Natal

Lagu Kesukaan Bagi Dunia

Dari tahun 1712 sampai dengan tahun 1748, kota London adalah tempat kediaman dua orang pria yang terkenal semasa hidupnya, dan yang masih tetap terkenal sampai sekarang. Mereka adalah Isaac Watts dan George F. Handel. Kedua orang itu hidup melajang. Dalam Westminster Abbey, yaitu gereja kenegaraan di Britania Raya, terdapat ukiran yang mengingatkan orang-orang akan mereka. Read more... about Lagu Kesukaan Bagi Dunia

Kategori: 

Apa yang Didapat di Hari Natal?

Beberapa saat sebelum membuat tulisan ini aku mengirimkan SMS ke abangku yang tinggal di tanah kelahiranku. Aku bertanya padanya, apakah tradisi khusus perayaan Natal di kota pesisir itu masih ada? Lalu ia menjawab, "Tradisi perayaan Natal seperti itu sudah tidak ada lagi. Kami pergi ke gereja pukul 17.00 WIB, dan pulang larut malam, pada saat itu, kota telah sepi." Wah ... aku kaget mendengar jawaban itu! Jauh dalam lubuk hatiku muncul rasa kehilangan sesuatu. Apa yang terjadi dengan kota kelahiranku? Apakah di kota itu, Natal tidak lagi menjadi momen penting yang harus diperingati? Read more... about Apa yang Didapat di Hari Natal?

Kategori: 

Natal -- Waktu Untuk Beribadah

Setiap tahun menjelang liburan Natal, pelukis-pelukis di kota kami membuat gambar suasana Natal pada jendela-jendela toko. Saya dan suami saya baru saja mengamat-amati dari dalam toko kami sewaktu seorang wanita muda mulai melukis jendela toko kami.

Mula-mula, di satu sudut jendela, ia melukis sebuah bintang. Lalu di sudut yang lain ia menggambar seekor domba putih, dan sedikit demi sedikit dengan rasa ingin tahu yang semakin besar, kami mulai melihat sketsa seorang manusia. Akhirnya pelukis itu mengajak kami pergi ke luar melihat lukisan yang sudah selesai: Hari Natal pertama. Ia menggambar Maria, dan bayi Yesus tidur di pangkuannya. Lukisan itu memang bukan karya seni yang besar, tetapi lukisan itu menggambarkan kasih yang begitu tulus yang menyentuh hati saya. Read more... about Natal -- Waktu Untuk Beribadah

Kategori: 

Paman Max yang Kikir

Ketika berusia sebelas tahun saya merasa Paman Max (dilafalkan "Mox" di keluarga kami) adalah orang teraneh yang pernah ada. Max Maegdefessel menikah dengan Bibi Gustie sejak zaman dahulu kala dan ia bukanlah paman favorit saya. Mungkin penyebabnya adalah karena karena foto dirinya sebagai tentara Prusia yang dipajang di rumah mereka. Dengan kumis, jenggot, rambut abu-abunya yang terpotong cepak, ia terlihat seperti seorang pemimpin tentara musuh yang memimpin tentaranya untuk menghancurkan lawan dalam peperangan. Atau, mungkin karena saya terlalu sering dipaksa menonton Gesangverein karya Richard Wagner, yang beberapa pemainnya sangat mirip dengan Paman Max. Mereka berdiri bersama di panggung sambil menyemprotkan ludah, meneriakkan lagu-lagu yang terdengar sangat bodoh di telinga saya. Read more... about Paman Max yang Kikir

Kategori: 

O Little Town Of Bethlehem

Phillips Brooks adalah seorang hamba Tuhan Episkopalian pada abad XIX. Pada tahun 1865, ia mengadakan perjalanan dari Eropa menuju Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Bethlehem inilah sebuah inspirasi tercetus lewat seuntai pujian Natal yang terkenal, yang ia tulis 3 tahun kemudian sekembalinya ia ke Amerika Serikat.

