Keajaiban Jasmaniah

Mengharapkan Seorang Anak

Masa-masa awal pernikahan adalah masa-masa bahagia bagi kami. Tuhan telah memberikan saya WG, seorang istri yang terbaik bagi saya. Kami menikah tahun 1985 di catatan sipil karena orang tua menolak mengadakan upacara pemberkatan di gereja. Mereka menginginkan kami menikah secara adat leluhur yang secara tegas kami tolak. Saat usia pernikahan telah menginjak tahun yang ketiga, kami menjadi lebih sering merasa kesepian. Kami merasa masih ada sesuatu yang kurang di dalam kebahagiaan berumah tangga kami: seorang anak. Banyak dokter spesialis telah kami kunjungi; berbagai obat, terapi, serta bermacam tes dengan biaya yang tidak sedikit telah kami lakukan namun tak satu pun yang dapat membantu istri saya hamil. Read more... about Mengharapkan Seorang Anak

Melewati Lembah Kematian

Perkenalkan nama saya DM. Saya adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Saya dibesarkan oleh orang tua saya dengan perhatian yang sangat berlebihan karena sebelum kelahiran adik terkecil, saya satu-satunya anak lelaki dalam keluarga saya. Tetapi setelah ibu saya melahirkan anak yang ketujuh, yang ternyata adalah seorang laki-laki, maka perhatian berlebih yang selama ini diberikan kepada saya terbagi juga pada adik saya. Mungkin, hal inilah yang menyebabkan saya selalu berbuat sesuatu untuk menarik perhatian orang tua, agar mereka memerhatikan saya seperti semula. Namun sayang, perbuatan-perbuatan yang saya lakukan sejak masa kecil hingga dewasa adalah perbuatan yang negatif dan saya suka membuat onar. Merasa diperlakukan secara berbeda oleh orang tua, saya memutuskan meninggalkan kampung halaman dan hidup sendiri tanpa bantuan orang tua. Read more... about Melewati Lembah Kematian

Rumania: Sabina Wurmbrand

Seorang dokter Yahudi yang masih muda tampak sedih. Pada suatu malam, Sabina Wurmbrand mencoba menghiburnya: "Allah berjanji kepada Abraham bahwa bangsa Yahudi akan memiliki masa depan yang gemilang. Mereka akan menjadi seperti pasir di pantai dan bintang di langit.

Sang dokter menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan ia berkata, "Seperti pasir di pantai, kita diinjak-injak di telapak kaki Partai Komunis. Jangan sebut-sebut Tuhan lagi di depanku."

Beberapa hari kemudian Sabina jatuh sakit. Ketika dia terbaring hampir mati di rumah sakit penjara, direktur penjara mendekatinya. Dia berkata: "Kami orang komunis memiliki rumah sakit dan obat-obatan, dan kami lebih kuat dari Tuhanmu. Di rumah sakit ini, kamu tidak boleh menyebut nama Tuhan." Sabina adalah satu-satunya orang yang berani berbicara mengenai Tuhan. Para wanita yang lain senang karena seseorang berani melawan direktur penjara. Read more... about Rumania: Sabina Wurmbrand

Tuhan Yesus Menjadikan Hidupku Berarti

Saya berasal dari keluarga berlatar belakang lain yang sangat fanatik. Pada usia 22 tahun saya mengalami kekecewaan yang sangat berat yang membuat saya berputus asa. Namun, puji Tuhan, pada tahun 1976, saya diajak teman ke gereja dan di situlah saya mengenal Tuhan Yesus. Beberapa waktu kemudian saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Sungguh luar biasa, Tuhan Yesus menjadikan hidup saya berarti dan Ia memulihkan saya dari keputusasaan hidup. Saya mengalami keindahan hidup yang tidak saya temukan sebelumnya di dalam keyakinan saya yang lama. Di dalam Tuhan Yesus, saya memiliki kepastian keselamatan sebagaimana yang dijanjikan firman-Nya. Read more... about Tuhan Yesus Menjadikan Hidupku Berarti

Arab Saudi: Gembala Wally

"Tuhan, sesuatu bisa terjadi di sini malam ini," doa Wally, seorang gembala jemaat. "Tapi tolong, jangan izinkan mereka mengambil nyawa saya."

Pada saat pemukulan itu terus berlangsung, Wally terus berdoa untuk orang-orang Saudi yang menganiaya dirinya. Di tengah doanya, ia teringat pada ayat yang mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus.

