggal Tahun 1941)

Seperti pendeta Richard Wurmbrand, Isaac Feinstein adalah seorang Yahudi Rumania, seorang evangelis yang aktif dan perintis gereja. Ia juga menjabat sebagai editor pada sebuah majalah Kristen. Para rekan sekerja menggambarkan ia sebagai seorang yang berkhotbah dengan penuh semangat dan seorang penyanyi hebat yang mampu menarik banyak orang saat berkhotbah.

Feinstein berumur 37 tahun ketika Perang Dunia II pecah. Saat itu ia akan memimpin konferensi di Jassy, Rumania. Kota Jassy berada dalam keadaan gawat darurat. Kemudian ia mengunjungi temannya di Bucharest. Temannya menasehati ia supaya ia tidak kembali ke kota Jassy. Read more... about Isaac Feinstein (Meninggal Tahun 1941)

Kategori: 

Ia Akan Memampukanku Untuk Menanggungnya

Rose Allen melompat dari tempat tidurnya dan mengintip ke luar jendela. Di sana, di depan pintunya, berdiri seorang kepala polisi, dua orang petugas polisi, dan segerombolan orang yang sedang membawa obor. Mereka sedang berbicara kepada ayahnya di anak tangga pintu. Ia menatap pada jam di atas rak pada perapian. Pukul 02.00 dini hari.

Ibu dari Rose, Alice Munt, telah terbangun pula oleh gedoran yang keras pada pintu. "Ada apa, Rose?" Ia berbisik. Read more... about Ia Akan Memampukanku Untuk Menanggungnya

Kategori: 

Selalu Ada Jalan Keluar

Sebagai keluarga Kristen, saya (BN) beruntung memunyai seorang oma yang takut akan Tuhan. Oma selalu mendorong cucu-cucunya untuk taat berdoa, membaca firman Tuhan, dan sering memeriksa apakah kami sudah melakukannya pada malam hari sebelum kami tidur. Saat liburan, kami selalu bermain sampai larut malam. Biasanya kami cepat-cepat berdoa dan membaca Alkitab sebelum bermain agar saat ditanya Oma, kami dapat menjawab "sudah" dan boleh langsung tidur. Sejak kecil, kami diajarkan untuk rajin memberi persembahan di gereja. Untuk itu, Oma selalu menyiapkan uang yang masih baru. "Memberi persembahan kepada Tuhan haruslah yang terbaik," katanya. Read more... about Selalu Ada Jalan Keluar

3 Hari 3 Malam Berbanding 2 Jam

Sebuah pesawat terbang kecil berputar-putar mencari landasan di tengah-tengah rimba belantara Kalimantan. Sesaat kemudian, pesawat menukik dan mendarat dengan hati-hati. Sang pilot turun, disusul satu-satunya penumpang -- seorang hamba Allah yang diundang ke daerah itu untuk menyampaikan Kabar Baik dari surga. Orang ini agak terkesiap menatap rombongan laki-laki yang rupanya telah berkumpul menyambut kedatangannya. Ketua rombongan maju memperkenalkan diri, dan setelah saling berjabat tangan, mereka pun mulai berbincang-bincang. Read more... about 3 Hari 3 Malam Berbanding 2 Jam

Colorado: Rachel Scott

"Saya tidak akan minta maaf karena membicarakan nama Yesus. Saya akan menanggungnya. Jika teman-teman saya harus menjadi musuh-musuh saya, maka bagi saya dan sahabat saya, Yesus, tidak menjadi masalah, namun saya tak pernah berpikir bahwa 'teman-teman' saya akan menjadi musuh."

Rachel adalah seorang pelajar di sekolah menengah atas Columbine ketika suatu hari dua orang pelajar meletuskan tembakan di sekolah itu. Seorang penembak menanyai dirinya apakah ia masih percaya kepada Tuhan. Ia memandang mata penembak itu dan berkata bahwa ia masih percaya. Penembak bertanya mengapa ia masih percaya kepada Yesus. Namun, penembak itu tidak membiarkannya menjawab sebelum kemudian membunuh Rachel. Read more... about Colorado: Rachel Scott

Kategori: 

Remaja Penjaga Unta Disalibkan

DG adalah seorang remaja penjaga unta, tetapi ini bukan keinginannya. D ditangkap oleh tentara-tentara "agama lain" ketika desanya diserang. Usianya 7 tahun ketika dia dijual sebagai seorang budak kepada sebuah keluarga "agama lain" di Tuobon, Bahr el Gazel.

D tidak mengetahui hal utama apa yang harus dilakukan dalam merawat dan menjaga unta-unta. Bagaimanapun, dia sudah melakukan yang terbaik, tetapi yang terbaik sekalipun tidak cukup. Dipukuli adalah ketakutan terbesarnya. Suatu hari seekor unta kabur. Tuannya hanya memandang tajam kepada budak remaja ini ketika tuannya mendengar tentang berita ini, lalu berkata, "Bisa-bisanya kamu melakukannya. Kamu harus membayarnya! Kamu budak yang bodoh, harusnya aku membunuhmu sekarang!" Ancaman terlukis di wajah tuannya, tetapi ada sesuatu yang menahannya pada saat matanya yang penuh kemarahan menembus ke dalam mata D yang ketakutan. Read more... about Remaja Penjaga Unta Disalibkan

Kategori: 

Nyawa Cadangan

Tanggal 11 Februari 1998, 3 bulan sebelum krisis moneter dan kerusuhan massal melanda bangsa kita ini, saya berjalan dengan tidak memiliki prasangka apa-apa bahwa akan ada kejadian luar biasa yang akan menimpa saya hari itu.

Saya ada di daerah Buaran, Bekasi, dekat dengan kota Legenda. Saat itu pukul 16.00, dan peristiwanya terjadi begitu cepat. Saya dirampok, dua peluru ditembakkan dari belakang oleh para perampok.

Saya jatuh tak berdaya, dengan tubuh bersimbah darah. Satu hal yang saya pikirkan saat itu adalah sebentar lagi saya akan mati. Saya menjadi sangat takut akan kematian, teringat anak saya yang masih kecil, yang baru berusia 9 bulan. Kalau saya mati, siapa yang akan mengurusnya? Bagaimana nanti dengan keluarga saya?

Saat itu, saya langsung berseru berdoa, "Darah Tuhan Yesus, tutup bungkus saya!" Read more... about Nyawa Cadangan

World Trade Center

Nama saya SJ, dahulu setiap harinya saya bekerja di menara utara WTC New York, atau juga disebut Tower 1, pada lantai 81. Sedangkan istri saya bekerja di Tower 2, atau menara selatan, pada lantai 71. Setelah tiba di kantor pagi itu, saya mengirim renungan pada seorang teman. Pada pukul 08.45, setelah saya selesai mengirim beberapa dokumen melalui faks dan kemudian kembali ke meja kerja saya, tiba-tiba terdengar ledakan sangat dahsyat yang mengagetkan semua orang di tempat itu. Material dari atap berjatuhan dan seluruh peralatan kantor berhamburan. Saat itu saya tidak mengetahui kalau ada sebuah pesawat yang menabrak gedung saya yang hanya berbeda dua lantai. Yang saya ketahui hanyalah api mulai muncul di mana-mana. Yang selamat berusaha tetap tenang dan menuju ke tangga darurat. Read more... about World Trade Center

Pages

Tinggalkan Komentar