Kesaksian dari Buku

Lebih Banyak Kasih Bagi-Mu

Selama bertahun-tahun, Pendeta Kim dan 27 orang yang digembalakannya di Korea hidup dalam lorong-lorong bawah tanah yang digali dengan tangan mereka sendiri. Ketika orang Komunis sedang membangun jalan, mereka menemukan orang-orang Kristen yang hidup di bawah tanah tersebut.

Para petugas membawa mereka keluar di hadapan 30.000 orang di desa Gok San untuk disidang di hadapan publik dan dieksekusi. Para petugas tersebut berkata, "Sangkallah Kristus, atau kalian akan mati." Tetapi orang-orang Kristen tersebut menolak perintah itu. Read more... about Lebih Banyak Kasih Bagi-Mu

Kategori: 

Kami Menawan Keponakan Anda

"Kami menawan keponakan Anda," kata surat tulisan tangan itu. "Jika kalian menyerah kepada kami, kami akan mengembalikan anak laki-laki ini kepada orang tuanya." MT menatap pesan yang berasal dari pemimpin dari Tentara Rakyat Baru (TRB) -- angkatan bersenjata Partai Komunis di Filipina. Orang-orang di berbagai wilayah di Filipina telah diancam dan dianiaya selama bertahun-tahun oleh kelompok teroris ini. Read more... about Kami Menawan Keponakan Anda

Kategori: 

Banjir Melanda Sentani

"Hujan turun dan ketinggian air banjir terus naik." Naik. Dan terus naik!

Pada hari Rabu, 7 Maret 2007, staf MAF di Sentani, Papua, Indonesia, terbangun pada pukul 01:00 dini hari dan menemukan markas MAF sedang dilanda banjir. Hujan badai yang dahsyat telah mencurahkan air hujan setinggi empat belas inci hanya dalam beberapa jam, dan menyebabkan tanah longsor serta banyak kerusakan lain di kota. Read more... about Banjir Melanda Sentani

Kategori: 

Wanita Berhati Mulia

Takut akan Tuhan

Meski ia berasal dari sebuah kelompok masyarakat yang paling rendah, Esther (28) memiliki rasa percaya diri yang besar karena ia tahu bahwa Tuhan mengasihinya. Ia telah menjadi pengikut Kristus sejak masih kecil. Ketika berusia delapan belas tahun, ia mengikuti pelatihan bagi hamba-hamba Tuhan dan terus bertumbuh dalam iman. Meski ia tidak bisa menyelesaikan sekolah menengah, Tuhan memakainya untuk melayani keluarga, gereja, dan masyarakat. Ia dan suaminya melayani di sebuah gereja rumah. Read more... about Wanita Berhati Mulia

Kategori: 

KALUMPANG Kami Menerjemahkan agar Mereka Mengerti

Layaknya bayi yang sedang belajar berjalan, ia tak akan langsung dapat berjalan dengan lancar tanpa terlebih dahulu belajar untuk berdiri. Demikian halnya dengan proses penerjemahan yang saya, SS, lakukan bersama tim penerjemah di Kalumpang. Banyak tahap yang harus kami lakukan sebelum akhirnya terjemahan kami sampai di tangan masyarakat Kalumpang. Read more... about KALUMPANG Kami Menerjemahkan agar Mereka Mengerti

Kategori: 

Blandina (Abad II)

Selama kekaisaran Roma diperintah oleh Markus Aurelius (161-170 SM), penganiayaan menyebar di beberapa kota di kekaisaran tersebut. Orang-orang Kristen di Galia (sekarang Perancis) menyimpan catatan tentang orang-orang percaya yang menjadi saksi iman.

