Skip to main content

Madame Jeanne Guyon

Submitted by admin on

Madame Jeanne Guyon dilahirkan sebagai anak yang cantik. Ia tinggal dalam keluarga Perancis yang berada. Pada umur sepuluh tahun, ia menemukan sebuah Alkitab dan menghabiskan seluruh hari-harinya untuk membacanya. Ia sering berdoa walaupun keluarganya menentangnya.

VIRGIN ISLANDS: LEONARD DOBER

Submitted by admin on

Leonard Dober bertanya-tanya apakah Yesus berpikir bahwa salibnya terlalu berat; kemudian dia teringat bagian akhir doa Yesus di taman, "Bukan kehendak-Ku, tapi kehendak-Mu, Bapa." Tugas Leonard sepertinya tidak mungkin untuk dilakukan, tapi dia sedang melakukan kehendak Allah, bukan kehendaknya.

Tiongkok: Pendeta Li Dexian

Submitted by admin on

"Aku akan berkhotbah hingga aku mati."

Pendeta Li Dexian baru beberapa menit berkhotbah ketika petugas Biro Keamanan Masyarakat masuk ke dalam rumah. Mereka menyeret Pendeta Li keluar dan memukulinya. Hal yang sama dilakukan pula kepada orang-orang lain dalam jemaat itu.

Tiongkok: Anak Perempuan Muda

Submitted by admin on

"Aku ingin menceritakan tentang karunia yang luar biasa," kata seorang ayah dari Tiongkok kepada anak perempuannya yang cantik dan berambut hitam itu. Anak itu tersenyum penuh rasa ingin tahu. Dia senang sekali ketika ayahnya mengajarkannya tentang Allah. Pria ini mengasihi Kristus, dan semua orang yang mengenalnya tersentuh oleh kebaikan dan belas kasihnya.

Amerika: Richard dan Sabina Wurmbrand

Submitted by admin on

Pada suatu malam di musim gugur yang indah tahun 1967, seorang pria dan wanita duduk di depan mesin ketik kuno di atas meja dapur yang kecil dalam rumah baru mereka -- Amerika Serikat. Tidak lama sebelumnya, Pendeta Richard Wurmbrand duduk di dalam sel penjara Rumania yang gelap dan dingin karena pekerjaannya di gereja bawah tanah. Istrinya, Sabina, dijatuhi hukuman kerja paksa di sebuah kamp penjara.

Rusia: Nikolai Khamara

Submitted by admin on

Nikolai Khamara ditahan karena merampok dan dipenjarakan selama sepuluh tahun. Khamara mengamati orang-orang Kristen dan heran, makhluk macam apakah mereka. Mereka manusia juga, namun mereka menunjukkan sukacita di saat mereka seharusnya bersedih dan mereka menaikkan pujian sekalipun menghadapi kesusahan. Saat mereka mendapat sepotong roti, mereka membagikannya dengan orang yang tidak memperolehnya. Wajah mereka tampak bersinar saat mereka berbicara kepada "seseorang" yang tidak dapat dilihat oleh Khamara.