Tahun ini (1997, Red) menandakan ulang tahun ke-125 penulisan lagu "O Little Town of Bethlehem" dan sekaligus mengingat wafatnya Phillips Brooks. Phillips Brooks tumbuh dalam keluarga yang menyenangi musik. Sejak kecil, ia sudah sering mendengar nyanyian dan senandung lagu rohani. Bahkan, setiap Minggu malam, pada saat diadakan kebaktian keluarga, ia diharuskan menghafalkan lagu-lagu yang pernah dipelajari selama di gereja. Setelah lulus dari Boston Latin School, Brooks melanjutkan studinya ke Harvard University dan kemudian masuk seminari di Alexandria, Virginia, dan ditahbiskan menjadi hamba Tuhan pada tahun 1858. Read more... about O Little Town Of Bethlehem

Kategori: 

Tak Ada Natal Keluarga

Aku dibesarkan di tengah keluarga "Bhinneka Tunggal Ika". Orang tuaku adalah orang Jawa yang berpandangan bahwa agama adalah "ageming aji" (baju kehormatan diri). Mereka membebaskan anak-anak memilih agamanya masing-masing. Aku sendiri mengenal kekristenan, sederhana saja, karena diajak tetangga sebelah pergi ke sekolah minggu. Syukurlah, sejauh ini perbedaan agama itu tak pernah menjadi sumber konflik dalam hubungan persaudaraan kami. Ibuku pernah berkomentar dengan bangga, "Kami di sini Pancasila, kok. Ada Al- Quran, ada Injil, ada Tripitaka. Mau apa saja, silakan!" Read more... about Tak Ada Natal Keluarga

Kategori: 

Rahasia Marty

Saya tumbuh dalam keyakinan bahwa Natal adalah saat ketika hal-hal yang aneh dan menyenangkan terjadi. Orang-orang bijak datang sambil membawa persembahan yang banyak, binatang-binatang dalam kandang berbincang-bincang pada tengah malam, dan bintang Tuhan yang megah memancar kepada kita bagaikan seorang bayi. Bagi saya, Natal merupakan momen yang penuh pesona. Hal itu pulalah yang saya rasakan ketika anak saya, Marty, berusia 8 tahun.

Pada saat itu, saya dan anak-anak pindah ke sebuah trailer (rumah mobil) pada sebuah hutan di luar Redmond, Washington. Liburan semakin dekat dan semangat kami begitu menggebu-gebu. Tidak ada sesuatu yang dapat mengganggu suasana hati kami, sekalipun hujan pada musim dingin menyiram rumah kami dan membuat lantai menjadi berlumpur. Read more... about Rahasia Marty

Kategori: 

Kepekaan Lewat Sepotong Roti

Malam ini adalah malam Natal. Seisi rumah mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu sejak pagi tadi. Begitu juga dengan aku. Sesudah misa malam Natal, biasanya kami sekeluarga berkumpul untuk saling mengucapkan selamat Natal dan makan malam bersama.

Siang ini aku berencana untuk membeli dua loyang kue kesukaan keluarga kami. Satu untuk keluarga orang tuaku dan satu lagi untuk keluarga suamiku. Read more... about Kepekaan Lewat Sepotong Roti

Kategori: 

"The Last Waltz"

Namaku Lily, kami tinggal di sebuah kota kecil di Manado. Sejak muda, ibuku senang sekali menari. Untuk itu, saat pernikahannya, Ayah meminta agar tarian terakhir ibu dipersembahkan untuknya. Maka dari itu, lagu pertama pada saat ibu menari adalah "The Last Waltz" dari Engelbert Humperdinck. Dan rupanya ini benar-benar menjadi kenyataan, karena beberapa bulan kemudian pada saat melahirkan aku, ibu meninggal dunia. Read more... about "The Last Waltz"

Kategori: 

Semua Kebagian

Beberapa tahun lalu, nenek saya menceritakan sebuah kisah tentang masa lalunya yang selalu saya ingat ketika hendak memberikan hadiah, terutama saat Natal. Saya ingat duduk di pangkuannya saat mata kecil dan gelap Sue Belle Johnson, nenek saya, menjelaskan betapa tak lama setelah pergantian abad, di tempat-tempat yang jauh dan terpencil di seluruh Amerika Serikat dan segala penjuru dunia, para misionaris dan keluarganya harus bekerja keras, terpisah dari keluarga, dan terisolasi dalam usaha mereka memberitakan Injil kepada orang-orang yang mungkin sebagian besar dari kita tidak akan pernah tahu atau lihat. Read more... about Semua Kebagian

Kategori: 

Pages

Tinggalkan Komentar