Blandina adalah salah seorang di antaranya. Blandina adalah seorang pelayan rendahan yang ditangkap dan disiksa. Prajurit Romawi memaksa Blandina menyangkal imannya. Tetapi ia "dipenuhi kekuatan" yang membuat para penyiksanya kelelahan dan menyerah. Mereka sangat heran melihat Blandina masih dapat bernafas. Ia menjadi makin kuat saat ia menyatakan imannya. Ia berkata, "Saya orang Kristen. Kami tidak melakukan sesuatu yang membuat kami perlu merasa malu." Read more... about Blandina (Abad II)

Kategori: 

Ditolong Orang Gila

Gambar: KISAH_ditolong_orang.

Nama saya NN dan cerita saya bermula di tahun 1970. Suatu hari saya sedang berjalan di sebuah daerah bernama Bojongloa, Bandung, ketika saya bertemu dengan seorang laki-laki kusam dengan pakaian compang-camping dan kelihatan tidak waras. Ia mendekati saya dan memberikan sebuah buku. Dengan kebingungan saya menerima buku itu dan membawanya pulang karena sayang untuk membuangnya. Sampai di rumah saya coba membukanya lembar demi lembar. Saya terkejut karena ternyata buku itu adalah kitab Injil, kitab suci orang Kristen. Saya kemudian menjadi tertarik mempelajarinya dan menyisihkan waktu untuk membacanya setiap pulang dari mengajar.

Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya jika melalui buku tersebut saya akan meninggalkan keyakinan lama saya. Maksud saya membaca kitab tersebut hanyalah untuk menambah wawasan, tidak ada maksud lain. Bagi orang yang berlatar belakang seperti saya, mengubah kepercayaan tidak mungkin untuk dilakukan.

Saya lahir dan dibesarkan di sebuah desa di Tasikmalaya. Sejak kecil saya mempelajari dan mendalami ilmu pelet, santet, dan ilmu kebal. Saya pun harus tekun menjalani semua kewajiban agama karena ilmu-ilmu itu hanya berfungsi bila saya rajin menjalani ibadah agama. Saya menjadi orang yang disegani dan mudah bagi untuk mencari uang karena saya memiliki ilmu-ilmu itu. Jadi, bisa dibilang saya orang sakti yang juga sangat taat menjalankan ibadah.

Perjalanan hidup di dalam Yesus sungguh mendatangkan sukacita luar biasa
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Suatu hari saya menderita sakit. Ada batu yang menyumbat saluran empedu saya sehingga saya harus dirawat di rumah sakit. Dokter memutuskan untuk menjalankan operasi untuk mengobati penyakit tersebut. Saat di rumah sakit, datang serombongan tamu untuk membesuk pasien yang di sebelah saya. Saya melihat mereka mendoakan pasien itu. Saya terkejut karena setelah mendoakan pasien di sebelah saya, mereka kemudian datang ke tempat saya dan minta izin untuk mendoakan saya. Walaupun agak berat, saya mengizinkannya juga. Saat mereka sedang berdoa, saya sangat terharu sampai meneteskan air mata karena melihat dan merasakan ketulusan hari mereka.

Saya teringat akan kerabat saya yang kalau membesuk hanya sekadar membawa makanan atau buah-buahan, tapi tidak membawa harapan akan kesembuhan. Peristiwa itu membuat saya membaca lagi Injil untuk mendalaminya, mencoba menemukan rahasia dari harapan, damai sejahtera, dan sukacita yang timbul saat mereka mendoakan saya. Operasi pun selesai, namun masih ada kemungkinan saya harus dioperasi lagi pada kemudian hari karena masih ada batu yang tertinggal di dalam saluran empedu saya. Untuk memastikan hal tersebut maka saya harus menjalani pemeriksaan USG. Saya pun dilanda kebingungan dan kekhawatiran. Satu kali operasi sudah cukup menyakitkan. Saya menjadi takut mungkin tidak bisa melewati operasi kedua dengan selamat. Tanpa sengaja, saya menjerit kepada Yesus yang saya baca di Injil, "Jikalau Engkau ada, Tuhan yang hidup, dan tidak ada perkara yang mustahil bagi-Mu, maka sembuhkanlah saya, singkirkan batu itu dari saluran empedu saya".

