Pertobatan Seorang Preman Berhati Bengis

Oleh: Yans
Di sebuah gereja di Munich itulah saya melihatnya, seorang pria gemuk berkepala botak yang mengenakan mantel abu-abu sambil mencengkeram topi berwarna cokelat dengan kedua tangannya. Orang-orang sedang berjalan keluar dari ruang bawah tanah tempat saya berkhotbah hari itu. Saat itu pada 1947, dan saya datang dari Belanda ke Jerman, yang kala itu telah kalah perang, dengan pesan bahwa Allah mengampuni mereka.