"Terima kasih karena saya diizinkan menjadi bait-Mu," doa Wally. "Saya percaya Engkau tidak menghendaki sebuah bait dianiaya dan dihancurkan musuh, Tuhan. Engkau menghendaki sebuah bait dimuliakan dan dipenuhi dengan kemegahan-Mu. Saya mengklaim pemulihan sepenuhnya atas tubuh saya. Tidak peduli apa pun yang dilakukan oleh para penganiaya ini, saya berdoa supaya Engkau lebih dimuliakan pada saat saya benar-benar disembuhkan. Orang-orang tidak akan melihat bekas-bekas perbuatan para penganiaya ini pada tubuh saya." Read more... about Arab Saudi: Gembala Wally

Ajaib, Dua Belas Pasang Iga Patah dapat Bertaut Kembali!

Pukul 05.15 WIB, 6 November 1999, saya (Yeyen), suami saya (Achin), dan anak bungsu kami (Vincent), hendak ke Gambir. Waktu itu kami berencana bertemu ibu saya di Bandung sebab ia sakit kanker payudara dan akan dibawa ke sinshe. Baru saja kami keluar dari gang, tepatnya di jalan arteri Palmerah, Jakarta Barat, sebuah mobil boks dari arah belakang tiba-tiba menyambar tubuh saya. Saya pun terjatuh ke arah trotoar dan kaki saya terlindas ban mobil.

"Minggir!" saya berteriak mencoba mengingatkan suami saya yang berjalan di depan. Namun karena kurang cepat bergerak, bress...! mobil yang sama menghantam muka suami saya sampai dia terjatuh. Sungguh mengerikan, suami saya jatuh ke arah jalan sehingga badannya masuk di bawah kolong mobil dan, kress...!, ban belakang mobil itu menggilas tubuhnya. Saya melihat dengan mata kepala sendiri ketika ban mobil itu menggilas dadanya dan menyeretnya sejauh kurang lebih 1 meter. Melihat kondisinya yang sangat parah, membuat saya lupa pada sakit saya sendiri. Spontan saya berteriak, "Tuhan Yesus, tolong! Tuhan Yesus, tolong!" Read more... about Ajaib, Dua Belas Pasang Iga Patah dapat Bertaut Kembali!

Percaya dan Lakukan

Tanggal 20 November 2000, kira-kira pukul 13.00 WIB, saya sedang membuat bakpau. Saya harus memakai tenaga yang kuat untuk membuat adonannya, tetapi saya takut mengganggu tetangga yang tinggal di bawah apartemen tempat saya tinggal. Jadi, saya berniat membanting adonan itu hanya satu kali saja. Tetapi tiba-tiba saya merasa sepertinya kepala saya mau pecah, dan saya sangat terkejut karena ketika hendak mengambil kantong plastik dengan tangan kiri, ternyata tangan kiri saya tidak dapat digerakkan. Saat itu saya masih dalam posisi berdiri. Read more... about Percaya dan Lakukan

Aku Penderita Kanker

"Anak-anak, pada waktu kamu jalan pulang ke rumah, hendaklah menaati peraturan lalu lintas, agar selamat sampai di rumah." Demikianlah pesan dari kepala sekolah menjelang murid-murid pulang sekolah. Usai kepala sekolah memberi pesan, murid-murid bergegas meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah. Ada sebagian murid dijemput oleh orang tuanya, ada yang dijemput oleh pelayan, ada yang pulang sendiri. Sekolah yang semula ramai dengan murid-murid sekarang menjadi sepi. Di sekolah yang cukup besar itu, sekarang hanya tertinggal aku seorang diri. Bukannya aku tidak bisa pulang tanpa dijemput, tapi aku merasa enggan untuk pulang karena di rumah pasti aku akan mendengar suara pertengkaran yang tak putus-putusnya dari kedua orang tuaku. Waktu terus berjalan, matahari mulai condong ke barat, langit sudah mulai gelap. Read more... about Aku Penderita Kanker

Ketika Amuk Massa Nyaris Merenggut Nyawa Saya

Meski sudah tamat D-3 Teknik Infomatika Akademi Komputer Bandung 1997, namun hingga Juni 2000, pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi saya belum juga saya dapatkan. Setelah tamat, saya sempat pulang ke kampung halaman di Tanah Karo selama kurang lebih enam bulan. Tapi karena hasrat untuk mendapat pekerjaan yang layak cukup kuat, saya pun balik ke Jakarta dan tinggal di rumah kakak. Di tempat kakak ini saya terus berusaha untuk mencari peluang kerja dengan cara mengirimkan surat lamaran ke berbagai instansi. Sementara menunggu panggilan, saya membantu kakak mengelilingkan berbagai minuman ringan yang diageni kakak saya, seperti teh botol, aqua, dan lain-lain ke kios-kios langganan. Read more... about Ketika Amuk Massa Nyaris Merenggut Nyawa Saya

Pages

Tinggalkan Komentar