Setelah menjalani tes USG, dengan tegang saya menanti hasilnya. Dokter menyatakan bahwa batu itu sudah tidak ada di dalam empedu saya! Sebuah mukjizat! Hari itu juga saya diperbolehkan pulang. Malam itu saya berdoa kepada Yesus memanjatkan terima kasih dan berjanji bahwa besok saya akan mencari gereja dan beribadah di sana. Keesokan harinya, saat hari masih subuh, saya membungkus kitab Injil yang saya dapat dari orang gila tersebut dengan koran. Tanpa sepengetahuan keluarga, saya keluar rumah pergi mencari gereja. Beberapa bulan saya pergi ke gereja tanpa diketahui keluarga. Namun, akhirnya aktivitas saya ke gereja tercium oleh keluarga. Sebuah risiko yang saya takutkan selama ini terjadi. Saya diusir dari keluarga dan menjadi anak jalanan, namun tetap memegang teguh iman kepada Yesus apa pun yang terjadi.

Selama 8 bulan saya menjadi anak jalanan dan saya bertemu dengan seorang kawan lama ketika di kampung dulu. Dia mengatakan bahwa ia telah percaya kepada Yesus. Saya juga menceritakan bahwa beberapa bulan yang lalu saya sudah memutuskan untuk percaya kepada Yesus. Kami berdua kaget akan kebetulan yang luar biasa ini dan berpelukan dengan keharuan yang mendalam akan kasih Kristus. Sejak hari itu saya memunyai teman berdiskusi dan melalui pamannya saya mendapatkan pekerjaan hingga saya bisa menyewa sebuah kamar berukuran kecil untuk berteduh. Pada 1985 saya kembali ke desa P, orang tua saya bertanya apakah benar saya sudah beralih kepercayaan. Selama ini mereka mendengarnya dari orang-orang dan hari ini mereka ingin mendengar langsung dari mulut saya sendiri. Saya menjawab bahwa saya tidak berpindah agama, melainkan saya hanya percaya kepada Yesus. Bagi mereka percaya kepada Yesus adalah suatu perbuatan yang sangat menjijikkan.

Ayah saya sangat kecewa dan marah, hingga ia menggelepar-gelepar seperti seorang yang kerasukan, sambil berteriak-teriak mengatakan saya sudah menjadi orang kafir. Saya diusir dari rumah itu. Sore harinya saya dipanggil. Kali ini oleh keluarga mertua saya, katanya mereka ingin bertemu. Seorang saudara menjemput dan saya mengikutinya. Namun anehnya, bukannya membawa saya ke rumah mertua, melainkan saya dibawa ke pinggir sebuah sungai yang besar. Sesampai di sana, saudara saya itu bertanya, apakah saya mau kembali lagi pada kepercayaan yang lama, dan meninggalkan kepercayaan saya sekarang. Saya menjawab bahwa saat ini saya telah menjadi seorang benar dan itu adalah hak saya untuk memutuskannya. Jawaban saya membuat mereka menjadi sangat marah. Ia mencabut golok dan mengatakan, jika demikian saya harus dibunuh. Begitu melihat golok yang siap dihujamkan ke tubuh saya, maka saya segera lari menghindar. Puji Tuhan saya dilindungi oleh-Nya. Saya bisa terluput dari usaha pembunuhan itu, saya diberikan tempat persembunyian yang membuat mereka tidak bisa melihat saya.

Kemudian saya kembali untuk membawa istri saya bersama saya, tapi mertua saya tidak mengizinkannya. Namun, istri saya bersikeras untuk pergi dan tinggal bersama dengan saya. Melihat usaha yang sia-sia menahan kepergian istri saya, ibunya berusaha gantung diri. Tetapi baru saja tergantung terayun-ayun, ada orang yang mencegah serta menolongnya, sehingga ibu selamat. Kejadian itu kemudian dibawa ke pihak yang berwajib. Di sana saya membuat perjanjian, bahwa jika saya dengan sengaja membawa istri saya menjadi pengikut Kristus, maka saya mau diadili. Di kemudian hari karena melihat perubahan yang terjadi pada diri saya, istri saya akhirnya menjadi percaya kepada Yesus dengan sukarela tanpa paksaan dari saya. Tuhan Yesus selalu membela kami dalam menghadapi tekanan dan masalah. Damai sejahtera melingkupi hari kami dan pengharapan kami akan masa depan menjadi pasti di tangan Yesus, sekalipun perjuangan hidup sangat berat. Bahkan untuk membiayai keluarga, saya harus menjadi penggali pasir, sehingga banyak orang yang mengolok-olok dan menghina saya, namun iman saya tidak goyah.

Pada tahun 1987, Tuhan mulai mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga kami. Saya menjadi pekerja sol sepatu di daerah Bojongloa. Tahun 1994 ada seorang wartawan datang mewawancarai saya akan keputusan saya mengikuti Yesus. Setelah wawancara dan perbincangan itu, ia kemudian memutuskan untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Puji Tuhan, Dia sungguh ajaib, dapat menjamah siapa saja yang mau membuka hari untuk-Nya. Tahun 1996, saya mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan. Pada waktu luang, kami melakukan pelayanan ke desa-desa di Jawa Barat. Sejak saat itu, Tuhan Yesus mulai mengangkat saya sesuai dengan janji-Nya, bahwa Tuhan tidak akan pernah mempermalukan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Saya berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer jauhnya untuk pelayanan, namun tetap bersukacita bekerja di ladang Tuhan.

Pada suatu hari, seseorang menelepon menyuruh saya datang ke rumahnya bersama istri. Setelah kami sampai, orang itu menyerahkan sebuah STNK, BPKB, dan sebuah sepeda motor kepada kami. Saat itu saya sangat terharu bahwa Tuhan telah menjawab doa kami. Sampai saat ini, saya tidak mengetahui siapa orang yang memberikan motor itu. Ibu mertua yang dulu pernah mau gantung diri karena putrinya mengikuti suami yang percaya Yesus, justru menjadi orang pertama yang mengikut jejak kami menjadi pengikut Kristus. Beliau dibaptis pada tahun 1994. Walaupun dari pihak keluarga saya sendiri belum ada yang percaya, namun kalau dulu mereka begitu membenci saya, sekarang komunikasi kami berjalan baik. Perjalanan hidup di dalam Yesus sungguh mendatangkan sukacita luar biasa dalam kehidupan saya.

Download Audio

Diambil dari:
Judul majalah : SUARA, Edisi 76, Tahun 2004
Penulis : KM
Penerbit : Communication Department Full Gospel Business Men's Fellowship International - Indonesia
Halaman : 5 -- 9

Nama saya NN dan cerita saya bermula di tahun 1970. Suatu hari saya sedang berjalan di sebuah daerah bernama Bojongloa, Bandung, ketika saya bertemu dengan seorang laki-laki kusam dengan pakaian compang-camping dan kelihatan tidak waras. Ia mendekati saya dan memberikan sebuah buku. Dengan kebingungan saya menerima buku itu dan membawanya pulang karena sayang untuk membuangnya. Sampai di rumah saya coba membukanya lembar demi lembar. Saya terkejut karena ternyata buku itu adalah kitab Injil, kitab suci orang Kristen. Saya kemudian menjadi tertarik mempelajarinya dan menyisihkan waktu untuk membacanya setiap pulang dari mengajar. Read more... about Ditolong Orang Gila

Kategori: 

World Harvest

Jalan Menuju Kebenaran (A Road To Hope)

Seperti yang kita semua ketahui, tahun 2005 lalu diawali dengan luka yang mendalam bagi jutaan manusia di seluruh dunia akibat tragedi tsunami. Kenyataannya, sampai saat ini masih banyak sekali warga Aceh yang hidup dalam trauma dan depresi. Read more... about World Harvest

Kategori: 

Utusan Jangka Panjang

Utusan jangka panjang kita di Kamboja, Pak H, akan kembali ke ladang utusan pada tanggal 2 Mei 2005 bulan depan bersama dua orang utusan jangka pendek kita, yaitu Sdr. H dan R. Sementara itu, Ibu S kembali ke Kamboja langsung dari Australia setelah menyelesaikan kursus pengajar bahasa Inggris bersertifikat Internasional, sekaligus menengok anaknya, S, yang sedang belajar di sana. Read more... about Utusan Jangka Panjang

Kategori: 

Inggris: John Lambert

"Mana yang kamu pilih, hidup atau mati? Apa jawabmu?"

Si penanya itu adalah Henry VIII, raja Inggris, yang memiliki kekuasaan tak terbatas di negeri itu. Si "penjahat" yang berdiri di hadapannya adalah John Lambert, guru bahasa Latin dan Yunani, yang dituduh telah menyesatkan orang.

Sebelumnya, Lambert dengan lantang menyangkal pendetanya karena telah menyampaikan khotbah yang tidak sesuai dengan Alkitab. Lambert dibawa menghadap Uskup Agung Canterbury dan kemudian dibawa menghadap Raja Henry. Dengan mengutip Alkitab dan menjelaskannya dari bahasa aslinya, Lambert menjelaskan kasusnya di hadapan dewan keuskupan, para pengacara, para hakim, dan penonton. Dua pihak saling berargumentasi sehingga Henry menjadi bosan dan memberikan pilihan terakhir kepada Lambert: "Setelah mendengar argumentasi dan pengajaran orang-orang terpelajar di sini, tidakkah kamu puas? Mana yang kamu pilih, hidup atau mati? Apa jawabmu?" Read more... about Inggris: John Lambert

Kategori: 

Melewati Lembah Kematian

Perkenalkan nama saya DM. Saya adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Saya dibesarkan oleh orang tua saya dengan perhatian yang sangat berlebihan karena sebelum kelahiran adik terkecil, saya satu-satunya anak lelaki dalam keluarga saya. Tetapi setelah ibu saya melahirkan anak yang ketujuh, yang ternyata adalah seorang laki-laki, maka perhatian berlebih yang selama ini diberikan kepada saya terbagi juga pada adik saya. Mungkin, hal inilah yang menyebabkan saya selalu berbuat sesuatu untuk menarik perhatian orang tua, agar mereka memerhatikan saya seperti semula. Namun sayang, perbuatan-perbuatan yang saya lakukan sejak masa kecil hingga dewasa adalah perbuatan yang negatif dan saya suka membuat onar. Merasa diperlakukan secara berbeda oleh orang tua, saya memutuskan meninggalkan kampung halaman dan hidup sendiri tanpa bantuan orang tua. Read more... about Melewati Lembah Kematian

Dipanggil Menjadi Hamba-Nya

Nama saya SH dan saya dilahirkan dalam lingkungan non-Kristen. Ayah saya berasal dari Sulawesi Selatan dan ibu saya berasal dari Tapanuli Selatan. Keluarga kami sangat menekankan ajaran agama. Ketika SMP, saya dimasukkan dalam sekolah yang bernuansa religius. Lalu, pada 1992 saya melanjutkan sekolah saya di salah satu universitas yang ada di Sumatera Utara, lalu pada tahun 1996 saya kembali ke Jakarta. Pada 1997, saya bekerja di suatu perusahaan multinasional yang berada di daerah G di Maluku. Read more... about Dipanggil Menjadi Hamba-Nya

Pages

Tinggalkan Komentar